Meski Kita Saling Menginginkan, tapi Jika Semesta Tidak Mengizinkan maka Hubungan Ini Tidak Akan Bertahan

semesta tidak mengizinkan hubungan


"Aku ingin memelukmu hingga nanti, hingga malam mengalah pada sinar mentari pagi. Aku ingin menggenggammu hingga nanti, saat matahari terpesona dengan keindahannya di waktu senja. Aku ingin bercengkrama denganmu hingga nanti,

sampai tak ada satupun hal di dunia ini yang belum kita bercakapkan. Aku ingin memelukmu, terlalu bahagia hingga menangis. Aku ingin bersama hingga mati, bahkan jika boleh tiada maut untuk memisahkan.

Advertisement

Tapi siapa aku?

Hanyalah ciptaan hina yang takut akan akhir hidup.

Hanya manusia rapuh yang takut kehilangan kamu."


 

Puisi terakhir yang kutulis tentangmu. Begitu banyak hal yang telah kita lalui bersama, tangis tentang kita, tawa karena bahagia, pergi kemanapun yang kita inginkan asalkan bersama. Namun waktu bukanlah milik kita, hidup bukanlah jalan yang kita tentukan semaunya. Sekuat apapun aku berusaha agar hubungan ini masih tentang kita, tetapi jika Tuhan tidak menghendakinya, semua hanyalah usaha sia-sia.

Advertisement

Semampunya aku mencintai dan menunggumu, tetapi jika kau ingin berpaling dan meninggalkan, aku hanya sedang berusaha tanpa sadar pada realita. Bagaimanapun kita saling menginginkan, tetapi jika semesta tidak mengizinkan kita bersama maka kita tidak bisa melawan. Bukannya menyerah, tetapi kita hanyalah manusia yang tidak bisa melangkah jauh jika waktu memberi kita petunjuk untuk sampai pada perpisahan. 

Ingatlah, perpisahan ini bukanlah salah siapapun. Sekali-kali bukan salahmu atau salahku, bukan karena egomu atau egoku. Kita sudah terlalu dewasa untuk mencapai titik akhir dengan saling menyalahkan. Sungguh bukan salahmu, secara dewasa kita memutuskan menjalani hubungan ini sedari awal dengan begitu bahagia, jika kita mencapai titik akhir pada kata pisah maka ini adalah keputusan sadar sebagai dua orang dewasa.

Advertisement

Perpisahan bukanlah keadaan yang mudah untuk dua orang yang saling mencintai, perasaan yang dalam menentukan seberapa beratnya tersakiti karena keadaan ini. Aku tidak tau dan tidak ingin menebak-nebak tentang persaanmu, aku hanya ingin mengatakan dari posisiku tentang kita. 


Perpisahan begitu sulit bagiku.

Jalani hari-hari tanpa kabarmu.

Kehilangan  genggaman yang menguatkan.

Kehilangan penyemangat.

Kehilangan orang baik, yang membuatku jatuh cinta berulang kali saat menatap matanya. 


Ketika berpisah rasa-rasanya hidup kehilangan arah dan tujuan. Cinta bisa membuat tujuan hidup menjadi begitu jelas, tetapi juga memiliki kekuatan untuk menghancurkan tujuan hidup dalam sedetik. Hari-hari dijalani dengan asal, asal makan, asal minum, asal tidur, asal kerja, dan kehilangan kualitas. Namun seberapapun aku mencintaimu dan tersakiti karena perpisahan kita, aku juga harus mencintai kedua orangtuaku dan saudara/saudariku.

Walaupun perpisahan ini membuat hidupku rasanya berakhir, tetapi aku tidak bisa berakhir seperti ini. Selain kamu yang aku cinta, ada ayah dan ibuku yang selalu mengharapkan aku hidup dengan baik dan berbahagia.

Aku tidak bisa mengakhiri hidupku hanya karena kamu yang memutuskan pergi, memang sangat sulit kehilanganmu tetapi keputusanku ialah tetap menjalani hidup sebaik-baiknya, ada ataupun tanpamu. Tolong jangan tanyakan bagaimana caranya atau apakah mudah? apapun caranya aku akan berusaha karena aku tidak ingin berakhir dalam hidup yang hanya kecewa karena kehilanganmu. Aku masih punya Ayah dan Ibu yang harus aku jaga hati dan persaannya. 

Sekalipun dalam hubungan kita, aku tidak pernah pergi dan meninggalkanmu, sekalipun tidak. Pada akhirnya kamu memutuskan untuk mengakhiri hubungan ini, tentu tidak mengapa karena aku tidak bisa memaksakan seseorang bertahan jika hatinya ingin pergi. Namun ingatlah bukan aku yang pergi, jika sekarang aku mengiyakan semua perkataannmu untuk berpisah tentu bukannya tidak mempertahankan hubungan kita, tetapi kau yang berusaha untuk pergi. Sekarang kita berpisah sebagai dua orang dewasa, semoga kau bahagia dengan segala keputusanmu dan kuat melewati semuanya. 


Pergilah.

Sungguh walaupun sulit, aku mengikhlaskan kita untuk berakhir berpisah.

Aku yakin jika Tuhan mempertumakan kita, maka Ia memiliki tujuan baik.

Jika kita harus berpisah, Tuhan ingin membentuk kita menjadi pribadi yang kuat dengan cara-Nya. 

Berbahagialah.

Buatlah harimu-harimu penuh kenangan baik dan penuh tawa.

Dulu tujuanku ialah membuatmu selalu bahagia semampuku.

Namun sekarang aku tidak bisa lagi melakukannya, jadi tolonglah untuk tetap bahagia walaupun bukan denganku. 

Jagalah dirimu sebaik-baiknya.

Jangan lupa untuk jaga kesehatanmu, dan perhatikan pola makan.

Sesibuk-sibuknya bekerja, ingatlah beristirahat.

Hanya Tuhan yang mampu menguatkanmu melewati semuanya, maka sekalipun jangan lupa berdoa. 


Seharipun aku tidak pernah menyesali pertemuan kita, semua hal indah dan baik yang telah kita lalui. Semua kisah denganmu adalah bagian terbaik yang Tuhan izinkan terjadi dalam hidup ini. Doa setiap malamku kepada-Nya setahun belakangan ini hanyalah ungkapan syukur karena mempertemukanku denganmu. Terimakasih banyak untuk semuanya, terimakasih banyak. Semoga Tuhan mempertemukanmu dengan seseorang yang baik, yang bisa menjaga, melindungi, dan membuatmu tersenyum.

Jika nanti kau sudah mencintai orang lain, aku hanya ingin merasakan kebahagiaan kerena kau telah mendapatkan seseorang untuk mendampingimu. Perpisahan ini membuatku meyakini bahwa segala sesuatu yang dikehendaki-Nya terbaik bagi kita. Pergilah jika itu keinginanmu, berbahagialah, terima kasih, dan selamat tinggal.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

"Semoga kita ialah kebaikan-kebaikan yang diciptakan"

Editor

une femme libre