Walau Kini Kau Bertanya–tanya Mengapa Aku Bungkam, yang Pasti Aku Mencintaimu

Pernahkah kau medengar kata diam itu emas? Jika pernah maka kau haruslah menggali maknanya, karena terkadang ia memang indah seperti emas. Aku bertemu denganmu hampir setahun yang lalu, awalnya aku merasa biasa saja dan kau bukan siapa–siapa bagiku. Tapi seiring berjalannya waktu semua keadaan telah berubah, kau kini menjadi sesosok yang sangat penting bagiku, sebegitu pentingnya hingga mengendurkan nyaliku untuk dapat menyatakan perasaan yang ada dihatiku ini padamu. Karena aku tahu ketika aku menyatakan hal ini diwaktu yang kurang tepat, hal ini akan dapat mengendurkan tali persahabatan yang telah kita jalin beberapa bulan belakangan ini.

Advertisement

By Ricky Pratama

#HD

Tapi harus kau ketahui, mencintaimu di dalam diam ini membuatku bahagia, karena aku akan dapat terus melihat senyummu setiap hari kapanpun kumau. Aku hanya tinggal menemuimu untuk dapat melihat senyummu dan bersenda denganmu.

Advertisement

Satu kata yang sebenarnya ingin sekali untuk kukatakan padamu, Aku sangat mencintaimu, dan aku hanya mencintaimu. Aku tak ingin pernah berpisah denganmu di dalam kehidupan ini. Tapi aku juga ingin menjaga perasaan sucimu sehingga aku merasa bahwa saat ini tak pantas bagiku untuk mengatakan padamu. Tapi yang pasti aku akan melindungimu walau kau belum menjadi milikku.

Disetiap doaku aku menyebutkan namamu agar kau selalu dijaga oleh Allah, dan semoga kau ditakdirkan untukku. Tapi bahkan jika kau tak ditakdirkan untukku, aku cukup senang bisa melihatmu bahagia. karena aku bukan sedang menginginkanmu untuk harus menjadi milikku, aku hanya berharap kau menjadi milikku. Dan semua itu kuserahkan pada Allah Tuhanku.

Advertisement

Suatu saat nanti aku akan mengatakan semuanya sehingga tak perlu lagi ada rahasia yang kusembunyikan darimu. Tapi kumohon bersabarlah sebentar lagi. Selagi aku mempersiapkan diri, aku ingin kau tetap seperti ini. Menjadi sahabatku.

Tunggulah aku di depan rumahmu bersama ibu, ayah, kakak, dan adik–adikmu. Ketika aku datang nanti, perkenalkanlah mereka semua kepadaku, karena ketika aku menjadi imammu kelak mereka adalah keluargaku.

Aku akan terus mencintaimu, semoga Allah menunjukkan jalan agar kita benar–benar bertemu untuk bersama–sama pulang ke istana kecil kita sehingga berdua kita akan membuat istana ini menjadi besar dan megah nantinya.

Teruslah menantiku, aku akan datang nanti sayang. Walau kini kau bertanya–tanya mengapa aku bungkam. Yang pasti aku mencintaimu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mahasiswa Universitas Syiah Kuala anggota Teater Nol Aceh penggila bakwan & sambal cabe rawit. penyair gelandangan

One Comments

  1. Ricky Pratama berkata:

    Waw. Masih ada rupanya tulisan ini. Sekarang udah jadi istri si perempuan yang dimaksud dalam tulisan ini. 😁