Wahai Lelaki, Hargailah Perempuan Yang Ada Di Sisimu

Barangkali sekarang kamu tak lagi hidup sendiri, karena kamu telah melepas masa lajang untuk menikah. Kamu pun berdiri bersama dia yang engkau pinang untuk dijadikan pasangan sehidup semati, maka perlakukanlah ia seperti saat ia tengah dijadikan anak kecil kebanggaan kedua orang tuanya. Jangan sakiti hatinya, barangkali di rumah orangtuanya, ia diperlakukan dengan istimewa oleh ayah dan ibunya.

Advertisement

Di dalam kebersamaan kalian berdua, ingatlah dia yang selalu menyiapkan santapan untuk kamu nikmati bersama. Kalau ia tengah sakit, tinggalkan ego sebagai laki-laki sebagaimana lazimnya di dalam budaya patriarki. Ambil kesempatan itu untuk membuatnya bangga denganmu, masaklah masakan dengan penuh cinta. Meski masakanmu mungkin tak selezat masakan yang disuguhkan oleh kedua orang tuanya di rumah.

Sesaat sebelum tidur di malam hari, sempatkan waktu untuk menanyakan kabarnya sepanjang hari yang telah ia lalui. Barangkali ia merasakan ada sesuatu yang janggal di hati, entah  karena tingkahmu atau dari orang-orang sekitar, kemudian itu membuatnya tidak enak hati. Beri pengertian padanya agar selalu sabar dalam menjalani hari-hari. Jangan sungkan untuk mengusap rambutnya sebagai kode untuk menyakinkannya kalau saja semuanya akan baik-baik saja, lalu ditutup dengan kecupan.

Jika matanya sudah tertutup dan malam kian beranjak meninggalkan bintang gemintang, bangunlah sejenak untuk menatap wajah dari dia yang tidur di sisimu. Perhatikanlah raut wajahnya yang lelah. Di balik raut wajahnya yang sudah lelah, sadarilah kalau saja ia  telah melengkapi hari-harimu. Baiknya hari itu, kamu mengakhiri rutinitasmu dengan mengecup keningnya. Bisik di telinganya kalau bersamamu segalanya akan baik-baik saja. Badai dan aral melintang akan kamu taklukkan secara bersama-sama, tanpa saling menghianati satu sama lain.

Advertisement

Apabila di dalam perjalanan hidup sehari-hari, dan kamu ada keperluan mendadak yang membuatmu tak sempat pamit pada ia yang ada di rumah, sempatkan sedikit waktu untuk meneleponnya. Yakinlah saat kamu memberi kabar padanya, itu akan membuatnya percaya diri kalau saja ia amat berharga di matamu. Perlakukanlah ia sebagai seorang ratu, bukan babu. Jangan sesekali mengabaikannya.

Kamu yang sekarang tak lagi bisa mengarungi hari-hari sama seperti sediakala. Kalau dulunya kamu kerap keluyuran baiknya kini dibuang jauh-jauh kelakuan buruk tersebut. Ingatlah bahwa di rumah ada satu anak perempuan dari keluarga yang dulunya tidak kamu kenal sedang menantimu penuh cinta. Ia yang oleh kedua orang tuanya tidak kerap dibuat resah selama mereka membesarkannya. Kamu juga harus begitu, membuatnya nyaman tanpa ada rasa resah di dalam hatinya.

Advertisement

Ketahuilah, ia telah diizinkan oleh kedua orang tuanya untuk hidup bersama dirimu, orang yang di masa lalu bukanlah siapa-siapa, maka tugasmu sekarang cuma satu: jaga kepercayaan dari kedua orang tuanya. Kamu bukan lagi anak kecil, melainkan orang dewasa yang diberikan kepercayaan untuk hidup bersama dia untuk selamanya.

Untuk terakhir kalinya, perlakukanlah ia sebagai seorang ratu, bukan babu. Demikian.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pecinta Kopi Colol dan Sopi Kobok. Tinggal di Manggarai Timur, Flores. Amat mencintai tenunan Mama-mama di Bumi Flobamora.