Lagu ‘Kalau Kau Datang’ By Iwan Fals, Refleksi Singkat Mengenai Kehidupan dan Kesederhanaan

ADVERTISEMENTS

"Kalau Kau Datang"

Mungkin judul lagu yang dinyanyikan sang legenda Iwan Fals tersebut belumlah sefamiliar BONGKAR, BENTO, ataupun Guru Oemar Bakri. Namun layaknya lagu-lagu Iwan Fals lainnya yang easy listening dan menyentuh makna kehidupan, lagu ini selayaknya punya posisi sama dengan saudara-saudaranya.

Sedikit memberikan penilaian subjektif, lagu ini nampaknya merupakan bentuk kerinduan akan sosok "teman" yang menjadi pengingat dan alarm bagi kehidupannya agar tak melenceng dari koridor kehidupan yang telah ditetapkan. Bahasa mudahnya adalah teman sebagai partner yang selalu menyemangati dan mengingatkan untuk selalu on track dalam kehidupan.

Bagian awal menggambarkan betapa bahagianya seorang manusia bila sang "teman" datang menemui.

Kalau kau datang

Hatiku senang

Berbunga-bunga

Bulan dan bintang

Terangi malam

Sehabis hujan

Saling bicara

Tukar cerita

Berbagi rasa

bukankah saat "teman" datang kita dapat berbagi pikiran serta bertukar cerita tentang apa yang telah kita rasa dan lalui?

bukankah itulah fungsi teman, adanya kita merasa lengkap dan saat tiadanya hilangnya tempat kita berbagi

Beranjak ke bagian inti atau biasa disebut reff-nya.

Dalam bagian ini tersirat satu pesan tentang peka kah engkau "teman" tentang kondisi dunia ini, dalam liriknya.

Aku di sini, tetap di tepi, masih bernyanyi
Dunia sedang dilanda kalut, alam semesta seperti merintih,

Kau dengarkah?

Sepertinya sang legenda (Iwan Fals) ingin "menyentil" sang teman untuk tetap mengingatkannya akan kondisi kehidupan yang sedang kalut. Dan dalam bagian ini sebenarnya bukanlah hal yang kontradiktif dengan bagian pembuka, mengapa? Secara kehidupan kita sehari-hari terutama dalam kehidupan pertemanan, saling "menyentil" dan mengingatkan adalah suatu yang lumrah dan semestinya begitu. Tujuannya adalah agar niat dan tujuan utama dalam pertemanan yang dibangun tidak hilang dan menguap begitu saja.

Oke, lanjut lagi.

masuk pada bagian penghubungnya. Di sini terdapat lirik :

Aku tak bisa.

Untuk tak peduli.

Hati tersiksa.

Aku bersumpah.

Untuk berbuat.

Yang aku bisa.

bagian ini sepertinya menegaskan sang penanya Kau Dengarkah yang terdapat pada lirik reff kepada "teman" bahwasanya ia tidak dapat diam saja ketika mengetahui ada yang tidak beres dengan kehidupan ini. Keteguhan hati dan konsistensi terhadap tujuan kehidupan sepertinya menghasilkan suatu kekuatan untuk tetap berada visi misi utama dalam berteman.

Dan akhirnya.

Harus ada yang dikerjakan, agar kehidupan berjalan wajar

Hidup hanya sekali wahai kawan, aku tak mau mati dalam keraguan.

ini lah bagian terpenting dari keseluruhan lagu ini. Bagian yang telah menjawab serta menegaskan prinsip bahwasanya mati dalam keraguan adalah suatu yang paling dihindari. Oleh karena itulah, kita membutuhkan engkau wahai "Teman" agar jalan hidup ini tetap dalam keyakinan dan jauh dari keraguan.

Jadi, melalui lagu ini beserta liriknya dapat dimaknai bahwa sebagai Homo sapiens selamanya kita tak dapat hidup sendiri. Butuh teman sebagai pengingat dan sebagai tempat bertukar pikiran.

Salam Kehidupan

Nb. yang mau dengar lagunya ini linknya https://www.youtube.com/watch?v=dszL-G1gXuA

Selamat Menikmati, Teman

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

4 Comments

  1. Oma Deda berkata:

    Mantap ! Selalu isinya tentang masyarakat kecil , terus berkarya kak Iwan , kami mendukung anda , terimakasih kak Iwan . awesome !