Wajah Anugerah Bisa Sesederhana; Kamu dan Aku yang Melebur Jadi Kita

Jatuh cintalah pada seseorang yang menjadi petualangan terbesarmu sekaligus menjadi tempat teramanmu. 

Desember, 2020

Advertisement

Malam ini aku rasa-rasanya ingin mengulang pertemuan pertama kita di pertengahan November. Tapi tidak bisa ya? Sebab, jarak lagi-lagi jadi alasan klasik pemisah kita, seperti layaknya hubungan berjarak milik lainnya. Sekarang, musim penghujan, Ziz. Aku yakin hari ini semesta seakan memberi aku kesempatan untuk mengulik sedikit ingatanku di balik derasnya air dari langit, bahwa kini ada dua hal yang patut aku syukuri, hujan dan kamu yang hadir walaupun tidak semua harus berwujud dengan kedatangan atas sebuah pertemuan.

Pagi itu, hari ulangtahun kamu. Tujuh belas Oktober, menjadi hari yang ditunggu-tunggu sebab itu adalah rencana yang telah kita susun. Masing-masing dari kita akan bertemu dan aku merasa tidak perlu punya ekspetasi berlebih, karena dengan kamu yang seperti ini sudah sangat tercukupi. Perjalanan 113 kilometer, menggunakan motor andalanmu, kamu datang menemui aku.



Siang itu, kamu tampan sekali. Siang-siang sebelum kita bertemu, kamu tampan berkali-kali. Aku tidak bisa lupa dan bagaimana aku bisa lupa? Saat aku menghampiri kamu bersamaan dengan tidak normalnya degup jantungku, memberanikan menyapa kamu yang aku kira pertemuan kita tidak akan secepat itu dan pada akhirnya, kita berpelukan layaknya kawan lama yang memang belum pernah bertemu sebelumnya.

Advertisement

Jaket hijau tuamu sangat cocok sewaktu kamu pakai, Ziz. Aku akui kamu terampil dalam memadukan warna, apalagi pilihan aroma parfummu, ditambah senyum manismu yang sukses membuat pipiku terasa panas tanpa sebab yang jelas. Aku ingat, bagaimana kamu menyapaku pertama kali langsung dihadapanku, kita berdua merasa perlu duduk sebentar untuk menormalkan degup jantung masing-masing, aku ingat bagaimana kita saling menatap dan bergumam, “kok bisa ya?”

Hari itu ulangtahunmu, diam-diam kupersiapkan sebuah hadiah yang memang bukan hal besar, namun kupikir itu bisa menjadi pengingat dan alasan mengapa kisah kita tercipta. Catatan kecil tentang kita jauh sebelum pertemuan, puluhan catatan mengenai kondisi hatiku sebelum bertemu denganmu, puluhan catatan bahwa aku telah mengagumimu dan puluhan catatan bahwa aku telah jatuh hati padamu.

Advertisement

Aku lihat siang itu, sesuatu yang berharga memang benar ada dihadapanku. Ketika kamu berterimakasih atas tulisanku, ketika kamu mengapresiasi dan menghargai segala bentuk pemberianku.  Saat itu, perasaanku berbunga-bunga; merasa diterima olehmu dengan apa adanya, tidak ditertawakan atau dijadikan bahan bercandaan dan yang paling luar biasa di antara segalanya; merasa dicinta dengan sebegitunya.

Saat kamu membaca ini, mungkin ada senyum yang terbit sedikit di bibirmu, sebab kenangan beberapa waktu lalu tiba-tiba berseliweran di benakmu, hingga yang kamu rasakan adalah rindu yang kian hari kian menggebu; tentang bagaimana kita duduk berhadapan di pagi itu, tentang bagaimana kita berdua naik motor mencari sarapan pertama kita—santapan pertama kita, bagaimana aku tersenyum melihat kamu yang dengan lahap memakan sepiring nasimu, tentang tanganku yang sempat menyentuhmu sepanjang kita menyantap makanan, tentang sepiring kerupuk, tentang segelas teh hangat, yang mungkin saja momen ini bisa terlewat, jika kita tidak berani untuk coba saling mendekat

Aku suka akan fakta bila kuhabiskan momen di penghujung tahun 2020, dengan makan bersamamu.

Aku suka akan fakta, bahwa aku sudah jadi milikmu sejak awal, bahwa aku diam-diam berdoa ingin membuat banyak sekali kenangan bersamamu sampai nanti kembang api bersahut-sahutan menghantarkan tahun ini pergi pada ujung Desember nanti. Memutuskan untuk tinggal 3 hari di Kotaku, semakin aku dapat mengamatimu dengan amat baik mengenalmu dengan cara-cara yang paling unik, hingga kutemukan pada ujung penugasan bahwa kita akan sangat cukup jika saling melengkapi, menerima, melupakan tentang semua perasaan yang sempat menyakiti kita berdua, pada akhirnya, aku berhenti pada satu kesimpulan;

Tidak perlu khawatir jika kamu sudah terlalu lelah dan tak sanggup berkata-kata, kemarilah…

Aku siap menemani kamu sepanjang apapun kamu mau. Aku bisa menjadi diam, dan menjelma menjadi sebuah kesunyian sembari kita duduk bersebelahan

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang mahasiswi yang melankolis