Untukmu yang Memilih Tinggal Meski Hatimu Enggan Menetap, Mungkin Sudah Saatnya Kita Tak Lagi Saling Mendekap

memilih tinggal meski hati enggan menetap

Mungkin ini waktu yang tepat untuk kita bicara serius tentang hati, raga dan hubungan ini. Aku tau ini akan sangat menyakitkan untuk kita, lebih tepatnya aku. Namun aku telah siap untuk menerima semua jawabmu dan yang terbaik untuk kita, mungkin akan sedikt ironi bila ku sebut dia dalam obrolan ini karena tentu akan membuka luka lamamu. Tapi bila bahagiamu ada dengannya kamu bisa apa? Selain meninggalkan aku dan menanggalkan kita yang sekarang? 

Advertisement

Sudahlah jangan mengelak lagi, kali ini saja aku mohon mari kita duduk bersama membicarakan semua yang terbaik untuk kita mengesampingkan ego yang ada. aku sudah tidak bisa bila terus membersamai orang yang tidak sungguh menetapkan hati terhadapku. Dan aku sadar aku yang telah terlampau jauh memasuki ruang hatimu saat kamu gundah dulu, aku yang tidak kuat membentengi hati hingga membiarkan perasaan mengalir membentuk lingkaran yang tadinya hanya sebatas aku dan kamu sekarang menjadi kita.


“Bila bahagiamu ada dengannya kamu bisa apa? Selain meninggalkan aku dan menanggalkan kita yang sekarang?”


Awalnya menemanimu menyembuhkan luka hati karena dia dan mengubah setiap tetes tangis menjadi satu tawa adalah suatu rutinitas yang biasa aku lakukan. Dulu rasanya menyenangkan hingga akhirnya menjadi lelah. Aku pernah tulus tapi mungkin sekarang harus putus. Karena setelah kita berjalan cukup lama tidak mampu ku temui kesungguhan dalam dirimu, lambat laun aku merasa seperti memaksamu untuk menjadi milikku. 

Advertisement

Rasanya aku begitu naif memiliki ragamu namun tidak bisa menyentuh hatimu. Iya kamu memberikan hati untuk ku sembuhkan dari luka karena dia namun percuma karena aku sama sekali tidak mampu untuk mengganti pemilik hati tersebut menjadi aku, selama ini kau hanya menjadi penawar bukan penyembuh. Seringkali aku bertanya apakah aku hanya pelarianmu saja? Sepertinya tidak, karena jika dirunut ke belakang aku lah yang salah, aku yang lebih dulu memasuki hidupmu hingga akhirnya tersesat dalam lingkaran yang aku bentuk sendiri.


“Aku pernah tulus tapi mungkin sekarang harus putus”


Advertisement

Sekarang kamu harus tau, aku lelah sampai di sini, tak mampu lagi memaksamu untuk tetap tinggal. Sebenarnya akan sedikit berat bagiku bila harus menyudahi semua dan menghancurkan lingkaran kita, tapi sepertinya ini yang terbaik. bukan menyerah hanya saja sudah berkali-kali aku mencoba namun memang yang ada dalam hatimu masih terlihat jelas dia. Dia yang dulu melukai mu dan aku sadar dialah jua yang bisa menyembuhkan semua lukamu. 

Kamu tidak perlu bersalah bila harus berakhir denganku, aku pun memaklumi keadaan hatimu, aku yang akan bersalah bila menghalangi kebahagiaanmu. Tidak mengapa kamu buat aku terluka karena semua ini, aku tidak akan membencimu meski yang tersisa hanya luka setelah usainya kita. Tapi setidaknya kamu sudah cukup berusaha untuk terus menetap mungkin memang takdir kita saja untuk tidak bersama.

Mulai hari ini, bergegaslah memperbaiki kebahagianmu yang sempat tertunda. Segera temui dia semoga masih ada harap untuk kalian berdua. Dan terima kasih sudah meluangkan waktumu untuk obrolan yang cukup menyesakkan dada ini memang kita harus usai dan kamu tidak perlu mengingatku lagi.


“Tak ada lagi yang tersisa setelah usainya kita, kecuali luka“


Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Berawal dari rasa merangkai kata berakhir cerita.

Editor

une femme libre