Langkahmu yang Kian Melesat Tolong Jangan Dihentikan

setahun yang lalu kita bertemu secara tidak sengaja, dan tak disangka kita menjalin hubungan yang sangat mendalam di dasar hati. Kau adalah sosok wanita idaman, bukan idaman semua pria di muka bumi, tapi kau adalah sosok wanta idaman seorang pria muslim yang mencari wanita yang tahu menempatkan posisinya sebagai seorang perempuan.

Dalam hal ini aku mengartikanmu sebagai seorang perempuan hebat. Dari sudut padangku yang telah lama menyukaimu aku meyakini bahwa kau bukanlah wanita yang dengan hanya mengandalkan perasaan cinta lalu dapat menyerahkan segalanya demi kepuasan hatimu tanpa perduli degan akibat yang akan kau derita.

Karena itu kau kukatakan hebat, karena tidak semua perempuan mampu menahan diri sepertimu. Atas izin dari Allah yang menciptakan dan mempertemukan kita, izinkan aku untuk memperistrimu suatu hari nanti ketika aku telah benar-benar yakin bahwa aku mampu untuk menghidupimu dan anak-anak kita yang akan lahir nantinya dan menjadi generasi-generasi penerus untuk memperjuangkan keutuhan agama dan negaranya.

Harus kuakui bahwa hari ini langkahmu kian melesat jauh meninggalkan zona nyaman dan mulai mengejar mimpi-mimpi besar yang kau rancang sendiri dan juga mimpi besar yang kita rancang bersama.

Sesaat lagi kau akan meninggalkan kota gersang ini dan kembali ke kota pantai yang menjadi kampung halamanmu. Di sana kau harus mulai mengatur langkah kaki yang baru agar kau dapat melangkah dengan tenang tanpa harus takut ada lubang yang membuat kau terjerat.

Aku yakin kau bisa, asal kau tetap waspada. tolong jagalah dirimu disana karena aku takkan dapat membantumu sementara karena walau hati kita memang selalu dekat namun harus kita akui bahwa kita terpisah oleh jarak 180 kilometer oleh mata yang mengakibatkan kita tak dapat lagi saling memandang dan saling menjaga. Tapi kau harus terus melangkah maju.

Jaga dirimu ketika nanti kita terpisah. Dan tunggulah aku datang kesana untuk menjemputmu kembali kesini sebagai istriku. Terima kasih sahabatku, teman terbaikku, kekasihku. mari kita nikmati hari ini, hari-hari terakhir saat kita masih bisa tertawa bersama dan saling memandang mesra.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mahasiswa Universitas Syiah Kuala anggota Teater Nol Aceh penggila bakwan & sambal cabe rawit. penyair gelandangan