Aku akan selalu berjuang untuk menjadi pria yang layak untuk bersanding dengan dirimu kelak. Secara cermat dan hati-hati. Aku selalu menjaga persaan diriku untuk menempatkan dirimu dalam semangat hari-hariku.
Aku percaya dan meyakini kalau kamu membutuhkan pria seperti diriku namun akulah yang akan menjadi yang keluar sebagai pemenang untuk berjalan berdampingan dalam menjalani hari-hari kita kelak.
Aku adalah diriku yang sesungguhnya dan penuh kesadaran mencintaimu. Akan banyak sekali tantangan-tantangan di setiap waktu-waktu kita, baik di saat kita bersama atau di saat kita belum dipertemukan. Kamulah orang yang ada di setiap doa-doa ini.
Doa seorang pria yang sedang berjuang sekeras ombak di samudera dan seteguh batuan karang yang walupun pasti terkikis oleh deburan ombak, angin dan hujan karena sudah habis waktunya sebagai karang. Tapi itulah tantangan yang dinamakan waktu, waktu kita sampai akhir hayat nanti aku akan tetap tegar dengan apa yang kita lalui bersama-sama sampai waktunya sebagai manusia habis.
Jangan pernah ragu terhadap apa yang sudah menjadi doa-doa kita karena Tuhan maha tahu apa-apa yang hamba-Nya butuhkan bukan? Aku membutuhkan kamu, yakin kamu juga membutuhkan aku. Semoga kebutuhan kita dipenuhi oleh Tuhan agar bisa bersatu, pria yang kamu tunggu di pertemuan jalan yang akan menyatukan derap langkah kehidupan kita kelak.
Aku seorang pria yang membicarakan kamu saat ini. Kelak juga kamu akan membaca tulisan yang terselip doa dan harapan nyata ini. Aku tidak ingin mengejarmu sampai-sampai takut akan diriku tapi, aku terus membuktikan bahwa kamulah yang pantas mengisi dan melengkapi hari-hariku disaat aku bahagia, lelah, kesal, sedih, nyaman, marah, lapar maupun kekenyangan karena menyantap makan malam yang begitu sederhana.
Ya sederhana. Sesederhana tulisan ini. Aku mencintaimu dengan sesederhana mungkin karena nikmat yang sesungguhnya adalah sederhana, cukup dan tidak kekurangan apalagi berlebihan. Karena yang berlebihan itu dibenci Tuhan bukan? Apalagi kekurangan yang bisa menimbulkan kita terhadap tindakan kecemburuan sosial!.
Aku tidak ingin mengejarmu sampai-sampai takut akan diriku tapi, aku terus membuktikan bahwa kamulah yang pantas mengisi dan melengkapi hari-hariku disaat aku bahagia, lelah, kesal, sedih, nyaman, marah, lapar maupun kekenyangan karena menyantap makan malam yang begitu sederhana.
Terima kasih untuk kamu yang telah aku relakan menyediakan waktu dan pikiran di setiap detak jantung dan gerak langkah kakiku menuju ladang pahala kita kelak. Karena aku yakin kamulah satu-satunya yang rela menghabiskan waktu kita bersama-sama sampai akhir hayat.
Menempuh sejauh-jauhnya jarak waktu, pikiran dan tenaga untuk singgah sementara di dunia yang sekejap saja ini. Setelah jiwa dan raga ini berpisah di dunia yang fana, semoga kita sudi untuk mendapatkan ladang pahala kebaikan untuk bekal kita kelak di dunia yang lain.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”