Berangkat dari Film Menuju Cebu
. . .
Mendengar dan membaca
Menapaki ruang-ruang baru di berbagai belahan dunia
Mempertemukan raga dan jiwa
Meniti rencana alam semesta
. . .
Sederet kalimat di atas adalah penggalan puisi yang terdapat dalam film Trinity, The Nekad Traveller. Film yang dimainkan Maudy Ayunda itu meyuguhkan scene menarik tentang beberapa destinasi wisata di Indonesia dan mancanegara.
Scene yang paling seru adalah ketika Trinity si pemain utama berlibur di Kota Cebu Filipina bersama teman-temannya. Ia dan teman-temannya mengisi liburan dengan mencicipi streetfood ekstrem ala Filipina seperti day old (bayi ayam berumur satu hari yang digoreng) dan balut (telur rebus yang berisi embrio bebek). Mereka juga menaiki jeppney si Raja Jalanan Filipina.
Berangkat dari scene tersebut, pikiran dan hati melayang mencoba membayangkan seperti apa rasanya melancong di Kota Cebu. Tanpa membuang-buang waktu, jari-jari ini langsung mengetik keyword “Kota Cebu Filipina” di mesin pencari Google.
Dari kegiatan selancar dunia maya, membukakan mata ini bahwa Kota Cebu memang istimewa. Cebu sendiri merupakan kota terbesar kedua di Filipina setelah Manila. Bahkan koran.tempo.co menyebut kalau Manila adalah Raja, maka Cebu adalah Ratu. Cebu memiliki pelabuhan perdagangan besar dengan industrinya yang maju. Pertumbuhan ekonominya pun tinggi melampaui rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional.
Siapa sangka ternyata kota ini menawarkan beragam destinasi yang eksotis. Mulai dari wisata sejarah, wisata budaya, wisata kuliner, wisata pantai, hingga pesona dari gelaran festival. Tidak mengherankan, bila Kota Cebu di Filipina dimasukkan dalam list tempat wisata yang wajib dikunjungi.
Membayangkan Cebu sebagai Bingkai Sejarah Filipina
Dari sekian banyak wisata yang disajikan di Cebu. Wisata sejarah lah yang paling membuat penasaran. Rasa penasaran ini bukanlah tanpa alasan. Melansir dari wisatafilipina.com, Cebu menjadi kota koloni pertama Spanyol di Filipina.
Selain itu berbicara tentang Cebu, memantik ingatan ini pada kisah tokoh di masa lampau yaitu Ferdinand Magellan. Seorang tokoh penjelajah Portugis yang diutus Raja Spanyol untuk mencari rempah-rempah. Bangsa Eropa menganggapnya sebagai tokoh pertama yang mampu mengelilingi bumi.
Pelayaran mengelilingi bumi ternyata tidak semudah yang dibanyangkan. Karena kehabisan stok makanan, Ferdinand Magellan dan rombongan berlabuh di Kepulauan Filipina. Mereka menetap di Pulau Cebu sembari menyusun strategi selanjutnya. Kedatangan Ferdinand Magellan disambut baik-baik oleh penguasa setempat Raja Humabon dan Ratu Juana. Bahkan Ferdinand Magellan mengajak penduduk Cebu untuk menganut agama Katolik.
Persinggungannya dengan penduduk pribumi di kemudian hari menimbulkan pertikaian. Ia dan rombongan bertarung dengan salah satu suku di Cebu. Pada akhirnya ia terbunuh dalam pertikaian tersebut. Tujuannya mencari rempah-rempah tidak terpenuhi, namun jejak Magellan kiranya sampai sekarang masih bisa dijumpai. Jejak itu adalah agama katolik, agama mayoritas yang dianut oleh penduduk Cebu.
Rasanya kisah Magelland sudah cukup memantapkan hati untuk memilih wisata sejarah Cebu sebagai pilihan ketika berlibur ke Filipina. Ternyata benar, Cebu adalah wisata impian bagi pecinta sejarah. Bagaimana tidak? Sudut-sudut Kota Cebu menyimpan jejak Magellan yang tertinggal dan bangunan kolonial lainnya. Pecinta sejarah dapat memuaskan diri untuk menjelajahinya.
Dari sejumlah penelusuran, wisata sejarah Cebu terawat dengan baik sampai sekarang. Seperti yang pertama yaitu Magellan’s Macross, tempat yang berhubungan langsung dengan kisah Magellan. Magellan’s Macros merupakan bagian terpenting dalam wisata sejarah di Cebu. Di sinilah tempat dimana Ferdinand Magellan menancangkan salib kayu di tanah Cebu, sebagai tanda pekabaran Injil ke penduduk setempat. Magellan’s Macros menjadi bukti awal penyebaran agama Katolik di Cebu.
Masih berkaitan erat dengan agama Katolik, ada Gereja Basilica del Santo Niño. Sebuah gereja yang didirikan oleh pelaut Miguel Lopez de Legazpi tahun 1565. Di gereja ini disimpan relik Santo Nino (bayi Yesus) yang merupakan pemberian dari Ferdinand Magellan.
Tak hanya itu, Miguel Lopez mendirikan Benteng San Pedro. San Pedro merupakan benteng tertua dan pertama di Filipina. Benteng ini menjadi posko terkecil Spanyol di Filipina. Awalnya San Pedro dibangun dari kayu, namun karena kurang kuat dibangunlah kembali dengan batu karang.
Pengaruh kolonial Spanyol rupanya juga ditemukan di sudut lain. Terdapat rumah tua bernama Yap-San Diago Ancestral House. Rumah ini dibangun sejak abad ke-17 oleh suami istri Don Juan Yap dan Dona Maria Florido. Yap-Sandiago sangat unik karena bentuk aslinya masih terjaga hingga kini. Dekorasinya pun masih lengkap dan utuh.
Ada satu tempat lagi yang tidak boleh terlewat saat akan berwisata sejarah, yaitu museum. Museo Sugbo merupakan museum yang cukup populer di Cebu. Museo Sugbo bisa memperdalam wawasan sejarah yang ada di Cebu. Di sini memori mengenai peristiwa penyerangan Spanyol, Jepang, dan Amerika Serikat terhadap Kota Cebu akan dipertontonkan. Koleksi artefak perang dunia seperti senjata, kamera juga tersimpan rapi di Museo Sugbo.
Melalui peninggalan kolonial tersebut, irisan-irisan sejarah Filipina termanisfestasi dengan apik di Cebu. Pantas saja jika Cebu disebut sebagai Kota Tua. Dan kota tua akan selalu memiliki pesonanya tersendiri, karena tidak di setiap kota kita mendapatkan nuansa sejarah. Cebu dalam benak ini adalah sebuah bingkai dari sejarah Filipina.
Informasi mengenai Filipina ini bisa didapatkan di www.wisatafilipina.com. Informasi yang diberikan sangat beragam, mulai dari tempat wisata, hotel, kuliner, diving, ESL, pilgrimage, sampai muslim-friendly, semuanya ada di sini. Selain isinya lengkap dan terpercaya, website milik PDOT Indonesia ini juga dilengkapi panduan wisata serta berbagai fitur keren dan seru yang membuatku semakin tertarik untuk menjelajah Filipina. Ditambah lagi, ada berbagai kuis berhadiah menarik yang bisa diikuti. Tentunya ini sangat mengobati kerinduan untuk bisa liburan ke Filipina. It’s More Fun in the Philippines!
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”