Aku selalu menjadwalkan sekali dalam sebulan untuk mudik ke Jawa semenjak bertugas di Manado. Selalu ada buah tangan yang aku bawa untuk dibagikan di rumah. Pernah aku bawa oleh-oleh sambal khas Manado. Pernah juga aku bawakan minyak urut khas Manado. Untuk perjalanan pulang di bulan Desember ini, aku memilih untuk membawakan tuna dalam kemasan kaleng untuk dijadikan oleh-oleh. Kenapa harus dalam kemasan? Agar lebih praktis dan tahan lama jawabnya.
Tuna dalam kemasan produksi Kota Bitung bisa dengan mudah didapatkan di mana-mana. Minimarket ataupun Supermarket tersedia dengan harga kisaran Rp.13.500-15.000 perkaleng dengan berat kurang lebih 130 gram. Tetapi aku ingin membeli langsung di pabrik pengolahannya, dengan harapan mendapatkan harga yang lebih terjangkau, sehingga oleh-oleh yang aku bawa bisa lebih banyak.
Perjalanan ke Kota Bitung aku lakukan di hari Sabtu. Kenapa Sabtu? Karena Senin sampai Jumat aku harus bekerja dan dihari Minggu mayoritas pabrik ataupun toko akan tutup, menghormati karyawannya untuk beribadah di Gereja. Perjalanan aku mulai jam delapan pagi, dengan jarak tempuh 45 Km, dengan kontur jalan yang lurus-lurus saja. Pemandangan kanan kiri penuh dengan warna hijau dengan tambahan adanya Gunung Klabat yang membuat perjalanan aku nikmati dengan santai. Perjalanan aku tempuh kurang lebih satu setengah jam.
Setibanya dilokasi, aku disambut dengan konsep penjualan yang menurut aku keren. Lokasi jualan berada di pinggir jalan, terpisah dari pabrik. Luasnya hanya satu meter kali satu meter. Yang menurut aku keren, lokasi jualan yang didesain semi permanen dengan bentuk kaleng tuna lengkap dengan kait pembukanya. Saat itu yang sedang berjualan ibu-ibu paruh baya, beliau sangat bersemangat dalam memberikan penjelasan rincian produk yang dipasarkan.
Ada tuna dalam bumbu gulai, tuna dengan bumbu betutu, ataupun serpihan tuna. Harga yang ditawarkan sebesar Rp. 12.500/kaleng. Dengan jarak yang aku tempuh (jauh-jauh dari Manado ke Bitung) sangat rugi bila aku hanya mengejar selisih Rp.2.500/ perkaleng. Beruntungnya, saat itu sedang ada promo Rp 50.000 dapat 12 kaleng. WOW, murah sekali, jangan-jangan.
Tenang, produk Rp 50.000/12 kaleng masih produk dari perusahaan itu. Ada beberapa kriteria yang menurut aku kita layak membeli varian ini. Pertama, dia melakukan efisiensi biaya dengan penjualan tanpa label sehingga kaleng yang dijual masih kaleng polosan berwarna abu-abu. Kedua, tidak ada pengait ditutup kaleng tersebut, sehingga kita membutuhkan alat bantu untuk membuka kaleng tersebut. Ketiga, produk yang dijual dengan promo ialah tuna dalam air garam, yang artinya tidak ada bumbu lain, sehingga produk ini sangat cocok untuk campuran nasi goreng, roti isi, mie dan lain-lain.
Salah satu kenikmatan hidup di Sulawesi Utara, khususnya di Bitung atau Manado, kita bisa makan tuna dan olahannya dengan harga yang sangat terjangkau, sehingga aku akan nikmati sepuas mungkin makan ikan tuna selama bertugas di Manado, hal yang sangat sulit aku lakukan saat bertugas di Jakarta dulu.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”