Aku dan Sandal Jepit. Hidup itu Sederhana, Cuma Segudang Rencana Kamu Jadi Rumit

ADVERTISEMENTS

Maaf, mau nanya nih. Masih suka pake sandal jepit gak?

Syukur deh kalo masih sering pake sandal jepit. Aku juga masih suka pake kok. Iya sandal jepit. Alas kaki kita. Dan berapapun mahalnya sandal jepit, tempatnya tetap aja di bawah. Di tapak kaki kita. Tapi di era sekarang, banyak orang juga udah males pake sandal jepit. Karena ada sandal yang lebih mahal, lebih modis. Sandal jepit terlalu sederhana …

ADVERTISEMENTS

Hahhh, apa urusannya sandal jepit ama hidup sederhana?

Sejatinya sih gak ada urusan sama sekali. Sandal jepit itu gak pernah punya urusan ama siapapun. Justru yang suka pake sandal jepit yang punya banyak urusan. Betul gak? Makanya, kita sering bilang, “maaf, saya lagi banyak urusan”. Gak tau deh urusan apaan. Urusan gak karuan kali hehehe…

Ya, sandal jepit. Kita yang pake sandal jepit sering dibilang “orang yang sederhana” atau dibilang “orang kampungan”. Gak apalah dibilang orang sederhana, orang kampungan. Itu cuma persepsi kamu aja kok. Lagi yang bilang begitu, mungkin karena udah gak pernah make sandal jepit. Biarin aja deh. Mentang-mentang sandalnya bagus… somse banget.

Sandal jepit kadang identik dengan orang yang sederhana. Bagus juga sih. Kan orang sederhana hidupnya juga sederhana. Buat zaman kayak begini, hidup sederhana itu penting. Biar kita gak tergilas dengan gaya hidup yang berlebihan, berwewah-mewah atau malah konsumtif. Kan udah banyak orang yang tertipu dunia. Karena gak mau hidup sederhana.

Apalagi di zaman edan kayak sekarang. Terlalu kapitalis. Segalanya atau kebahagiaan katanya diukur dengan materi. Seakan gak sah hidup kita tanpa ada aksesori atau embel-embel kemewahan. Akhirnya, selalu merasa tidak cukup meski sudah hidup layak.

ADVERTISEMENTS

Sungguh, hidup sederhana menjadi barang langka.

Saking gak bisa hidup sederhana, di negeri hebat ini, ada orang yang sedang dihukum dan di penjara pun tetap aja minta fasilitas yang mewah. Jika perlu disogok tuh petugas LP. Hidup sederhana emang langka ya. Anehnya, orang yang gak punya juga pengen tampil parlente. Biar kelihatan keren dan necis. Duitnya sederhana tapi penampilannya gak sederhana …. kok bisa ya.

Di sisi lain, kalo ada saudara kita yang hidup sangat sederhana. Sungguh, sebabnya karena kemiskinan atau emang gak punya apa-apa. Sederhana alias miskin. Mereka gak pilih tapi jalan hidupnya yang bikin sederhana. Sedihhh banget sih..

ADVERTISEMENTS

Lha, emang kalo gue punya gak boleh apa hidup mewah?

Iya boleh dong. Kan punya sendiri. Asal mampu dikendalikan aja. Cuma biasanya, orang kalo udah hidup mewah biasanya lupa. Atau terlalu mudah berubah sikapnya. Berapa banyak orang yang sikapnya berubah karena suka pake barang mewah. Suka pake merek terkenal.

Gara-gara orang bilang bagus, keren akhirnya jadi lupa diri. Merasa status sosialnya meningkat. Kastanya berasa tinggi hehe. Gara-gara pake ballpoint mahal dan bermerek, akhirnya kita jadi takut hilang, takut jatuh, takut dipinjam karena nanti cepat habis tintanya. Kemewahan dan kecintaan yang berlebihan sering bikin pemiliknya tersiksa sendiri. Gak boleh ini, gak boleh itu. Pucing pucing pucing…

Emang sih gak dilarang kok. Kita kan kaya dan orang empunya. Cuma kita perlu nanya aja, apakah kita hidup cinta pada kemewahan atau tidak? Semoga aja tidak ya. Karena orang yang bermewah-mewahan itu tersiksa. Selalu ingin pamer, ingin diketahui orang lain, mungkin juga takut disaingi.

Akhirnya jadi pemuja kemewahan dan mudah iri pada orang lain yang lebih punya. Kalo udah punya juga jadi cemas, takut lecet, takut hilang dan takut-takut yang lainnya. Ciyann deh …

Tapi kalo dipikir, hidup kita juga emang SEDERHANA. Cuma kita aja yang sering bikin rumit dengan segudang RENCANA.

ADVERTISEMENTS

Yukk hidup sederhana. Kembalikan hidup kita pada aslinya. Toh, entar kalo meninggal juga gak bawa apa-apa kan?

Emang ngeri, hidup di zaman sekarang. Banyak iklan, sinetron dan tayangan TV yang ngajarin hidup mewah. Akhirnya kita bernafsu untuk hidup di luar batas kemampuan kita. Sampe lupa bersyukur atas apa yang sudah dimiliki. Gak mau lagi hidup sederhana.

Memang, Allah tidak anti kaya. Bahkan dianjurkan untuk tidak miskin. Biar ibadahnya enak dan nyaman. Kita cuma diajarkan untuk hidup sederhana. Tidak berlebihan dan sesuai dengan prioritas aja. Gak usah maksain yang gak perlu.

Asal fungsinya terpenuhi sudah, gak usah pake yang merek-merek. Apalagi dengan embel-emebl biar dianggap "orang berkelas".

Hidup sederhana itu berarti kita hidup secukupnya, yang sesuai dengan kebutuhannya saja. Bukan untuk gengsi. Hidup sederhana itu hidup yang visinya akhirat, bukan untuk diri sendiri dan keluarga doang tapi juga untuk orang-orang di sekitar kita yang membutuhkan.

Hidup sederhana juga gak berarti hidup tanpa kenikmatan. Justru bisa menikmati segalanya dengan seimbang, baik lahir maupun batin. Menikmati hidup itu kan artinya “hidup yang seimbang”, jadi gak galau, gak resah, gak takut.

Sederhana itu penting. Agar tidak terlena oleh kekayaan dunia yang hanya sementara saja. Hingga lupa tugas kita yang sesungguhnya di dunia, yaitu perbanyak bekal untuk menuju kampung akhirat. Kampung yang lebh kekal.

SEDERHANA itu bukan tanda-tanda kemiskinan. Tapi tanda-tanda kesiapan untuk merasakan hidup yang penuh kekayaan. SEDERHANA juga tanda kita mampu melawan kesombongan diri sendiri. Luar biasa, hidup sederhana ciamikk dah.

Nabi Muhammad SAW aja yang pemimpin umat dengan status yang mulia dan terhormat, memilih untuk hidup yang sederhana. Ia tak pernah silau dengan kenikmatan dunia. Hidup sederhana itu penting. Karena kita, membeli atau ingin punya sesuai kebutuhan dan kemampuan. Sungguh, barang atau apapun yang kita miliki tidak menjadi penentu derajat kemuliaan kita.

Salam sandal jepit, salam sederhana bro ..!! #BelajarDariOrangGoblok

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pekerja alam semesta yang gemar menulis, menulis, dan menulis. Penulis dan Editor dari 28 buku. Buku yang telah cetak ulang adalah JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, dan Antologi 44 Cukstaw Cerpen "Surti Bukan Perempuan Metropolis". Konsultan di DSS Consulting dan Dosen Unindra. Pendiri TBM Lentera Pustaka dan GErakan BERantas BUta aksaRA (GeberBura) di Kaki Gn. Salak. Saat ini dikenal sebagaipegiat literasi Indonesia. Pengelola Komunitas Peduli Yatim Caraka Muda YAJFA, Salam DAHSYAT nan ciamik !!

7 Comments

  1. NICE sekali nih artikel, alhamdulillah… terimkasih atas artikel yang sangat bermanfaat (y)