Puisi 1 : Aku lupa berterima kasih kepada bundaÂ
Aku lupa berterima kasih kepada bunda yang telah menggadaikan jatah surganya
Dia membelah bulan yang cahayanya seperti tatap mata ketika mengasihani kehidupan darah muda yang jasadnya di keluarkan dari surga
Alangkah congkak kepala saat berkata ini anakku yang akan menjadi paku di semua pengadilan buruk yang mengetok palu
Tak akan bisa kalian tancapkan ia ke dalam lubang kesalahan yang disandiwarakan
Tengoklah ujungnya yang jemu akan mematahkan genggaman kayu yang serpihannya mengenai mata nan membelalak tidak terima
Tak sudi mengakui bahwa gelar master dan profesornya telah mempercepat umat menemui neraka
Mulut mereka panitia
Mulut mereka penentuÂ
Menjadi saksi dari setiap korban yang terlanjur hilang jiwa
Yang menitipkan pesan untuk bunda
Yang telah bertaruh surga dan neraka
…..Â
Puisi 2 : Hati yang lupa untuk tidurÂ
Dari sebuah rujukan pelipur
Ada lima hati yang lupa untuk tidur
Dari kian sunyi senyum termashyur
Hanya ada bayang tatap semakin kabur
Pun dia sudah ditimang
Gelombang tak membuatnya gamang
Riak-riak menjadi teman pendengar
Yang digulung kedalaman mata
Yang kini tengah berbicara lewat rasa
Memberi nyawa pada segumpal darah
Mengaliri lewat rusuk dan nadi
Tak pernah ada yang dikisahkan
Oleh cerita adat nenek moyang
Nun disana
Ada hati yang belum bertemu pemiliknya
…..Â
Puisi 3 : SophrosuneÂ
Terdengar lantunan senyap terdengar
Kisah sedih sudah kasih
Kebaikan bahkan bukan
Nestapa mata derita
Hilangkan bilang pulang
Ada apa ada
Sudah hilang desah ilalang
Telah lepas teras napas
Satu buku pikiran buntu
Tangan angan enggan ringan
Andai buai terurai landai
Dari dara deru dera
Pastilah lelah kalah
Matilah, binasa terkutuk mati
Sejak sajak rahim
Darahmu sesal ibu
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”