Hidup adalah perjalanan, perjalanan mencari jati diri kalau kata banyak orang. Namun, dalam perjalannya itu, kita sering menemukan hambatan, mulai dari kerikil kecil yang hanya perlu disentil akan hilang. Hingga yang besar sebesar gunung, yang perlu kita daki untuk menghadapinya.
Rasanya malas sekali kan untuk mendaki gunung, terutama untuk yang tidak terbiasa dengan mendaki seperti saya. Alangkah menyenangkannya jika kita bisa ber-Ka-Me-Ha-Me-Ha seperti jagoan kesayangan saya. Tapi nyatanya tidak bisa dan kita hanya dapat mendakinya perlahan dan melewatinya. Setahap demi setahap.
Ibaratnya dalam perjalanan meniti karir, gunung itu adalah tangga yang harus dinaiki untuk ke jenjang karir yang diinginkan, harus dinaiki satu demi satu. Perlahan tapi pasti, semua tangga yang terlewati akan membawa diri kita ke puncak sebagaimana yang kita inginkan.
Saya ingin share kisah saya pribadi. Demi mengejar jabatan tertentu – yang memang saya impikan sejak dulu, saya akhirnya pindah – pindah kerja. Dan memang saya mencapai apa yang saya targetkan dalam kurun waktu yang sudah saya tentukan sebelumnya juga.
Tapi selama perjalanan meniti karir itulah saya memahami, bahwa dengan saya pindah sana sini, ada satu hal yang saya tidak dapatkan, yaitu menikmati pelajaran dari setiap anak tangga yang seharusnya saya lalui. Pelajaran itu yang sebenarnya saya butuhkan. Hingga akhirnya kini saya mulai mempelajarinya satu demi satu, seorang diri.
Hidup itu perjalanan, nikmatilah perjalanan itu. Ingin perjalanan yang cepat, bisa – tinggal pilih kereta super cepat seperti shinkansen. Tapi jika itu yang dipilih, bersiap untuk tidak menikmati indahnya perjalanan itu sendiri.
You live only once – Enjoy it.
Lebih enak kalau menikmati perjalanan berkereta api dengan kecepatan standard tapi kita bisa melihat semua pemandangan yang kita lewati. Siapa tahu kita juga akan bertemu dengan seseorang yang jodoh kita? Who knows kita kan bertemu sang cinta dalam perjalanan kan?
Daripada sampai di tempat tujuan dengan cepat tapi tidak mendapatkan apa-apa dan akhirnya menyesal, lebih baik kita melangkah perlahan, bergandengan tangan dengan orang yang kita sayangi dan menikmati hidup ini. Hidup ini hanya sekali, nikmati atau sesali – pilihanmu sendiri.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.