Aku Terlalu Pintar untuk Mengingat, dan Terlalu Bodoh Untuk Melupakan, Soal Kamu

Teruntuk (R)indu di masa laluku.

Sampai detik aku menulis artikel ini aku tidak pernah tau bagaimana harus memulai melupakanmu. Tapi sepertinya tidak untukmu, kamu sudah melangkah jauh di depanku dan meninggalkan semua kenangan itu. Bahkan kau pun menanggalkan segala bentuk barang kenangan kita. Kamu tidak lagi mengenakan jaket biru putih favoritmu dulu, yang selalu kau kenakan saat langkahmu mengarah ketempatku.

Aku sudah menyadari semua dari awal kita bertemu bahwa pada saatnya nanti aku akan kehilanganmu seperti ini. Tapi bodohnya aku, aku terlalu silau dengan kebahagiaan itu sehingga aku lupa untuk mempelajari bagaimana cara melupakanmu. Aku tidak pernah menyesali apapun itu. Karena aku yakin dan percaya, bahwa Tuhan selalu punya rencana untukku, aku yakin juga kita punya luka yang sama. Karena aku masih ingat betul bagaimana kita susun mimpi indah itu bersama.

Teruntuk (R)induku mungkin saat ini Tuhan telah menghapuskan sebagian luka di hatimu, dengan hadirnya dia yang akan selalu berusaha membuatmu bahagia. Begitu pun aku Tuhan memberikan berjuta – juta kasih sayangNya padaku, dan selalu membuatku tersenyum. Walaupun di dalam hatiku, aku masih sangat terluka.

Sejujurnya aku paham satu – satunya cara melupakanmu adalah dengan mengikhlaskanmu, tapi tahukah kamu? Entah mengapa sampai saat ini apapun yang terjadi dalam hidupku baik suka maupun duka, kamu adalah satu – satunya orang yang ingin aku temui untuk sekedar berbagi kisah. Kamu pun masih sama sering hadir di setiap mimpi malamku. Lalu bagaimana caraku melupakanmu? Tuhan pun seolah enggan memberi jawaban. Samakah yang kau rasa?

Teruntuk (R)induku, aku ingin memulai melupakanmu, semua sudah kuletakkan jauh di belakang dan aku pun ingin melangkah ke depan, aku sadar walaupun kau sudah memiliki cintamu beberapa bulan kemarin aku sempat egois dengan menahanmu di sini, memberikan apapun yang kamu inginkan dariku, tapi tahukah kamu? Sebenarnya aku terluka, tapi aku terlalu egois dan naif. Dan setelah semuanya normal, kamu pergi menjauhiku, aku sadar bahwa inilah yang terbaik, terbaik untuk kita, untuk hatiku dan untuk masa depanku.

Mungkin saat ini kita belum pantas untuk bersama, tapi tidak ada yang tahu tentang masa depan.

Teruntuk (R)induku sekarang aku sadar bahwa selama menyayangimu dulu aku jauh dari kata sempurna, aku jauh dari ciri pasangan yang baik tanpa kau sadari dan aku sadari, mungkin aku sering menyakitimu. Padahal aku tahu sekarang kamu adalah seseorang yang benar – benar banyak membuatku berubah. Penyesalan mungkin benar datang terakhir, di tengah usahaku melupakanmu, aku ingin meminta maafmu, karena mungkin aku juga pernah mematahkan hatimu.

Semoga setelah ini jalan kita semakin lancar, aku mengikhlaskan dan memaafkanmu, begitu pun kamu. Biar Tuhan yang urus masa depan dan semua mimpi – mimpi kita, mimpi yang dulu kita rangkai dengan derai air mata, mimpi yang dulu susah payah kita usahakan.

Aku selalu mendoakanmu di sela (R)induku, semoga kamu selalu berbahagia, seperti dulu kamu selalu berusaha untuk membahagiakan aku. Biarlah semua rasa sakit kita ini menjadi pelajaran bagi diri kita masing – masing. Dan pada saatnya nanti kita bertemu, aku akan menceritakan semua kisah suka dan dukaku padamu.

Salam (R)indu dariku yang selalu bersamamu dulu

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

anak tahun 1995 yang sedang mengejar mimpinya, karena pernah kehilangan salah satu mimpinya