Masa muda hanya satu kali, di usia mendekati 30 tahun banyak orang mempertanyakan marital status. Saya sangat menghargai kepedulian mereka kepada saya. Saya tidak memungkiri akan menuju kesana. Namun, di zaman saya dan di zaman mereka itu berbeda. Di zaman saya usia mendekati 30 tahun masih cukup muda untuk menikah. Ada dua faktor, yaitu kesiapan diri dan kestabilan finansial.Â
Sebagai seorang perempuan tentunya saya mempunyai goal yang ingin saya raih. Saya ingin melakukan hal yang belum pernah saya lakukan. Saya ingin menulis hal yang belum pernah saya tulis. Saya ingin memberi warna pada hidup saya di masa muda hingga saya bertemu dengan orang yang mendukung cita-cita saya. Sembari mempergunakan waktu sekarang melakukan hal yang bermakna dengan harapan bahwa saya dapat menceritakan kisah hidup saya kepada anak cucu dengan rasa bangga tanpa penyesalan.Â
Semua orang rentan berbuat salah itu manusiawi. Tapi sengaja berbuat salah padahal sudah tahu itu salah hanya akan memberi penyesalan di hari tua. Sedapat mungkin saya membebaskan diri dari pengejaran nafsu semu. Mengejar masa depan sebagai tujuan, bukan mencari orang untuk berharap. Perempuan tak boleh kalah berjuang, karena perempuan bukan untuk disepelekan dan tidak menyepelekan. Menjadi kebanggaan bagi pria yang tepat yang menjaga martabat dan menjaga kehormatan perempuan seperti menjaga kehormatannya. Perempuan sedapat mungkin jangan membuang waktu untuk laki-laki yang tidak mau melihat keberadaan dan kepedulian yang diperjuangkan untuk laki-laki yang tidak pernah menganggapnya penting karena perempuan harus menghargai dirinya sendiri.
​​​​​​ Tatap kepada masa depan bukan kepada orang.
Saya adalah perempuan yang punya cita-cita. Saya memperjuangkan masa depan saya. Saya tidak membenci laki-laki. Alasan saya belum menikah karena saya ingin melakukan hal bermakna di masa lajang saya. Saya tidak ingin menyia-nyiakan masa ini karena masa ini masa emas di mana saya bisa berkarya sebebas mungkin. Saya masih ingin banyak belajar agar semakin cerdas dan semakin sadar betapa berharganya saya sebagai perempuan. Masa ini adalah masa persiapan bagi saya, agar ketika saya berumah tangga saya menjadi istri yang bijak dan ibu yang keren untuk anak-anak saya.Â
Perasaan tidak bisa dipaksa. Saya tidak bisa memaksakan diri saya untuk menyukai balik orang yang menyukai saya. Saya juga tidak berharap laki-laki yang saya suka untuk menyukai saya balik. Saya tidak suka keterpaksaan, saya yakin memberi dengan tulus akan mendapat dengan tulus. Orang lain mungkin berkata terlalu memilih, tapi bukankah hidup adalah pilihan? Seandainya saya lajang sampai maut menjemput itu karena kehendak Tuhan, tapi bukan salah Tuhan.Â
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”