Dua minggu lalu, ada teman yang japri lewat WhatsApp untuk tanya kabar. Pastinya saya jawab dengan sopan. Nggak lama kemudian kok dia malah curhat instead of membuat conversation. Mohon maaf nih? Udah lama lho kita nggak ngobrol, bisa lho nanya kabar. Bukannya saya itu sok pengen ditanya kabarnya kayak gimana, tapi suka gerah kalau berhubungan dengan orang yang jarang mau bikin genuine relationship tapi malah bikin kita jadi thrash bin.
Inspirasi tulisan kali ini adalah dari kejadian itu. Saya jadi mikir, ada berapa tipe teman sih yang bakal kita temui? Parameter penulis kebetulan masih seperempat abad.
Teman SMA
Ada yang lucky untuk punya teman SMA yang lanjut dari SD dan SMP. Ada juga yang ketemu di tiap tahapan hidup yang berbeda. Mereka ini teman yang unik banget karena setiap kali ketemu bakal ngobrol nggak jauh dari: siapa yang kawin duluan atau ngobrolin guru yang kasih PR paling banyak. Asyik pasti. Ya, gimana nggak? Kenal pas kita lagi ababil.
Temen Kuliah
Ini ceritanya mirip kayak teman SMA cuma orientasinya bisa aja jadiin pasangan hidup atau teman kerja. Kalau anak sekarang pasti mikirnya dijaiin partner buat bikin start-up kece untuk menjadikan Indonesia lebih bermakna? Bukan begitu netijen? Mereka bisa dibilang asyik banget karena bebas! Bebas sebebasnya mau ngelakuiin apa yang kita mau. Kalau kampusnya jauh dari rumah artinya punya lebih banyak waktu untuk explore hal-hal barengan dengan mereka. Kalau dekat dari rumah, ya…hitung-hitung nggak harus jauh cari tempat makan karena dapur rumah pasti ngepul (semoga ceritanya selalu gitu ya).
Teman Ketemu di Acara
Sepertinya status 'teman' agak berlebihan ya? Soalnya ketemunya cuma sekali (kalau emang acaranya cuma sehari) atau sampai periode acara itu selesai (biasanya acara seminar yang pakai nginep lah istialahnya). Ketemu dengan beda pikiran, asal yang kadang suka bikin diri sendiri menggilitik karena so cool banget apapun alasannya itu, dan kadang bisa jatuh pada pandangan pertama karena kepingin banget bisa terus-menerus dekat dengan mereka.
Sayangnya, teman tipe ini itu lucu. Bisa terus-terusan lanjut jadi teman baik atau hilang gitu aja. Acara yang kita datangi menjadi persamaan. Setelah itu, tricky banget. Kesibukan sendiri-sendiri suka bikin komunikasi tersendat dan lama-kelamaan ya hilang gitu aja. Tadinya temen jadinya malah mendem.
Teman yang datang tak diundang tapi datang terus
Jangan terkecoh dengan judulnya. Bukan Jelangkung. Cuma tiap kali mereka datang ini menyeramkan sekali. Kerjanya cuma bikin sakit hati dengan segala permasalahan hidup yang suka bingung juga jawabnya. Tapi tiap kali kita mau sharing masalah hidup kita, boro – boro mau dengar. Ditanggepin aja nggak! Selalu di arahin ke masalah hidup dia. Kayaknya hidup mereka itu paling susah sedangkan itu kesannya nggak penting. Capek banget kalau tiap teman tipe ini ada. Yaaa, bukannya senang dan berfaedah malah bikin kita julid.
Teman Baik
Ini dia harapan tiap dari kita. Punya teman yang bisa mendengar saat lagi galau dan siap pasang badan kalau lagi sulit. Sebaliknya, mereka pun mau kayak gitu sama kita kalau sedang dalam keadaan yang sama. Ini jarang banget ditemukan malah bisa dibilang jarang. Bukan nggak ada. Ditemukannya pun juga di tempat-tempat yang kadang tidak terkira.
Kamu akan tahu saat mereka baik tanpa harus dipaksa. Ada di saat yang tepat. Kayak suratan aja. Semua berjalan lancar. Nggak pakai dipaksa atau jadi susah. Semoga pahala teman-teman baik ini selalu diberi rahmat agar hidup mereka panjang ya.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”