Meski sudah berkali-kali Ramadan dan selalu pulang di hadapanmu tanpa membawa gandengan, maaf ibu aku belum membuatmu bahagia seutuhnya hingga membuat tubuh ini mati kutu serta bibir menjadi kelu setiap ditanya tentang calon lelaki olehmu.
Terkadang memang sepi, melewati hari-hari tanpa ada yang menemani. Bahkan sempat lelah, ketika kehilangan arah tak ada yang memberiku arah. Sendiri itu memang bebas bahkan terlalu bebas, tetapi aku tetap butuh sayap untuk bisa membawaku terbang sejauh mungkin dan sayap itu belum jua kutemukan.
Aku percaya doamu tak pernah berhenti. Di sujudmu, di sepertiga malammu bahkan di kala sibukmu. Engkau tetap menjadi pendoa untukku dan aku semakin menjadi pendosa untukmu. Aku hargai usahamu ibu, menjodohkan aku dengan beberapa lelaki yang kau anggap baik untukku. Tapi maafkan ibu, aku selalu belum merasa cocok dengan lelaki pilihan-pilihan ibu. Bukan mereka tak baik, akan tetapi hati ini butuh kenyamanan dan juga rasa ingin memiliki. Aku yakin lelaki pilihan-pilihan ibu, tak akan sakit hati atas penolakanku. Karena jika mereka memang mengerti makna cinta yang sebenarnya maka mereka akan dengan sukarela membuatku bahagia dan bahagiaku belum ada pada mereka.
Jangan merasa cemburu ibu, jika teman-temanmu sudah pada menimang cucu. Jangan marah ibu, jika tetangga bilang aku kurang laku atau terlalu sombong. Dan jangan khawatir ibu, jika gadis dibawah usiaku sudah pada menikah. Ini semua hanya soal waktu, percayalah waktu selalu akan mengantarmu pada masa depan yang indah. Jika engkau melaluinya penuh keikhlasan atas apa yang terjadi. Hanya masalah malu saja, jika sudah diumur belum menikah takut dikatakan perawan tua. Menikah lebih cepat itu hebat, dan tidak ada menikah yang terlambat. Yang ada hanyalah menikah terburu-buru karena malu hingga akhirnya tak bersatu hingga akhir waktu.
Jangan takut akan omongan orang, itu hanyalah bumbu kehidupan, saat bumbu-bumbu itu akan selalu menaburi hidup kita agar menjadikan kita pribadi yang luar biasa. Jangan takut susah mempunyai anak jika menikah di usia rentan. Karena nabi zakaria saja baru mempunyai anak ketika umur 50an dimana istrinya divonis mandul. Percayalah masih ada keajaiban Tuhan yang insya Allah membuat kita sadar bahwa judge terhadap sesuatu belum tentu benar.
Bersyukurlah dan berlapang dadalah dengan ketetapan dariNya. Aku sedang berusaha memantaskan diri agar siap menjadi istri sholehah untuk suamiku nanti, agar siap menjadi madrasah terbaik untuk anak-anakku nanti, dan tentunya agar siap menjadi ibu seperti ibu yang selalu menyejukan hati.
Tetaplah berdoa untukku, agar setiap langkahku selalu dalam naunganNya, agar aku selalu haus dalam menuntut ilmu demi lebih mengenalNya, agar aku segera dipertemukan dengannya melalui jalanNya dan bersatu atas kehendakNya.
Jadi ibu, ketika aku pulang nanti jangan khawatir aku akan marah, bosan atau kesal dengan pertanyaan "mana gandenganNya?" yang bakalan berseliweran dari siapapun itu. Insya Allah aku akan menjawabnya dengan senyuman dan berkata "kata Tuhan segera :)" dan biarkanlah mereka pada mengamiinkannya.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”