Generasi Muda Indonesia adalah generasi yang akan menjadi penerus bangsa yang diharapkan mampu menjadikan Indonesia menjadi bangsa yang unggul, seperti pada kutipan kalimat Bung Karno "Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia."
Nasib bangsa ini kedepannya ada di tangan mereka. Apakah bangsa ini akan semakin maju atau malah sebaliknya, semua itu ditentukan oleh para pemuda generasi bangsa. Untuk itu moral generasi muda harus dibentuk sedini mungkin untuk menciptakan karakter yang sesuai dengan pancasila.
Pancasila mengajarkan moral bagi generasi muda agar dapat mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam tiap sila pancasila. Negara telah mengupayakan dengan berbagai cara untuk membentuk moral generasi muda, salah satunya dengan memberikan pendidikan tentang Pancasila dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
Namun, seperti yang dapat kita lihat bekakangan ini moral generasi muda justru jauh dari kata baik dan itu jauh dengan apa yang kita harapkan. Tingkah laku para pemuda saat ini tentunya membuat kita sedih dan heran mengapa bisa terjadi seperti ini? Mari kita lihat moral generasi muda saat ini.
Dari cara berpakaian, remaja masa kini cenderung meniru gaya berpakaian orang barat. Padahal seperti yang kita tahu gaya berpakaian orang barat sangat terbuka, tidak memperhatikan kesopanan, dan menyimpang dari moral. Sedangkan Indonesia terkenal dengan kesopanan dan budi luhurnya. Fakta yang menyedihkan adalah banyak stasiun-stasiun televisi yang menampilkan gaya berpakaian mengikuti tren orang barat. Secara otomatis tidak hanya remaja metropolitan saja, namun remaja di pedesaan juga melakukan hal sama. Artinya seluru lapisan masyarakat telah terpengaruh dari media sosial dan televisi tersebut.
Cara berpakaian kebanyakan anak muda khususnya di kalangan wanita mengundang lawan jenis untuk melakukan tindakan porno. Namun mereka tak mau disalahkan atas tindakannya itu, justru mereka menyalahkan para lelaki yang telah memandang tubuh mereka dengan pakaian yang “kekurangan bahan” itu. Lucu memang mereka yang salah namun justru menyalahkan orang lain.
Selanjutnya tentang kelulusan SMA, pasti sudah terlintas di benak kita semua cara anak muda merayakan kelulusan mereka. Yang paling umum dan seakan sudah menjadi budaya yaitu konvoi dan mencorat coret seragam dengan menggunakan spray paint. Konvoi di jalan raya menggunakan sepeda motor dengan suara bising yang tentunya menganggu pengguna jalan lain. Mencoret-coret seragam yang dilakukan oleh lawan jenis, membuat ketat rok SMA, merobek belahan rok, itu semua menjadi sebuah kebanggaan bagi mereka.
Apa yang mereka pikirkan dengan tindakan yang sama sekali tidak ada manfaatnya itu? Bahkan ada yang lebih parah dari pola pikir mereka yaitu mengadakan pesta bikini. Seperti pada kasus yang terjadi 2015 silam, para remaja mengadakan pesta bikini untuk merayakan kelulusan SMA. Hal seperti ini berujung pada seks bebas hingga hamil diluar nikah, sehingga menghasilkan kasus pembunuhan dan aborsi. Sifat foya-foya mereka terlihat sangat jelas, padahal masih banyak sekali kegiatan yang jauh lebih bermanfaat untuk dilakukan. Sungguh memprihatinkan perilaku anak muda sekarang.
Terkait dengan sopan santun, anak muda sekarang seakan sudah hilang sikap sopan santun mereka. Terutama kepada orang yang lebih tua , yang seharusnya dihormati malah di olok-olok, dicaci maki bahkan bertindak fisik sesuka hati mereka. Sebagai contoh akhir-akhir ini pemberitaan yang sedang hangat yaitu guru yang menjadi korban tindakan fisik muridnya, bahkan ada yang sampai meninggal dunia.
Mereka berani berbuat seperti itu hanya karena ditegur oleh sang guru, padahal teguran itu juga ditujukan untuk kebaikan mereka sendiri karena pada dasarnya guru ingin mendidik murid-murid mereka untuk menjadi lebih baik. Contoh yang lainnya yaitu ketika orang tuanya sendiri tidak menuruti keinginannya, maka mereka akan mencaci maki orang tuanya. Lalu di manakah letak sopan santun anak muda sekarang?
Lantas apa yang menyebabkan anak muda bangsa seperti ini? Saat ini banyak anak-anak bangsa Indonesia mulai mengadopsi adat maupun budaya bangsa lain. Padahal mereka lupa bahwa bangsa Indonesia lebih kaya dan lebih terhormat dari sisi adat dan budaya dibandingkan bangsa-bangsa lainnya yang ada di dunia. Ini juga sebagai salah satu pemicu hilangnya jati diri bangsa secara perlahan. Juga ada beberapa faktor yang menyebabkan anak muda sekarang seperti ini.
Yang pertama yaitu orang tua sekarang yang cenderung kurang memantau dan mengontrol perkembangan anak-anak nya. Padahal peran orang tua sangat besar untuk mendidik anaknya, kasih sayang orang tua lah yang menjadikan anak memiliki moral dan pola pikir yang baik. Karena kurangnya pengawasan dari orang tua maka mereka dengan mudah bergaul dengan siapa saja, terpapar dengan pengaruh lingkungan yang buruk. Kedua, rendahnya iman yang dimiliki oleh anak muda sekarang.
Karena miminmya iman sehingga mereka bertindak sesuai keinginan hati mereka, tidak peduli itu baik atau buruk. Ketiga, karena pengaruh media massa terutama televisi. Stasiun-stasiun televesi sekarang banyak menyuguhkan sinetron dan acara yang merusak dan cenderung mengajak kepada kerendahan moral. Tidak hanya anak muda namun seluruh lapisan masyarakat banyak meniru apa yang ditayangkan di televisi. Di sini, pihak KPI sendiri seharusnya lebih selektif dan tegas dalam memberikan izin penayangan acara televisi, sehingga pihak-pihak stasiun televisi lebih bijak dalam menyuguhkan tayangan ke masyarakat.
Untuk itu kita sebagai generasi muda marilah kita bersama-sama sadar dan berusaha menjadi yang lebih baik lagi. Mari melakukan tindakan yang positif, memberikan manfaat bagi sesama maupun bagi negara. Karena generasi muda adalah generasi penerus bangsa ini, generasi yang menjadi tumpuan masa depan bangsa Indonesia.
Janganlah sifat-sifat buruk dalam pergaulan sosial menjadi sesuatu yang merusak pola pikir dan moral generasi muda. Diharapkan untuk kedepannya generasi muda bangsa menjadi generasi yang mampu membawa Indonesia kita menjadi lebih baik.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”