Hati-hati di Jalan, Untukmu yang Sedang Berdamai Dengan Masa Lalu dan Berupaya Demi Masa Depan

Untuk kamu yang membaca tulisan ini, bagaimanapun perjalananmu saat ini, tetaplah hati-hati di jalan.

Jejak langkah akan terus terukir di setiap detik waktu yang telah dilewati. Penyesalan, kemarahan, keceriaan, hasrat untuk melupakan, pikiran yang selalu mengenang, dan mimpi untuk menjadi lebih baik terus menghampiri malam-malam yang diam. Entah apa yang paling menyumbangkan kesedihan, yang pasti, saat ini kita merasa tersesat, tanpa tujuan, dan hanya menemukan jalan buntu. Kita tak sanggup berjalan. Jejak langkah yang kemudian menjadi usang.

Advertisement

Buku-buku tentang self-help terus dibaca dengan harapan bisa mengenali diri sendiri, tahu akan jalan yang ditempuh, dan mulai perlahan untuk berjalan. Namun, yang didapat hanyalah lamunan dan suara berisik di kepala yang membuatmu mengulur-ulur waktu tidur.

Barangkali keinginan terkuat kita saat ini adalah agar bisa tidur lebih awal, dengan nyenyak tanpa harus takut dan khawatir akan datangnya esok hari. Takut jika di pagi hari kita masih menjadi diri kita yang tidak mengerti apa-apa, yang ada selalu keluhan. Bukan berarti kita tidak berusaha, kita tidak tahu harus melakukan apalagi, karena setiap hal yang sudah pernah dilakukan terasa sangat sia-sia.

Tidak ada manusia yang sia-sia 

Advertisement

Alangkah membahagiakan jika kita bisa percaya seutuhnya pada kalimat tersebut. Ingin untuk percaya, tapi, ketika kembali melihat realita, kita merasa hampa, aku ini apa? untuk apa aku ada?

Bayangan suram dan kelam dari masa lalu terus datang, entah dulu bahagia atau tidak, kita takut untuk sekadar menceritakannya. Saat terlintas adegan bisa bersukacita saat remaja, kita menjadi takut jikalau hari ini dan kemudian kita tak memiliki hal yang membahagiakan dan tidak bisa sebahagia dulu lagi. Jika yang terlintas kenangan yang menyakitkan, kita takut hal tersebut akan datang kembali, dan kita menjadi rapuh lagi setelah berupaya bangkit.

Advertisement

Apakah kita tersesat di jalan? apakah jalan kita buntu? ataukah perjalanan ini seperti berjalan di treadmill? kehidupan terus berputar, kakimu terus melangkah, namun nyatanya kau masih berada ditempat yang sama. 

Untuk kamu yang membaca tulisan ini, bagaimanapun perjalananmu saat ini, tetaplah hati-hati di jalan.

Akan ada banyak batu sandungan yang berupaya membuatmu terjatuh. Akan ada jalan licin yang membuatmu tergelincir. Akan ada jalan menanjak yang membuatmu kelelahan dan ingin berhenti. Istirahatlah, kemudian berjalan kembali. Akan kau temukan jalan menurun tempat kau bisa berlarian dan tertawa menikmati turunannya. dan kemudian kau akan menemukan jalan datar saat kau merasa hampa. Menelusuri kembali jalan mendaki.

Kau harus tetap melangkah, meski jejak yang kau tinggalkan penuh lumpur. Percayalah, lumpur tersebut kemudian hari akan bersih bersama hujan, dan kau dapat berteduh di hunian yang nyaman.

Kehidupan bukanlah sebuah kurva yang langsung melesat meninggi, melainkan seperti tangga. kau perlahan-lahan menuju tingkat teratas dengan ujian yang berat. Kejenuhan akan datang di bagian yang datar. Tapi kau akan terus menaiki perlahan, hingga apa yang kau inginkan tercapai.

Kita semua manusia, perasaan menyerah dan jenuh itu wajar. Namun, perjalanan tak akan terhenti. Adililah masa lalu, putuskan perdamaiannya, nikmati masa kini, dan persiapkan masa depan. Hati-hatilah di perjalanan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Sebuah catatan