Walau sudah diizinkan untuk kembali bekerja di kantor dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, faktanya masih banyak perusahaan yang masih menerapkan WFH atau Work From Home.
Sayangnya, WFH yang selama ini kita bangga-banggakan dan kita sukai, memiliki dampak yang cukup buruk bagi kesehatan seseorang, khususnya kesehatan mental.Â
Banyak pegawai kantoran yang mengaku, kerap mengalami stres berat hingga kehilangan nafsu makan, serta gairah untuk bekerja.
Kondisi di atas lazim disebut dengan job burnout. Namun, kenapa WFH justru membuat seseorang mengalami tekanan yang luar biasa hingga berujung burnout?
ADVERTISEMENTS
3 alasan kenapa WFH memicu job burnout
Sebelum lebih lanjut, mari kita berkenalan dengan job burnout, salah satu sindrom yang marak terjadi di zaman sekarang, khususnya para pegawai 5–6 PM.
Job burnout adalah kondisi dimana kamu sudah kehilangan motivasi dan semangat untuk bekerja, yang diakibatkan oleh berbagai faktor, seperti tekanan dari atasan, pekerjaan yang berlebihan, overthinking dan sedikit waktu untuk beristirahat.
Lalu, apa perbedaan stres dengan job burnout?
Stres adalah kondisi di mana kamu merasa tertekan yang umumnya dialami oleh kelas pekerja. Dalam tahap stres, kamu masih tetap mampu untuk mencari solusi dan jalan keluar dari suatu permasalahan.Â
Stres yang berkepanjangan akan berdampak pada menurunnya performa kerja, serta menguras keadan mental yang menggerogoti fisik dan emosional kamu. Jika kamu sudah di tahap ini, besar kemungkinan kamu akan terkena burnout syndrome.Â
Ada tiga asalan kenapa WFH justru membuat kamu mengalami job burnout
- Transisi yang tiba-tiba. Kamu yang sudah terbiasa bekerja di kantor dan bertemu langsung dengan rekan kerja, terkejut dengan situasi yang 180 derajat berbeda ini. Membuat kamu harus beradaptasi dengan cepat yang tentu saja menguras tenaga dan membuat stres.Â
 - Pekerjaan yang monoton. Pekerjaan yang monoton tentu akan membuat kamu merasa bosan, betul? Kalau sudah merasa bosan, gairah dan semangat kerja pasti akan menurun. Bingung ingin melakukan apa. Dan bahkan setengah hati dalam mengerjakan tugas.Â
 - Kurang waktu untuk beristirahat. WFH memang fleksibel. Saking fleksibelnya, kamu bahkan tidak bisa menempatkan waktu istirahat di sela-sela meeting marathon dan pekerjaan yang overload.Â
ADVERTISEMENTS
5 cara agar keluar dari job burnout
Tenang saja, kamu tidak sendirian. Ada banyak orang di luar sana yang mengalami kondisi yang sama dengan kamu. Jangan berkecil hati.Â
Ada lima tips cerdas dan mudah untuk dilakukan agar keluar dari job burnout yang sedang kamu rasakan. Apa saja?
- Ini saat yang tepat untuk ambil cuti
Cuti adalah jalan ninja kamu untuk melakukan pelarian. Kamu bisa stay cation, pergi ke tempat wisata favorit, mencoba sesuatu yang baru, menonton drama kesukaan, bahkan tidur dan tidak melakukan apapun.Â
 - Lakukan meditasi
Meditasi adalah obat yang mujarab untuk keluar dari job burnout. Kamu tidak harus duduk dengan posisi teratai dalam waktu lama. Cukup lakukan meditasi di tempat yang tenang, ambil posisi yang nyaman, dan lakukan olahraga pernafasan selama lima menit.
 - Jelajahi alam terbuka
Faktanya, menjelajahi alam terbuka dapat membuat kamu menjadi bahagia. Suasana yang masih aasri dan udara yang masih segar, mampu membangkitkan semangat dan membuat pikiran menjadi tenang.Â
 - Journaling
Sebagai manusia, kita selalu berpikir. Terkadang, berbagai pikiran buruk yang mampu merusak kondisi mental, seperti overthinking dan afirmasi negatif muncul tanpa sebab. Salah satu cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan menuliskannya di sebuah buku jurnal. Ingat, tulis menggunakan tangan dan jangan mengetik.Â
 - Dekatkan diri pada Tuhan
Berdoa nyatanya mampu meredakan berbagai macam emosi dan pikiran negatif. Terlepas dari kepercayaan yang dianut, berbicara pada Tuhan dapat meringankan beban pikiran kamu, dan tanpa kamu sadari, kamu keluar dari zona burnout.Â
Jangan biarkan job burnout mengambil alih tubuh kamu. Cobalah untuk datang ke tenaga profesional, apabila dirasa kamu sudah tidak sanggup lagi menahan sindrom ini.Â
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”