Filosofi Mie Instan

Hidup itu seperti mie instan. Mie instan, ketika melihatnya dari gambar bungkusnya, terlihat enak dan menggiurkan, namun ketika kita membuka dan memasaknya, terkadang realita tidak sesuai dengan ekspetasi. Kita menambahnya dengan berbagai ekstra topping, dari telur, kornet, saos, hingga cabe iris, terkadang kita juga menambahkannya dengan lada dan dan kecap. Semua dilakukan hanya karena kita menginginkan rasa yang sesuai dengan selera, sehingga sedap untuk disantap.

Jika ingin enak sesuai selera, kita harus kreatif dan usaha untuk menciptakann yang kita inginkan. Walau terkadang percobaan demi percobaan gagal, rasa berantakan tidak sesuai yang kita inginkan, namun kita tak menyerah, gagal sekali kita mencoba lagi meracik dengan bumbu yang lain. Hingga kita mendapatkan rasa yang pas sesuai lidah, dan dari situ, kita merasakan kenikmatan dan keberhasilan dari meracik mie instan.

Begitu pun hidup, kita tidak bisa hanya menerima begitu saja, menjalani apa adanya tanpa ada usaha suatu kekreatifan agar tidak datar dan statis. Kita perlu menjadi orang yang kreatif dalam berinovasi untuk semua kelebihan kita, agar mampu bersaing dan menjadi pribadi yang berkualitas, tidak tertinggal oleh jaman, tidak menjadi orang yang hanya jalan santai sementara orang di sebelah kita sudah berlari jauh di depan kita. Ibarat mie instan, hidup perlu racikan racikan dari keterampilan yang suatu saat bisa kita andalkan bahkan menjadi kelebihan utama kita.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Lahir di Bulan Juli. Penyuka hujan, mie ayam, teh, kopi, dan coklat. Saat ini sedang sibuk-sibuknya bekerja, mendesign rencana untuk meraih mimpi-mimpinya. Suka sekali hujan-hujanan sembari naik ojek online. Aktif di socmed dengan nama yang sama, tak jarang membagi pengalaman serunya di FB. Beberapa karyanya sudah dimuat dalam kompilasi cerita pendek hukum GOOD LAWYER, novel independen Detektif Gagal & Dukun Gaul, dan sajian lepas di MAJALAH MISTERI

4 Comments

  1. That’s way you’re so creative le Andrian Tedsa. I know.