Hei, Sampai Kapan Kau akan Menunggu Cinta dari Masa SMA Itu? Tulisan Ini akan Jadi Refleksi untuk Kita Para Korban Perasaan

Buat kamu yang sekarang udah kuliah atau kerja kalau ditanya tentang masa SMA, apa sih yang paling berkesan saat kamu masih SMA? Persahabatan? Cinta? Cita-cita? Pasti banyak banget kenangan waktu SMA yang nggak bisa kamu lupakan dan ketika kamu mengenang itu pasti bakal senyum- senyum sendiri.

Kata orang, masa SMA itu masa yang paling indah. Setuju deh dengan pendapat ini. Mungkin hal ini nggak kita sadari waktu kita masih di SMA. Tapi setelah lulus, kamu bakal kangen apapun tentang masa SMA dan rasanya pengen balik lagi. Terutama buat yang punya kisah cinta waktu SMA.

Ada banyak versi kisah cinta waktu SMA. Ada yang suka sama kakak atau adik kelas, ada yang suka sama teman sekelas, dan ada juga yang diam-diam suka. Dari sekian versi itu ada yang cintanya diterima, ada yang memilih untuk jadi sahabat, atau ada yang memilih memendam perasaan karena takut persahabatannya terganggu. Nah, buat yang memendam perasaannya, masihkah kalian bertahan dengan perasaan itu hingga sekarang? Sudah berapa lama? 1 tahun, 2 tahun, 5 tahun?

Jika kalian masih bertahan dengan perasaan itu, kalian hebat. Kamu yang menyukainya sejak pertama kali bertemu dengannya. Apalagi setelah kamu tahu bahwa kamu satu kelas dengannya. Di dalam kelas kamu selalu diam-diam memperhatikannya. Selalu senang jika berada dalam satu kelompok dengannya. Kamu selalu bersikap jutek padanya karena tak mau dia mengetahui perasaanmu. Tapi sayangnya dia malah selalu menggodamu. Membuatmu tertawa dengan kata-kata konyolnya. Semakin hari kalian semakin dekat saja. Namun tetap saja kamu bersikap jutek agar semuanya tetap baik-baik saja. Dia juga begitu, tetap dengan sikapnya yang terkadang membuatmu tidak mengerti. Hingga dia bertanya padamu tentang sikapmu yang jutek padanya. Namun, kamu selalu menutupinya dengan argumen-argumen yang bukan sebenarnya. Mulai saat itu kamu merasa harimu di sekolah terasa menyenangkan dan selalu bersemangat. Bagi kamu dia adalah penyemangatmu saat itu.

Sejak saat itu pula kamu merasakan apa yang dinamakan cinta diam-diam. Hingga tanpa sengaja dia meminjamkan jaketnya dan kamu pun enggan untuk mengembalikannya. Semua puisi yang kamu tulis kini semua tentang dia. Kamu selalu membantunya menyelesaikan tugas. Mendukungnya secara diam-diam kalau dia mengikuti lomba. Begadang semalaman saat membantunya membuat karya tulis. Semua itu kamu lakukan karena dia yang memintanya. Semuanya terasa baik-baik saja. Namun terkadang kamu ingin sekali memberitahu tentang perasaanmu. Selalu saja niat itu kamu hilangkan karena menurutmu dengan keadaan seperti ini saja kamu sudah merasa senang dan nyaman dengannya. Sampai teman kamu bilang kamu itu hanya dimanfaatkan saja olehnya. Tetap saja kamu tidak memperdulikan pendapat temanmu itu dan membiarkan perasaanmu berkembang tanpa ada yang tahu. Namun semakin lama, kamu bertanya-tanya bagaimana jika pendapat temanmu itu benar?

Kamu selalu meyakinkan dirimu sendiri bahwa kamu akan menunggunya. Lantas apa yang akan kamu harapkan dari perasaan yang kamu simpan itu? Menunggu sampai kamu siap untuk memberitahunya atau menunggu agar dia tahu dengan sendirinya? Jika kamu menunggu kesiapan untuk memberitahunya, sampai kapanpun kamu tak akan melakukannya karena yang kamu pikirkan adalah tentang persahabatan kalian!

Hal ini juga tidak ada salahnya, karena terkadang semua akan berubah ketika perasaan yang sebenarnya sudah terungkap. Tapi, apa kamu mau setiap hari bertanya-tanya tentang perasaannya padamu? Mungkin nggak sih dia punya perasaan yang sama? Atau dia cuma anggap kamu sebatas sahabat? Setiap hari kamu akan membuka beranda media sosialnya, ingin tahu status baru apa yang dia buat. Setiap hari kamu akan membuka obrolan kalian dalam BBM, LINE, Whatsapp, atau apapun, ingin memulai obrolan lagi tapi ragu. Lantas tanpa kamu sadari sudah bertahun-tahun kamu melakukannya. Apa kamu tidak bosan?

Jika kamu menunggu dia tahu tentang perasaanmu, mungkin saja dia sudah tahu sejak lama, namun dia hanya berpura-pura tidak tahu agar tidak membuat persahabatan kalian jadi canggung, atau malah memang di benar-benar tidak tahu. Sulit untuk mengetahui seseorang itu mengetahui perasaan kita atau tidak. Apalagi jika kalian sekarang kuliah atau kerja di tempat yang berbeda. Berbeda pulau mungkin. Bagaimana kau akan tahu perasaannya? Bertemu saja kini tidak pernah, paling hanya lewat media sosial. Itupun seminggu sekali. Jika kamu masih menunggunya untuk mengerti perasaanmu, ya silahkan saja. Ya kalau dia punya perasaan yang sama denganmu. Bagaimana jika dia ternyata sudah menyatakan perasaanya pada orang lain? Dan orang lain itu menerimanya? Lantas apakah kamu masih mau menunggunya? Tetap mengunci perasaan hanya untuknya?

Dia tidak pernah tahu seberapa keras kamu bergelut dengan perasaanmu sendiri. Setelah tahu semuanya, itu akan menyakitkan bagimu. Lalu kamu pun memutuskan untuk menyatakan perasaanmu padanya walaupun kamu tahu kini dia sudah mempercayakan perasaannya pada orang lain. Bagaimana jika setelah kamu menyatakan semuanya, ternyata dia juga pernah memiliki perasaan yang sama denganmu? Tapi itu dulu. Dulu saat kamu masih memilih menyimpan perasaanmu padanya. Apa kamu menyesal? Terlambat!

Mungkin ini semua hanya karena waktu kalian yang tidak tepat. Karena sejatinya perasaan itu tidak layak disimpan lama-lama karena perihal perasaan tak selalu sebercanda itu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis