"Semua pasti akan selesai juga, Nak", pesan penyejuk hati dari Ibu di balik telepon.
Kalimat itu selalu jadi andalanku saat sedang berjuang dalam hal apapun. Saat ini, aku sedang menyandang status sebagai mahasiswa akhir. Sangat akhir bahkan. Banyak dari teman-teman angkatanku bahkan juniorku yang sudah menyandang toga. Sementara aku masih berjibaku dengan laptop dan pikiran yang semakin liar. Rambut yang terus rontok, berat badan semakin turun, sakit yang begitu mudah menyerang, dada yang sesak, ketakutan dan kecemasan yang semakin menjadi. Setiap hari rasanya aku sedang berperang dengan diriku sendiri. Namun, di tengah kerumitan itu, ada satu hal yang sangat kusyukuri. Pilihanku untuk tidak menyerah. Keyakinan itu nyatanya masih ada.
Aku tahu ada banyak mahasiswa yang sedang berjuang menyelesaikan tugas akhir mereka. Dengan situasi dan ujian yang berbeda-beda. Saat sedang berada di kampus, khususnya di area working space, dimana banyak mahasiwa seharian mengerjakan tugas akhirnya di sana, aku kerap menemukan situasi yang memilukan hati. Tidak jauh dari tempat dudukku, ada mahasiswa yang sedang panik, menangis sambil memukul-mukul kepalanya, sementara tangan lainnya sibuk menggerak-gerakan kursor. Di lain waktu dan masih di tempat yang sama, seorang mahasiswa bangkit dari tempat duduknya, meninggalkan laptop dan membawa handphonenya, tidak bersalang lama, aku bisa mendengar suara isak tangisnya. Di tempat itu pula, aku sering mendengar keluhan mahasiswa dengan berbagai problema tugas akhirnya.
Sejujurnya, saat aku melihat berbagai kejadian itu, aku merasa tidak sendiri, karena kami semua sedang berjuang. Berjuang untuk memelihara keyakinan bahwa kami pasti akan sampai juga. Meski dengan berbagai ujian yang menghadang, aku tahu ego itu masih ada. Tidak ingin kalah oleh berbagai rasa yang ingin mengalahkan. Bayang-bayang tentang hari dimana bisa menggenggam tangan hangat kedua orang tua di hari yang dinanti. Dan keyakinan bahwa setelah memewati ujian ini, kita akan menjadi pemenangnya. Hingga di kompetisi yang berbeda lainnya, kita akan tetap menjadi manusia pejuang yang tak akan kalah oleh keadaan. Proyeksi akan masa depan itu kadang menjadi hiburan yang dapat merawat semangat dan memotivasi diri.
Untukmu yang sedang berjuang menyelesaikan tugas akhir, aku ingin menyampaikan sebuah pesan indah dari seorang bijak, semoga tetap bisa menyalakan api keyakinan meski sering tersiram oleh tangis dan ujian, "Apakah kamu merasa tertinggal dari teman-temanmu? Apakah kamu merasa menyia-nyiakan waktu sementara teman-temanmu mulai melangkah menuju kesuksesan? Jika kamu berpikir demikian, ingatlah bahwa kamu memiliki masa mekarmu sendiri, begitu juga dengan teman-temanmu. Musimmu belum datang, tetapi ia pasti akan datang ketika saatnya kuncupmu mekar. Mungkin kuncup itu mekar lebih lama dari yang lain, tetapi ketika tiba waktunya, kamu akan mekar dengan begitu indah dan menawan seperti bebungaan lain yang telah mekar sebelum dirimu. Jadi, angkatlah kepalamu dan bersiaplah untuk menyambut musimmu" ~Time of Your Life (Rando Kim).
Mungkin aku dan kamu adalah bunga matahari, sehingga tidak bisa mekar di musim semi. Saat ini mari bersiap, jaga akar positif dalam pikiran, menyiraminya dengan usaha, terus merawatnya dengan keyakinan, hingga kita bisa bermekaran dengan indah di musim panas nanti. Percayalah, semua akan tiba pada waktunya.
Hai, angkatlah kepalamu dan bersiaplah untuk menyambut musimmu 😊
Tertanda,
Aku yang masih dan akan terus berjuang
Yogyakarta, 15 Juni 2023
23.14 Wib
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”