Kerja Kelompok: Sistem Belajar Penjaga Persatuan

Tidak bisa dipungkiri, dunia pendidikan adalah ranah dimana banyak hal dapat dipelajari dan juga dapat ditumbuhkan. Banyak permasalahan di negeri ini yang sebenarnya dapat diselesaikan melalui ranah pendidikan. Salah satu permasalahan yang sebenarnya dapat diantisipasi adalah soal persatuan kesatuan masyarakat.

Sebagai negara yang memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika, Indonesia telah sejak dulu percaya bahwa persatuan merupakan kunci keberhasilan. Tanpa adanya rasa persatuan, ibu pertiwi tempat tubuh kita memijakkan kaki saat ini, mungkin tidak akan pernah bisa merdeka. Maka perbedaan seperti apapun, tidak seharusnya membuat kita kehilangan rasa persatuan.

Indonesia terlahir sebagai negara yang mencintai perbedaan, maka tak heran bila kita dapat melihat berbagai macam perbedaan sering duduk bersama di satu tempat dan hidup secara berdampingan. Sayang, kebhinnekaan mulai diusik oleh oknum-oknum yang tidak pernah memperdulikan pentingnya kebersamaan. Mereka telah lupa bahwa kita hidup secara berdampingan adalah untuk menjaga dan saling menghormati.

Generasi dewasa sering bertengkar hanya karena berbeda. Banyak oknum-oknum yang sering merasa superior untuk dapat menindas yang jumlahnya sedikit. Kebhinekaan Indonesia mulai diusik dengan alasan-alasan yang sebenarnya cuma memenangkan satu pihak. Lalu, apa cuma karena kepentingan pribadi maka kita perlu bertengkar?

Hal ini tentu tidak boleh terjadi. Masyarakat melalui khususnya generasi penerus, benar-benar sudah tidak boleh lagi melakukan hal yang demikian. Harus ada upaya pencegahan untuk dapat membuat penerus bangsa tidak lagi memiliki mental yang gemar menindas orang lain. Sudah selayaknya, sejak dini kita harus mengajarkan tentang kerukunan pada anak-anak penerus bangsa.

Sekolah merupakan tempat terbaik untuk menciptakan rasa persatuan. Pembelajaran tentang kerukunan hidup bersama, sudah pasti dibutuhkan. Pemerintah pun seharusnya telah sadar tentang pentingnya menumbuhkan rasa persatuan di sekolah. Sudah selayaknya pemerintah dan guru bersinergi untuk memanfaatkan sistem sekolah agar dapat tumbuh rasa kerukunan. Tugas sekolah sebenarnya dapat dijadikan sebagai media pencipta rasa persatuan dan pemerkuat kebhinnekaan. Tugas sekolah yang harus dikerjakan secara kolektif merupakan media terbaik untuk mengajarkan kepada para generasi penerus bangsa tentang pentingnya saling bahu-membahu.

Tugas sekolah yang dikerjakan secara kelompok, seharusnya diatur secara penuh oleh pengajar agar dapat menemukan komposisi kelompok yang berbaur di dalamnya antar suku, agama dan perbedaan yang lain sebagainya. Upaya ini tentu butuh kajian matang pemerintah. Harus ada penciptaan sistem belajar kelompok yang resmi, yang kemudian akan digunakan oleh para guru-guru di sekolah. Nantinya, sistem ini akan sangat beguna, terutama pada kota-kota heterogen dimana berbagai macam perbedaan, ada di dalamnya.

Guru pun tidak boleh lelah dalam upaya mengatur kelompok untuk menemukan komposisi yang sesuai. Guru harus memikirkan tentang pentingnya dampak positif berkelanjutan dari kerja kelompok yang memadukan berbagai macam perbedaan di dalamnya ini. Diharapkan, dengan adanya sistem kelompok ini nantinya, murid-murid akan mulai belajar tentang caranya saling menghargai perbedaan, menghormati perbedaan, serta tidak mempermasalahkan perbedaan.

Generasi-generasi ini nantinya akan terus dipupuk untuk dapat menjadi generasi penerus Indonesia yang lebih mengharmoniskan situasi negara. Generasi-generasi yang akan menghilangkan rasa-rasa mayoritas dan minoritas di ibu pertiwi. Indonesia harus setara. Tidak ada yang lebih, juga tidak ada yang kurang. Kita harus melihat Indonesia sebagai Indonesia yang sesungguhnya. Indonesia yang gemar hidup bersama-sama, bukan berbeda-beda.

Tentu, hal ini juga tidak akan bisa terjadi tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak. Orang tua sebagai wali murid harus membuka ruang selebar-lebarnya kepada anak untuk dapat belajar secara bersama. Orang tua juga harus sadar tentang pentingnya perbedaan. Jikalau ada tugas kelompok yang harus dikerjakan di luar sekolah, wali murid dapat menyediakan tempat belajar di rumahnya. Serta wali murid pun nantinya, juga harus memberikan contoh sikap saling menghargai perbedaan. Dengan seperti itu, melalui pendidikan kita bisa dapat meminta banyak masyarakat untuk menghargai perbedaan. Selain berdampak pada murid, hal ini pun akan berdampak pada orang tua murid itu sendiri. Perlahan, dengan sistem belajar kelompok seperti ini, kita akan mampu mendapati Indonesia yang cinta damai, saling menghargai untuk mencapai kerukunan bersama.

Selesai-

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang mahasiswa sastra Indonesia yang bercita-cita ingin menjadi penulis terkenal. Kalau ngak terkenal, cukup dikenal sama orang tua atau calon mertua.