Kamu Terlalu Lelah. Ada 6 Hal yang Kamu Gak Tahu di Hadapanmu

Apa kabar sahabat? Semoga sehat dan baik-baik saja ya.
Tapi kok tampang kamu terlihat lelah ya? Capek ya. Ciyan banget sih. Rileks dong sejenak. Biar kesehatan kita tetap terjaga. Biar pikiran agak jernih. Biar gak kusut dalam hidup.

Gak usah terlalu lelah, Sahabat. Apalagi lelah untuk hidup. Karena hidup itu gak ada habisnya. Kalo diikutin malah kita yang keteteran gak karuan. Hidup itu bak roda yang berputar, kadang di atas kadang di bawah. Kalo kita ikutin malah jadi puyeng sendiri kan…. Rileks aja deh, agak santai gitu.

Gak usah lelah-lelah. Gak usah capek-capek. Gimana gak lelah? Kamu sendiri sih yang suka bikin kesimpulan sendiri. Padahal kamu kan gak tahu yang sebenarnya, gak tahu banyak tentang yang kamu pikirin. Buat apa sih berlelah-lelah, gak ada manfaatnya juga kali.

Kalo mau lelah, capek itu yang kayak gini.
Pria: Neng… kamu capek ya….?
Neng: Gak kok bang….
Pria: Kok kamu kelihatan capek….?
Neng: Emang kenapa bang…?
Pria: Soalnya abang lihat, kamu berlari-lari terus di hati abang… @???? Capek deehh …

Itu cuma intermezzo, supaya kamu gak lelah, gak penat. Karena orang lelah itu biasanya jadi lupa segalanya. Lelah itu bikin kita gak tahu mana yang prioritas mana yang sambilan. Kadang, lelah itu bikin gelap mata. Jadi gak objektif, jadi makin gak tahu “dunia” itu untuk apa?

Bisa jadi, lelahnya kamu malah bikin linglung. Saking linglungnya, kamu sendiri gak tahu hidup itu untuk apa? Kamu makin gak tahu mana yang DEKAT, mana yang JAUH, mana yang BESAR, mana yang BERAT, mana yang RINGAN, dan mana yang TAJAM dalam hidup kamu di dunia ini.

Sekali lagi, gak usah terlalu lelah. Tetaplah ingat bahwa dunia itu hanya sementara. Sambil kamu tetap tahu yang ada di sekitar dirimu sendiri.

Apa itu yang ada di sekitar diri kita sendiri?
Sederhana saja. Gak usah banyak, cukup 6 hal yang perlu kita ingat. Selagi masih hidup, selagi masih menginjak bumi yang sementara. Alkisah, suatu hari, Imam Al Ghozali, sang guru filosof dan teolog sedang berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu beliau melontarkan 6 pertanyaan ini:

1. Apa yang paling DEKAT di dunia ini?
Murid-murid menjawab: Orang tua, guru, kawan, dan sahabat. Jawaban itu belum tepat. Karena yang paling DEKAT dengan kita adalah KEMATIAN. Setiap yang bernyawa pasti akan mati. Kematian sangat dekat dengan manusia, tidak peduli usia, tempat, status sosial, ataupun kekayaan.

2. Apa yang paling JAUH di dunia ini?
Ada yang menjawab: Negara Cina, bulan, matahari dan bintang-bintang. Jawaban itu pun kurang tepat. Karena yang paling JAUH adalah MASA LALU. Dengan apa cara apapun, kita tidak dapat kembali ke masa lalu. Dari sejak lahir hingg dewasa kini. Maka jagalah hari-hari ini dan hari-hari yang akan datang.

3. Apa yang paling BESAR di dunia ini?
Murid-murid menjawab: Gunung, bumi dan matahari. Semua jawaban itu kurang tepat. Karena yang paling BESAR dari yang ada di dunia ini adalah NAFSU. Apapun di dunia ini, bumi hijau nan indah pun dapat rusak akibat nafsu manusia berkuasa. Nafus membuat manusia gak punya malu. Bahkan nafsu yang mengajak manusia melupakan Tuhan.

4. Apa yang paling BERAT di dunia ini?
Ada yang menjawab: Besi dan gajah. Jawaban itu tidak tepat. Karena yang paling BERAT adalah MEMEGANG AMANAH. Banyak manusia salah dalam memperlakukan amanah. Maka, memegang amanah sangat berat dibanding dengan memikul gunung bila kita tidak mau menunaikan amanah dengan pas.

5. Apa yang paling RINGAN di dunia ini?
Murid-murid menjawab: Kapas, angin, debu dan daun-daunan. Semua itu benar tapi kurang tepat. Karena yang paling RINGAN di dunia adalah MENINGGALKAN SHOLAT. Gara-gara pekerjaan, kita meninggalkan sholat; gara-gara bermusyawarat, kita meninggalkan sholat. Demi kebahagiaan dunia, kita terlalu mudah meninggalkan sholat. Terlalu ringan bilang “nanti dulu” ketika waktu sholat tiba.

6. Apakah yang paling TAJAM di dunia ini?
Ada yang menjawab: Pedang. Jawaban itu tidak tepat. Karena yang paling TAJAM adalah LISAN. Lisan manusia bisa menusuk hati sesamanya. Lisan lebih tajam dari pedang, hasil tusukannya tidak dengan mudah diobati. Karena lisan, manusia bisa menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.

Sahabat, apakah kamu masih lelah di dunia?
Gak usah terlalu lelah ya. Pikirkan saja, gimana memperbaiki 6 hal di atas. Gak usah pikirin dunia, terlalu fana. Karena DUNIA itu datang dan pergi, dari kecukupan kepada kekurangan, dari senang kepada tidak senang, dari lapang ke sempit. Di dunia, tidak ada yang terus-menerus dan tidak ada yang tetap dalam satu keadaan. Dunia, dalam hitungan waktu berjalan dan akan membawa penghuninya pada KEMATIAN.

Sahabat, kita tinggal di dunia hanya untuk waktu yang singkat. Di sini, kita akan diuji, dilatih, kemudian meninggalkan dunia, menuju akhirat. Dunia bukan milik kita. Malah dunia bisa
memperdaya kita karena terlalu cinta pada kesenangan dunia yang sementara, kesenangan yang tidak sempurna.

Sahabat, jika jalan hidup kita redup atau gelap maka buatlah cahayanya sendiri lalu terangilah jalan kita. Tak perlu menunggu orang lain yang menerangi jalan kita.

Sahabat, kamu itu parah. Gak tahu yang paling DEKAT, JAUH, BESAR, BERAT, RINGAN, dan TAJAM di Hadapanmu sendiri …. Giliran urusan negara, urusan gaya hidup, urusan kuliner, urusan merek dan apa aja malah justru jadi orang yang paling sok tahu. Entahlah ….. #BelajarDariOrangGoblok

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pekerja alam semesta yang gemar menulis, menulis, dan menulis. Penulis dan Editor dari 28 buku. Buku yang telah cetak ulang adalah JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, dan Antologi 44 Cukstaw Cerpen "Surti Bukan Perempuan Metropolis". Konsultan di DSS Consulting dan Dosen Unindra. Pendiri TBM Lentera Pustaka dan GErakan BERantas BUta aksaRA (GeberBura) di Kaki Gn. Salak. Saat ini dikenal sebagaipegiat literasi Indonesia. Pengelola Komunitas Peduli Yatim Caraka Muda YAJFA, Salam DAHSYAT nan ciamik !!

4 Comments

  1. bener bgt,, keren artikelnya bang