Tahun 2017 baru saja berlalu. Banyak kenangan yang terlewati selama satu tahun itu. Entah itu kenangan baik ataupun kenangan buruk. Dan semua itu kini sudah terbungkus rapi dalam suatu wadah yang bernama masa lalu. Di tengah ingar-bingarnya malam pergantian tahun, pasti akan terselip doa dan harapan. Mengucapkan syukur karena telah melalui tahun 2017 dengan segala suka dukanya, serta berdoa sambil berharap agar mampu menjalani tahun 2018 ini dengan lebih baik dari tahun sebelumnya. Yah, tahun baru itu berarti harapan baru. Harapan bagi mereka yang telah dikecewakan maupun tantangan baru bagi mereka yang ingin keluar dari zona nyaman.
Hari-hari awal di bulan Januari media sosial akan dipenuhi dengan kata resolusi. Hal yang wajar sih, sebab awal tahun merupakan momen yang pas untuk merencanakan target apa yang ingin kamu capai di tahun ini. Ada yang punya target ingin lulus, ingin kuliah, ingin punya anak lagi, ingin mencari kerja bahkan ada pula yang ingin menikah lagi. Selagi itu baik dan positif, tidak ada salahnya untuk direncanakan.
Harus Realistis
Menentukan resolusi itu memang hak setiap manusia. Kamu sendiri bebas untuk menentukan apa resolusimu untuk tahun ini, dengan catatan tidak merugikan kepentingan orang lain. Satu hal lagi yang harus kamu pertimbangkan ketika hendak membuat resolusi, yaitu realita yang ada.
Bermimpilah setinggi langit, kalaupun jatuh kamu akan jatuh diantara bintang-bintang- Ir. Soekarno
Ungkapan diatas sebenarnya bagus. Dengan begitu kamu tidak perlu takut untuk bermimpi. Tapi untuk memahami quote dari Presiden pertama Indonesia itu tidak bisa sedangkal itu saja. Sebab kalau ditelaah lebih lanjut, baik jatuh diantara bintang-bintang yang berkilau ataupun tidak ending-nya tetap sama saja, menghantam tanah dan kesakitan.
Sebagai pribadi yang bijak kamu tetap harus melihat realita yang ada. Ambil contoh begini, kamu adalah seorang mahasiswa berprestasi tapi anak pertama dari keluarga pas-pasan yang mempunyai banyak adik. Harapan besar kedua orang tuamu adalah secepat mungkin kamu lulus kuliah lalu bekerja sehingga dapat membantu perekonomian keluarga. Namun ternyata kamu mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan kuliah ke jenjang S2 dengan beasiswa.
Pada titik ini tentu kamu akan kebingunan. Kalau mengikuti ego pribadi jelas kamu akan memilih untuk melanjutkan S2 karena kesempatan terbuka lebar. Tapi dengan begitu kamu akan mengeluarkan biaya kuliah lagi dan belum bisa membantu perekonomian keluarga minimal untuk 2 tahun kedepan. Iya sih kuliahnya gratis, tapi biaya hidupnya?
Sedangkan kalau kamu mencoba untu realistis dengan keadaan yang ada, kamu bisa saja untuk mengatur waktu agar semua cita-citamu itu terpenuhi. Misalnya saja dengan lulus kuliah langsung mencari kerja. Dengan begitu kamu bisa membantu meringankan beban orang tua untuk membiayai adik-adik kamu. Lalu seiring berjalannya waktu di saat kamu sudah agak mapan, kamu bisa kembali mengejar cita-cita untuk kuliah S2.
Sesederhana itu, namun tidak banyak yang bisa melakukan. Ego pribadi seringkali membuat mata hati tertutup untuk melihat realita yang ada.
Saat resolusi sedang dijalani, konsistensi adalah kunci
Sebenarnya membuat rencana itu gampang, tapi yang susah adalah pelaksanaannya. Kamu bisa saja membuat rencana dalam satu tahun ini dengan mendetail dari A sampai Z, tapi apa yakin bisa melaksanakan semuanya? Oke kalau kamu adalah tipikal orang yang selalu optimis. Dengan rasa optimismu dan semangat yang menggebu kamu akan yakin bisa melaksanakan semua target itu. Semangat yang wajar karena ini masih awal Januari. Ketika kalender mulai memasuki bulan Juli, saat itulah kamu akan mulai berpikir realistis tentang semua targetmu tadi. Karena itu ada baiknya untuk kamu sebelum menyusun semua rencana itu harus terlebih dahulu mempertimbangkan semua kemungkinan yang ada.
Terkecuali kamu adalah orang yang bisa menjaga konsistensi, maka bisa dijamin seberat apapun targetnya akan bisa tercapai. Sayangnya untuk menjaga konsistensi selama satu tahun itu bukanlah hal yang mudah.
Kesuksesan adalah milik mereka yang mampu konsisten dengan cita-cita maupun cara mewujudkannya.
Konsisten itu memang sulit, tapi masih memungkinkan untuk dijalani. Prinsipnya adalah kamu harus punya kemampuan dan kemauan. Jangan sampai waktu satu tahun kedepan akan berlalu begitu saja dan kamu baru tersadar saat melihat pesta kembang api menyambut tahun baru 2019 nanti.
Hidupmu jelas akan lebih mengasyikkan dan bermanfaat ketika tiap tahun memiliki resolusi yang berbeda dan mampu menyelesaikannya. Jelas tidak lucu kalau resolusimu tahun ini adalah menyelesaikan resolusi tahun 2017 yang belum selesai padahal isinya adalah resolusi tahun 2016 yang masih tertunda.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”