Bukankah akan lebih mudah berjalan tanpa menoleh ke belakang. Kau tidak perlu merasa cemas atau pun takut pada sesuatu yang siapa tahu lebih besar sedang menunggumu di depan sana. Walau ya akan selalu ada bayang-bayang masa silam yang terus-terusan berdatangan. Bahkan tanpa izinmu, bayang-bayang kenang membentuk sebuah rindu dalam hatimu.
Rindu yang kau tahu tidak pernah mampu kau atasi sendirian. Akan tetapi dinding batu yang mengelilingi hatimu justru semakin membentuk kerinduan-kerinduan lain yang membuatmu semakin susah membedakan apakah bayangannya yang datang, atau tubuhnya yang pulang. Bukankah akan sangat mudah sekali jika kita bisa sama-sama jujur pada diri sendiri. Ya. Akan sangat mudah memang, tetapi banyak ucapan yang terlontar tanpa memikirkan perasaan yang mendengarkan.
Mereka berpikir telah sepenuhnya jujur. Tapi sama sekali tidak. Mereka hanya takut tersakiti lebih dulu. Maka dengan bersembunyi dalam alasan kejujuran mereka telah melindungi diri sendiri. Membuat diri berada dalam ruang rindu yang maya. Kau mungkin merasa ia ada, dan akan selalu terasa ada, tapi selamanya berupa ilusi yang sengaja kau buat nyata. Apakah hanya sebagai penghiburan sementara atau perayaan bagi kesedihan lainnya. Entahlah.
Kau sendiri yang mengetahuinya. Dalam rindu atau pun mimpi. Ia akan selalu datang untuk kemudian pergi lagi. Kau pun memahami itu sendiri. Yang akan selalu membuatmu terus kembali dan kembali lagi ke persimpangan antara menunggunya lagi atau memulai cerita baru. Bahkan pada setiap lintasan waktu hingga mimpi yang terus-terusan membuatmu rindu, maka kau akan semakin ingin membencinya. Bukan karena rindu padanya tetapi karena kepayahanmu menahan diri untuk tidak melampai batas diri tersebab rindumu padanya.
Bukankah akan sangat mudah jika hati sendiri mampu kau kendalikan. Jatuh cinta dan patah hati bisa kau beri jeda atau pun bertukar rasa dengan mudahnya. Maka kau tidak perlu berpura-pura berhenti menunggunya, mencintainya, membencinya dan merindukan hadirnya. Meskipun saat ini kau hanya mampu menyapa lewat kata dan doa, setidaknya kau harus terus berjalan. Meski pun sedang dalam kepayahan. Meskipun dalam kerinduan.
Meski pun dalam hati yang berantakan, tidak perlu membenci masa yang telah terlewati. Terkadang ada pelajaran serta hikmah yang tuhan sisipkan dalamnya. Siapa tahu ada takdir lain yang secepatnya akan menemukanmu. Kau hanya perlu percaya dan berprasangka baik pada-Nya.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”