Untukmu yang Telah Menaklukan Hatiku

Untukmu …ya kamu….., yang telah menawan hatiku, hingga aku pun takluk, tunduk dalam pesona dirimu, yang kamu sendiri mungkin tak pernah berpikir dan merasa bahwa kamu sanggup melakukan itu padaku, hingga aku tak lagi berani punya ego dihadapanmu. Kamu mungkin takkan pernah mampu menerima kenyataan bahwa aku memang suka padamu dan juga membutuhkanmu.

Advertisement

Aku tahu akan selalu ada keraguan dan juga persepsimu yang akan selalu ada untuk mementahkan semua kenyataan rasa yang ku ungkapkan padamu. Meski kamu sendiri tahu kalau tak ada gunanya buatku jika berdusta untuk hal ini, karena jika memang tak bermakna, maka kamu pun tahu pasti bahwa aku takkan mungkin buang-buang waktuku untuk hal yang sia-sia.

Kamu adalah seraut wajah yang kini seperti sinema pendek di pikiranku, hanya itu dan yang itu lagi muncul dan muncul lagi, dari waktu ke waktu, dari pikiran hingga khayalan bahkan mimpi-mimpiku. Dan kamu adalah nama yang selalu aku sebut dihati dan mengiang di telingaku dalam banyak peristiwa, selalu ada harapan bahwa yang ada di depanku itu adalah kamu yaa dirimu. Karena darimu aku menemukan lagi arti sebuah semangat, gairah hidup yang dulu sempat pudar, kini kembali membara oleh kehadiranmu dan hasrat yang telah menjadi begitu lemah pun kembali kuat bahkan sangat kuat, hingga terkadang tak mampu ku bendung lagi.

Hadirmu memberi warna warni di hari-hariku, laksana pelangi kehidupan jika sudah bersama denganmu. Aku terseret arus kerinduan dan hasrat untuk selalu bersamamu, aku tersaruk dalam gelisah hati yang tak mungkin aku curahkan pada siapapun selain pada dirimu, karena semua ini memang secret kamu dan aku.

Advertisement

Jantera waktu yang terus berjalan aku semakin dalam terbenam di lingkaran cinta dan gairahmu yang kian membakar dan membuatku kian membara, banyak kisah dan cerita telah kita lewati disaksikan sang kala dan ruang-ruang kosong yang hanya terisi oleh kamu dan aku. Aku bahkan terkadang menjadi nekat dan emosional bila berurusan dengan perasaan antara kita.

Terkadang aku terbakar cemburu yang tak jelas juntrungannya, semata karena rasa takut kehilanganmu. Aku bahkan menjadi sebegitu takutnya jika harus menerima makna kata kehilanganmu, karena bayangan yang muncul dalam benakku hanya ada duka dan sepi bila tanpa kehadiranmu.

Advertisement

Dalam kian jauhnya aku tenggelam terseret oleh perasaanku padamu, saat aku memberikan segala rasaku, meski aku sendiri sadar bahwa aku bukanlah orang dengan cinta sempurna, yang sudah tentu aku pun melakukan kesalahan yang tak kamu kehendaki, dan tak bisa ditolerir meski aku sendiri tak meniatkannya.

Aku masih dengan perasaan, harapan, kerinduan, cinta, hasrat dan juga gairah yang sama padamu meski kesempatan semakin sempit, tapi kini kamu hanya meragu kepadaku, meski kita dari awal sama-sama tahu dan menyadari, bahwa ada hal-hal yang memang mesti terjadi dan tak dapat kita hindari diantara kita, kini semua itu seolah adalah dosaku dan aku harus maklumi itu. Apapun tentangku menjadi sesuatu yang wajib untuk kamu cemburui dan pertengkarkan, sedangkan dirimu tak boleh kusentuh dengan pembahasan, karena kamu selalu wajar dan benar, sementara aku tidak.

Kadang aku begitu marah dan kecewanya, ingin sekali aku menyerah dan pasrah, menghadapi sikap acuhmu, sikap nggak butuhmu yang dengan angkuhnya selalu menantang aku dengan pertanyaan: maunya apa sekarang? Namun ada sisi lain yang selalu memberontak pada pikiranku, hingga tetap saja aku tak mampu dan pada akhirnya aku mengalah pada perasaanku padamu, meski selalu kamu ragukan, seolah kamu yang selalu teraniaya dan aku yang tertawa di atas penderitaanmu. Kamu pun menjadi begitu angkuhnya saat aku menjadi sangat membutuhkanmu, jangankan menyapa duluan lewat bbm, aku bbm saja kamu masih enggan untuk menjawab.

Kamu tahu dan aku juga sadar bahwa aku tetap bertahan dalam keacuhanmu, dan sikapmu. Aku seperti sebuah peran yang di ciptakan dengan semua kesalahan ada padaku. Apapun yang terjadi maka aku akan tetap terdakwa tanpa hak pembelaan. Aku tak menyesali, karena ini adalah sebuah resiko dari sebuah keputusan yang telah aku ambil sebelumnya sampai di batas kemampuanku.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Minimnya pendidikan tak lantas menjadi penghalang untuk terus bertumbuh menjadi lebih baik dan mengikuti perkembangan jaman https://myfirstkreatifitas.blogspot.co.id/ https://utakatikkatagambar.wordpress.com