Suicide atau biasa dikenal sebagai bunuh diri adalah salah satu kondisi dimana seseorang dengan sengaja berusaha untuk mematikan atau membunuh dirinya dengan melakukan tindakan-tindakan yang dapat menyakiti dirinya sendiri. Suicide merupakan salah satu gejala sosial yang sampai sekarang pun masih banyak orang-orang yang merasa tertekan yang lebih memilih untuk mengakhiri hidupnya karena merasa tidak sanggup untuk memikul beban yang mereka dapat.
Bunuh diri bukanlah hal yang sepele, bunuh diri adalah perbuatan yang paling berani menurut saya, mengapa berani? Karena bunuh diri bagi saya bukan hanya tindakan main-main, bunuh diri sama saja kamu berusaha untuk menghilangkan semua yang ada di diri kamu.
Kamu nggak bakal bisa lihat apa-apa lagi
Kamu nggak bakal bisa merasakan udara yang selama ini kamu hirup
Kamu nggak bakal bisa mengeluarkan sepatah kata pun dari mulut kamu lagi
Kamu berusaha menghapus semua memori yang tersimpan di dalam setiap labirin otak kamu
Ada satu pertanyaan yang muncul di dalam benak saya setiap kali mendengar kata 'bunuh diri' ; "Apa orang di sekitarnya nggak ada yang sadar ya kalau ada perubahan sikap dari pelaku bunuh diri?
No, pertanyaan ini nggak ada maksud buat nyalahin orang sekitar pelaku suicide. Karena ada dua tipe manusia di dunia ini menurut saya, ada tipe yang memang kalau sedih atau ada masalah dia bakal cerita dan ada juga tipe orang yang lebih memilih untuk bungkam dan menyimpan semua masalahnya sendiri.
We all have problems, one of us semuanya punya masalah, tanpa terkecuali. Bahkan anak bayi yang kita lihat seperti tidak memiliki masalah apa-apa pada dasarnya juga ia memiliki masalah. Walaupun masalah yang dihadapi oleh anak bayi masih dianggap masalah sepele, seperti lapar namun sang ibu tidak berada di dekatnya lalu akhirnya sang bayi menangis, itu adalah masalah sepele yang dialami anak bayi. Semakin kita tumbuh, masalah yang akan kita dapati tentunya semakin rumit dan semakin aneh karena lingkungan yang kita masuki juga semakin beragam
Sedikit membahas tentang mindset yang tertanam di otak saya dulu, Mindset yang ada di otak saya dulu menganggap bahwa Suicide is stupid. Saya yang ‘dulu’ adalah orang yang sangat anti kalau mendengar, atau pun membaca kasus bunuh diri, karena apa? Karena lingkungan di sekitar saya adalah lingkungan yang menganut prinsip ‘pegangan sama Tuhan’, sounds good right? ‘pegangan sama Tuhan’. Saya masih menganut prinsip itu sampai sekarang, namun yang saya sadari sekarang. Tidak semua orang bisa menganut prinsip yang saya jalani karena kondisi setiap orang berbeda-beda, apalagi ketika mereka harus menghadapi masalah yang cukup rumit.
Seiring berjalannya waktu, ada mindset terbaru di otak saya yang baru saya sadari; Mereka yang bunuh diri itu nggak 100% salah. No, saya sampai sekarang tidak ‘pro’ terhadap bunuh diri, hanya saya berpikir saya perlu untuk melihat lebih dalam dari ‘bunuh diri’ ini sendiri. Karena balik lagi kepada pembahasan saya yang diawal, saya menganggap bahwa bunuh diri adalah perbuatan yang berani, dan tentu saja sikap berani untuk memilih ‘bunuh diri’ ini didasari oleh satu hal utama: sakit.
Sakit apa? Banyak. Sakit hati, sakit fisik, sakit pikiran dan masih banyak sakit-sakit lainnya, sounds cheesy? But that’s the truth. Buat yang sekarang masih suka bilang “Bunuh diri? Tolol.” No, it’s not stupid, kamu nggak berhak ngucapin kata-kata seperti itu, memangnya kamu sudah membantu pelaku melewati cobaan yang pelaku alami sampai kamu berani bilang dia tolol? Even kalo kamu sudah merasa ‘membantu’ pelaku untuk tidak melakukan hal-hal aneh yang dapat menyakiti dirinya, kamu masih tidak berhak meluarkan kata-kata kasar seperti itu.
Pelaku bunuh diri pun pada dasarnya tidak mau melakukan hal tersebut, seriously, mereka nggak mau. “Terus kenapa mereka mau akhirnya?” mereka sakit (balik ke topic sakit-sakit tadi ya). Mereka berpikir kalau mereka bunuh diri mereka bisa mengehentikan rasa sakit yang mereka rasakan saat itu juga walaupun sebenarnya cara yang mereka tempuh itu salah.
Miris? Ya. Betapa seharusnya para pelaku bunuh diri itu masih hidup sampai sekarang, tapi mereka lebih memilih untuk menyudahi saja hidup yang selama ini mereka jalani. Bisa bayangkan beban seberat apa yang mereka tanggung? Semua orang merasakan beban yang berbeda-beda, ketika si A menganggap beban yang ia dapatkan terlalu berat, namun ternyata si B menganggap beban yang didapatkan oleh A masih beban yang sepele, namun tidak seharusnya kita menganggap si A adalah orang yang lemah karena kita tidak pernah tahu bagaimana kondisi si A sendiri dalam menghadapi beban tersebut, karena kesanggupan masing-masing orang berbeda dalam mengatasi setiap masalah, sepele apapun itu.
Dari sekian banyaknya kasus bunuh diri yang terjadi di dunia ini, seharusnya kita dapat menarik sebuah kesimpulan: coba pahami kondisi orang lain. Kamu tidak perlu repot-repot berbuat baik kepada seluruh orang di dunia ini, cukup kamu menghargai serta memahami kondisi orang lain. Itu merupakan salah satu cara kamu untuk lebih sedikit 'aware' terhadap orang-orang di sekitar kamu. Kurang-kurangi menyakiti perasaan orang lain, walaupun dalam konteks kamu hanya 'bercanda' atau pun 'menasehati', hal tersebut seharusnya kamu hindari, saya pun masih belajar menghindari menyakiti perasaan orang lain karena biasanya hal ini secara tidak sadar sering kali terjadi.
Keep your eyes open, just keep watching, karena terkadang orang yang terlihat biasa-biasa saja bisa jadi ia menanggung beban yang cukup berat
We should be a better friend
A better human
A better soul
A better mind
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
orang berhalusinasi sama orang sadar itu beda . Semua orang sadar itu tau klo bunuh diri itu tidak baik
Wicaksono Rangky Gumelar Duh mas nya cari tau dulu ya penyakit skizofrenia apaan.
Tidak ada orang sadar bunuh diri.
Apapun alasannya jgn bunuh diri. Ingat akhirat nnti tambah susah. Permantap iman semoga kita semua dijauhkan dgn hal-hal seperti itu aamiin
wow in aja
Yup.. betul..
Kasus bunuh diri tidak sepenuhnya salah pelaku tetapi faktor lingkungan yg menjadi penyebabnya maka dari itu mari kita sama2 memperbaiki diri baik lisan maupun tindakan dalam bersosialisasi dgn org lain agar kasus seperti ini tidak terjadi lagi
Mas, anda tau kalau mulut2 seperti anda itu lah yang bikin orang bisa drop, kurangin ya mas asal ngomong “tolol” nya, yang namanya opini ya opini, benar salah ya kembali ke masing2 individu, tapi bukan berarti anda punya hak untuk judge orang lain “tolol”, etika menggunakan media sosialnya mohon dijaga. Malu sama omongan anda yang bawa-bawa tuhan.
Saran buat author, mungkin semua yang buka artikel kamu bisa baca, tapi tidak semua orang bisa langsung paham, mungkin karena mereka memang tidak biasa baca, jadi sulit untuk paham makna dari tulisan author. Lebih baik jika author mau bahas hal-hal sentimentil seperti ini, kesimpulannya bisa dibuat per poin, jadi memudahkan author juga untuk membagi2 kalimat buat mewakili pikiran author.
Untuk pembaca, kalo gak paham, mending baca berkali2, kalau masih gak paham, silakan tanya atau diam. Kalau berbeda pendapat, bukan berarti author itu tolol, atau jangan2 yang bilang tolol itu kesel karena dia gak bisa ngerti pikiran author, jangan mudah tersulut, dan tetap beretika dalam bermedia sosial
Mbak aida lupa yaa bbrp wkt yg lalu ada yg bunuh diri sambil live di fb? Itu sadar mba. Dia ga skizofrenia. Jd jgn bilang tidak ada