Artikel merupakan kiriman dari pembaca Hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.
Menjadi manusia itu adalah hal yang paling saya syukuri saat ini. Banyak pelajaran yang selalu bisa saya ambil dari setiap keribetan yang mereka ciptakan, atau bahkan kesederhanaan dan kerendahan hati mereka dalam bersikap membuat saya makin menjadi-jadi dalam mengaggumi setiap kehidupan Makhluk yang diciptakan yang bernama manusia.
Sedikit saya mau cerita, tentang dinamika kehidupan sebagai manusia yang harus berhubungan dengan manusia lain. So bassicly, saya menyadari saya adalah manusia introvert yang memang tidak bisa lama-lama bergaul dengan manusia. Kalau bisa bergaul lebih dari 8 jam dan saya bisa ngobrol banget berarti saya nyaman banget sama orang itu, tapi jika 1 jam saya bosan pasti obrolanya membosankan atau obrolanya yang ujung-ujungnya jadi ghibah, please kalau isinya cuma ghibah nggak usah ngajak ngobrol saya dah. Kata bapak saya dulu dari pada menghibah orang mendingan kamu tidur, Nah kalau bab nasehat ini saya setuju banget degan bapak saya.
Bicara ghibah ini nggak akan ada matinya, dari zaman simbah saya masih hidup dan arisan di komplek. Ibu saya yang arisan, yang dulu tiap pulang cerita sama bapak saya apa yang dighibahin di arisan, sampai tahta arisan di kompleks jatuh ke tangan saya, tren ghibah itu masih ada juga. Godness longlast banget yaa. Ini tren semacam nggak ada matinya.
Dari A sampai Z bisa dikupas tuntas hidup kita, sampai-sampai dulu saya takut keluar rumah karena takut dighibahin, tapi nggak keluar juga tetap dighibahin juga. Akhirnya saya ngomong sama diri saya sendiri di kaca, bodo amat orang mau ngomongin saya, toh orang-orang kan nggak bayarin hidup saya. Akhirnya mantra ajaib itu bikin saya jadi nggak pernah peduli seberapa lama, seberapa keras orang pada mau ngomongin saya. Sudah nggak pernah peduli. Saya mau mempedulikan orang yang yang baik sama saya saja.
Bicara tentang ghibah itu memang enak banget apa lagi kalau ada partnernya dan partner ghibah menambahi dengan ramuan-ramuan kata-kata racun yang makin mengasyikan dan akhirnya hatimu jadi sakit. Karena ghibah memang terjadi akibat kamu masih banget kepo sama kehidupan orang lain. Kalau kemudian kadang ada ungkapan kita ngomongin kamu karena kita peduli sama kamu, Fine!!!
Kalian semua pasti sudah pada tahu daripada ghibahin di belakang, mending kamu bisa samperin rumahnya kamu ketok pintu rumahnya atau kamu Whatassp ketemuan, dan kamu sampaikan dengan cara yang baik-baik. Sehingga nyampai langsung ke orangnya ada solusinya dan enough, persoalan selesai, daripada kamu ghibah sana-sini, cari pembenaran, kamu update di grup WA sana-sini, sudah macam cacing kepanasan!!
Nah nasehati lebih baik dari ghibahin di belakang ini dari Imam Syafi’
“Barangsiapa menasehati saudaranya dengan sembunyi-sembunyi, berarti ia telah menasehati dan mengindahkannya. Barangsiapa menasehati dengan terang-terangan, berarti ia telah mempermalukan dan memburukkannya.
Menjadi orang yang nggak doyan ghibah memang proses tapi lebih asik bisa kita mulai dari sekarang. Sedikit pengalaman yang bisa kita bagikan adalah awal dari kegibahan terjadi adalah saat kamu jadi orang yang paling kepo sama kehidupan oran lain. Dan ini beberapa hal yang membuat kamu suka kepo sama orang orang lain
Pertanyaaan :
- Eh Kapan Nikah?
- Eh Kok belum hamil, udah isi?
- Kapan punya adik lagi buat kakaknya?
- Eh kok pembantunya kabur kenapa?
- Eh anaknya dikasih ASI?
- Eh kok udah hamil lagi si, kan kakanya belum ada 1 tahun?
- Eh kapan lulus kuliahnya
- Eh kok ibuknya kerja, ga sayang ninggalin anak di rumah?
- Eh suami kok jarang pulang?
- Eh kapan Mantu?
Itu semacam pertanyaan-pertanyaan menurut saya terkepo, bisa-bisa juga ditanyain. So, kagak usah nyinyir-dan judgmental banget sih. Menurut saya orang bakal nyeritain kehidupan pribadinya selama dia ngerasa nyaman sama yang akan diceritakan. Kalau dia gak cerita sama kamu ya jangan dipaksa buat cerita.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Menurut aku lebih baik nanya langsung atau kepo dari pada suka fitnah ..ngomongin orang yg blm tentu kebenarannya ….jujur itu menyakitkan tapi akan lebih menyakitkan lagi Klo pura” baik dibelakang menyebar fitnah …Klo masalah pertanyaan ” seperti diartikel ini contohnya udah hal wajar yg sering jadi pertanyaan dalam hidup sehari” Klo KEPO itu orang yg g tau tapi sok tau …
Dowine…arep moco ngelu neng sikil….ho oh waelah opo jaremu