Jangan tautkan hatimu pada ketidakpastian, sebab kamu pasti akan merasakan galau yang tak berskesudahan. Menenangkan debar dihati sungguhlah tidak mudah. Kuncup-kuncup rasa yang terlalu kuat menguasi hati membuat diri seolah tidak berdaya menolak dan menepis harapan akan dia. Serangan panah-panah cinta melumpuhkan logika hingga kesadaran diri. Jarum jam terus berjalan waktu silih berganti hari. Namun, dia yang dinanti tak kunjung mengukir langkah pasti menuju kepastian.Â
Ada asa yang terbalut dengan gelisah. Namun diselimuti dengan riak tawa seakan yakin dia akan datang bertandang membawa keluarga untuk meminang. Seyakin itu dengan segala kata yang dia ucapkan.
Ikut bahagia saat melihat teman sejawat menuju gerbang pernikahan. Ada secuil asa dihati kapan kesendirian ini akan berakhir merasakan menjadi seorang istri dan ibu semoga saja dia yang diharapkan segera menghalalkan.Â
Akankah semesta merestui dengan takdirNya untuk menyatukan bukan sekedar mempertemukan?Â
Menggantungkan harapan pada makhluk hanya menuai kecewa. Tak sepantasnya aku berpanjangan angan. Seharusnya, tak ku izinkan ruang dihati diisi oleh dia yang tak berhak. Sebab kini aku merasakan sulitnya mengusir bayangannya dari hati dan mata.Â
Terlalu banyak 'andai' yang diangankan lalu terlambat menyadari dan berakhir dengan penyesalan. Menyesal telah memberi ruang dihati untuk dia yang hanya datang bukan untuk menghalalkan namun hanya membawa sinyal tanpa memberi mahar. Seharusnya, tak kuizinkan ruang kosong itu diisi oleh seseorang yang tidak benar-benar niat untuk menghalalkan. Pada akhirnya aku yang kesulitan menghapus kenangan.Â
Wake up!! Dia yang pasti tidak akan mengulur-ulur waktu untuk menghalalkan. Ucapannya sungguh manis hingga aku terbuai dan terlena. Seketika bodoh dengan segala janji yang terucap. Dengan mimpi-mimpi masa depan yang dia tawarkan. Namun tak kunjung terbukti, lalu berlahan mundur dan menghilang tanpa kabar.Â
Seperti kebanyakan kisah-kisah penyesalan memang selalu datang diakhir cerita. Klise. Tapi begitulah jalan ceritanya.
Ku jaga pandangan demi terjaganya hati dari sinyal-sinyal tak pasti.Â
Tak apa kini sendiri dulu, menguatkan diri dan hati untuk tidak terbawa pada perasaan. Untuk tidak mudah terlena dengan penampilan bak lelaki baik-baik dengan kalimat manis sarat kepastian namun kosong. Fokus menjadi manusia yang mendekatkan diri pada yang Kuasa.
Sebab aku percaya, lebih mudah menjalankan kehidupan kelak dengan hanya mencintai dia yang telah Allah takdirkan menjadi pasanganku, tanpa sibuk menata hati melupakan kenangan.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”