Berpikirlah Sebelum Percaya, Karena Tidak Semua Orang Berpikir Sebelum Berbicara

Beberapa tahun belakangan ini, kemajuan teknologi meningkat seiring dengan betapa mudahnya informasi tersebar. Deretan kabar yang belum jelas kebenarannya merebak subur bagai kawanan jamur di musim penghujan. Memenuhi timeline dan wall media sosial, memenuhi headline portal berita online, dan bahkan menyesaki telinga kita yang tak sengaja mendengar.

Kita membaca kabar-kabar angin yang di-share, dan kita percaya. Kita membaca berita-berita tanpa bukti bukti kuat tentang para artis, dan kita percaya. Dan parahnya, bahkan ketika kita mendengar gosip miring tentang orang dekat yang kita kenal (entah yang begitu kita kenal dekat atau bahkan yang kepribadian masih misteri untuk kita), kita juga percaya.

Mengapa kita langsung saja merasa berhak untuk percaya semua yang kita dengar?

Apakah kita merasa sudah begitu dekat dengannya hingga begitu mengenalnya dan memastikan seratus persen bahwa dia memang sesuai apa yang tersebar itu? Hellow kawan, jika kita memang sangat dekat dengannya, kenapa masih percaya kabar itu tanpa bertanya? Bukankah lebih baik bertanya langsung padanya?

Ataukah kita percaya justru karena kita tidak mengenalnya dan hanya sekedar tahu namanya. Jika seperti itu apa hak kita untuk percaya kabar buruk itu? Bukankah kita tidak mengenalnya, darimana kita tahu kalau semua itu benar.

Berpikirlah dulu sebelum percaya, karena tidak semua orang menulis berita yang sudah dipikirkan. Karena ada orang-orang yang menulis berita hanya untuk mencari pengunjung. Hanya ingin memastikan pengunjung lamannya meningkat dengan berita itu, lantas mengapa kita percaya?

Berpikirlah dulu sebelum percaya, karena tidak semua orang berpikir sebelum menulis. Karena ada orang-orang yang mem-posting berita kabur di sosial medianya hanya untuk meramaikan kawan. Hanya untuk memastikan timeline atau wall-nya dilirik, lantas mengapa kita percaya?

Berpikirlah dulu sebelum percaya, karena tidak semua orang berpikir sebelum bicara. Ada orang-orang yang hanya berbicara untuk meramaikan suasana, yang hanya asal merangkai cerita sambil bercanda, lantas kenapa kita percaya?

Entah itu berita baik atau buruk, berpikirlah dulu sebelum percaya. Bertanyalah pada orang yang menjadi tokoh utama dalam cerita itu jika kalian memang kenal orangnya. Jika memang tidak mengenal orangnya, maka diamkan saja. Apa gunanya bagi kita mengurusi kabar tentang orang-orang yang bahkan kita kenal pun tidak?

Ketahuilah bahwa bangun pagi, dan tiba-tiba mendengar berita tentang kita sudah dipercaya orang-orang (tanpa mereka pernah bertanya) adalah sesuatu yang menyesakkan. Sekali pun itu berita baik.

Maka berhentilah mempercayai kabar apa pun, sebelum kalian mendengarkannya langsung dari orangnya.

Hey kawan, jika kita mendengar kabar buruk yang menyebar lewat angin, bukankah lebih baik agar apa yang terjadi tak sesuai apa yang tersebar?

Jika beritanya baik namun belum jelas, bukankah lebih baik didoakan daripada kembali disebarkan dan malah menjadi kabar yang kurang enak di dengar?

MARI MENJADI PENDENGAR YANG BIJAK.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Gadis sederhana yang ingin berbagi dan mengenal dunia lewat kata.

3 Comments