Lunturkah Budaya Luhur Bangsa Indonesia?

Ulasan ini bagi sebagian orang mungkin sangat tidak penting bahkan ini hanyalah sekumpulan kalimat usang. Namun bagi sebagian kalangan sangat berguna menjadi bahan refleksi.

Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa multicultural. Meskipun berbeda dari segi suku, ras, golongan, budaya, bahasa, agama dan perbedaan lainnya, namun bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai luhur yang kuat dan berbeda dengan bangsa lain. Sebagai contoh, bangsa Indonesia dikenal sangat ramah terhadap bangsa lain, menghargai orang yang lebih tua, memberikan sesuatu kepada orang lain dengan tangan kanan atau mengangkat tangan kanan saat dipanggil, menaruh hormat pada orang tua. Ini adalah sebagian nilai-nilai yang diwariskan dari leluhur ke generasi berikutnya dan perlu dilestarikan hingga generasi selanjutnya.

Setiap anak, tentunya diajarkan oleh orang tua maupun keluarga tentang budaya saling menghargai. Salah satu contoh sederhana adalah cara menyebut dan memanggil nama orang lain. Setiap orang tentunya diajarkan menggunakan penyebutan Bapak bagi orang tua laki-laki dan Ibu bagi orang tua perempuan. Demikian juga hal ini berlaku pada orang yang lebih tua biasanya menggunakan Om bagi laki-laki dan Tante bagi perempuan ataupun sebutan kakak bagi keduanya

Masih tetap terngiang ditelinga ajaran orang tua terkait suatu keharusan dalam menyebut nama orang tua, pejabat atau siapapun yan tua dengan menambahkan sebutan (Bapak, Ibu, Om, Tante atau Kakak) untuk menghormati. Jika tidak demikian maka orang tua akan memberikan hukuman yang sangat berat dengan berbagai macam cara pada anak dengan sebuah tujuan agar anak tahu budaya menghormati orang lain.

Ajaran orang tua untuk menyebut nama orang yang lebih tua dengan di dahului oleh sebutan menghormati ternyata bukan saja berlaku dalam keluargaku. Namun berlaku bagi seluruh masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Timur pada umumnya dan secara khususnya Kabupaten Timor Tengah Selatan (Kab. TTS). Hal ini terbukti dalam keseharian, saya tidak pernah mendengar seorang pun menyebut nama orang lain dengan nama saja melainkan menggunakan sebutan menghormati.

Ada yang berubah terkait penyebutan nama orang lain Indonesia di era globalisasi ini, bahkan berubah 1800. Mengapa? Banyak kita temui sekarang, nama orang lain disebut atau bahkan dipanggil dengan namanya saja tanpa menambahkan sebutan menghormati di depan nama. Ironisnya, banyak anak-anak pun ikut-ikutan menyebut ataupun memanggil demikian.

Seringkali dapat kita saksikan banyak meme penghinaan yang dibuat oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dengan gambar orang lain. Secara tidak langsung, hal-hal ini telah menunjukkan kepada dunia bahwa budaya luhur bangsa Indonesia mulai terkikis oleh perkembangan teknologi, pengetahuan, budaya luar dan berbagai hal lainnya dalam kehidupan ini.

Pemikiran ini hanyalah catatan sederhana yang tidak menjadi perhatian bahkan bagi beberapa orang ini hanyalah hal usang. Namun bagi saya, dari hal sederhana ini, nampak bahwa ada kelunturan terhadap nilai budaya luhur bangsa Indonesia. Karena itu, sebuah harapan bersama melalui revolusi mental yang sementara digalakan oleh seluruh komponen bangsa ini dalam seluruh aspek kehidupan manusia dapat berdampak positif bagi generasi emas dalam menyongsong siklus seabad Indonesia.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Sederhana, hobi menulis.