“Walau belasan kali kau berkhianat di belakangku, tidak ada niat sama sekali bagi jiwa dan raga ini untuk pergi meninggalkan. Aku tetap cinta, walau hati ku telah lebam dan memar karena tergores belasan kali pengkhianatan. Mungkin aku memang perlu bersabar untuk menghadapi semua perlakuan mu. Mungkin engkau memang sengaja diciptakan Tuhan untuk menguji kehidupan ku agar bisa menjadi besi yang kuat.”
Sudah sembilan tahun kita menjalin kasih. Jika kau hitung menggunakan hari, maka sudah Tiga Ribuan hari kita menjalani hubungan asmara ini. Kau hadir dalam hidupku, melengkapi segala kekuranganku yang kemudian membuat hidupku serasa begitu sempurna tanpa celah.
Kau membuatku paham arti dari menikmati indahnya mentari pagi walau mendung sedang menerpa bumi. Kau membuatku paham arti dari skenario kehidupan.
Ribuan hari kita bersama, berarti sudah ribuan pengalaman telah kita lewati bersama. Semua memori kehidupan yang telah kita lewati bersama, tak ada satu pun yang meloncat dari memori ingatanku. Ku tahu bahwa kenangan bersama mu adalah memori terindah yang diciptakan tuhan untuk diriku yang begitu tulus mencintaimu.
Satu tahun kita bersama, ada banyak ribuan canda dan tawa yang telah kita lalui. Kau membuat hati ini tersenyum, walau di pagi hari jiwa ini dilanda mendung. Kau hadir seperti kopi di pagi hari, yang mampu memberikan aroma semangat dan menghangati tubuhku yang sedang beku karena terpapar udara malam yang menyengat. Sejak itu aku sadar, bahwa kau adalah mutiara yang sengaja dijatuhkan ke bumi untuk diriku.
Seiring dengan berputarnya roda kehidupan, kisah cinta kita mulai berbeda. Ibarat berjalan di atas permukaan tanah, ada batu yang terkadang membuat kita menjadi tersandung dan jatuh. Tanah tak mungkin tanpa batu, begitu juga dengan hubungan kita.
Pertengahan tahun ke dua, kau ku dapati dengan mata telanjang sendiri, melanggar kesepakatan cinta kita berdua. Kau berjalan dengan pria yang juga orang terdekat ku. Namun, tak sama sekali ada rasa benci dalam hatiku. Aku menangisi hidupku, karena rasa cinta kepadamu telah membuatku tak mampu untuk marah. Aku hanya marah kepada takdir.
Waktu berikutnya, kau kembali gores hatiku dengan bermain hati dengan yang lain setelah kau ku berikan kata maaf dengan tulus. Bukan tusukan hati ini yang membuatku memar, namun bekas luka itulah yang justru membuatku menangis tak tertahankan.
Lukanya tak berdarah, namun sakitnya minta ampun. Namun tuhan mungkin sedang menguji cinta kita berdua, maka maaf dengan amat tulus ku berikan kembali kepadamu. Aku terlalu sayang kepadamu.
Beberapa waktu kemudian, kita kembali merajut hari yang baru dengan harapan yang baru di awal tahun. Kau dan aku membuat resolusi manis untuk merajut tahun yang baru agar mampu menjadi pasangan yang jauh lebih baik lagi. Masih sangat kuat ingatanku mengingat saat-saat kau memeluk raga ku sambil berbisik di telingaku untuk akan berubah dan selalu setia kepadaku.
Rasa cinta yang begitu dalam membuatku terharu akan perlakuan mu. Kau mampu memanjakan hatiku, sehingga dunia selalu serasa milik kita berdua. Walau terdengar berlebihan, biarlah orang berkata apa. Karena ku tahu, cinta memang selalu membuat orang lain menjadi melayang.
Maaf dari bibirmu talah membuatku yakin bahwa engkau telah benar-benar berubah dan kembali serius untuk merangkai cinta bersama. Namun ternyata aku salah, karena lagi dan lagi kau menusuk ku dari belakang dengan belati yang sangat tajam.
Di saat jarak sendang lihai memisahkan kita untuk sementara waktu, kau kembali bermain hati dengan orang yang amat ku cintai, yaitu sahabat sekamarku yang selama dua belas tahun menemani hidupku.
Aku merasa terpojok saat itu, petir serasa menyambar ujung pangkal hatiku. Hati ku remuk karena serasa di injak-injak. Tuhan seperti menyudutkan hidupku. Aku serasa menjadi anak tiri tuhan. Namun rasa cinta kepadamu lagi dan lagi membuat emosi marah ku menjadi beku seketika. Karena senyum mu yang manis tak pernah gagal menggoda imanku.
Kau kembali meminta maaf di hadapanku. Kau bahkan bersujud sambil meluapkan jutaan air mata. Yang justru membuatku menjadi sangat marah kepada diriku sendiri karena telah membuatmu menangis. Tak rela hidupku ini melihat dirimu yang amat ku cintai harus menangis, lantas kata maaf begitu saja mengalir dari bibirku.
Kembali kau peluk ragaku yang sedang ambruk, sehingga seketika aku kembali kuat atas pengkhianatan yang telah kau lakukan di belakangku.
Hidup ini penuh dengan kejutan yang tak pernah kita ketahui sebelumnya. Tuhan sama sekali tak pernah membocorkan skenario kehidupan kita masing-masing walau itu hanya satu detik. Tuhan maha kuasa atas segala kehendaknya untuk menyimpan rapat-rapat semua skenario dari kehidupan hambanya masing-masing.
Walau tak mampu mengintip catatan jodoh ku kepada tuhan, aku selalu yakin bahwa engkau adalah tulang rusuk yang telah diciptakan lima ratus tahun sebelum aku terlahir di dunia ini. Hanya saja, tuhan mungkin sedang menguji iman cintaku kepada wanita yang amat ku cintai. Walau tertusuk beberapa kali, namun aku tetap sanggup untuk berdiri kembali. Meski ragaku telah tertatih karena luka memar pengkhianatan, rasa cinta yang teramat dalam kepadamu mampu menyulap raga ini untuk menjadi kuat seketika.
Tuhan mungkin telah menyiapkan skenario indah untuk kehidupan cintaku dengan dirimu. Mungkin tuhan sengaja menjatuhkan ku berkali-kali agar bisa menjadi pria yang lebih kuat dan tangguh. Wanita yang ku cintai saat ini mungkin saja adalah tukang besi yang memang sengaja diciptakan tuhan untuk menempa hidupku agar bisa menjadi besi yang kuat dan tangguh. Walau di pukul hingga memar, aku tetap bersabar dengan segala perlakuanmu.
Walau terkadang air mata tak mampu terbendung karena pengkhianatan, aku akan tetap terlihat tegar di hadapan tuhan. Cintaku tak boleh gagal. Aku sudah telanjur cinta kepadamu. Meski badani terus menggempur kisah kita, namun aku percaya bahwa kau adalah tetap cinta sejati yang harus ku perjuangkan.
Untukmu wanita tercinta yang amat ku cintai, walau beberapa kau menusuk hati ku hingga memar, rasa cintaku tak akan pernah pudar sedikit pun kepadamu. Aku akan selalu mencintaimu meski itu harus berdiri di atas berbagai pengkhianatan yang telah engkau lakukan.
Hingga akhirnya aku harus berkata kepadamu. Sayang, tak apalah jika kau terus menghianati ku dari belakang. Lakukanlah hingga rasa haus mu mulai sirna. Namun jika sudah lelah, kembalilah kepadaku lagi.
Peluklah aku lagi walau raga mu masih hangat dengan bekas pria lain. Aku akan tetap bersabar menghadapi pengkhianatan ini. Karena aku tak ingin kehilangan mu. Aku sungguh ikhlas lahir dan batin untuk menjalani ini semua. Walau hatiku sudah amat babak belur karena pengkhianatan yang berulang kali ini.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”