Maafkan aku, mungkin sudah ratusan kali aku menyebutkan kata maaf padamu. Tapi apa daya hanya itu yang bisa aku lakukan saat ini. Rasa rindu ini memaksaku untuk tetap berusaha walaupun aku tahu kamu sudah begitu kecewa. Aku sadar aku telah gagal untuk memenuhi janjiku saat pertama kali kamu mengijinkanku masuk kedalam hatimu.Â
Aku masih ingat saat itu, aku berjanji tak akan pernah membiarkan air mata itu membasahi pipimu. Tapi entah sudah berapa kali aku melanggar janji itu. Jujur saja, aku juga begitu kecewa terhadap diriku sendiri. Aku telah merasa gagal karena selalu membuatmu merasa kesal.Â
Tapi meskipun begitu, aku tak akan pernah menyerah untuk memohon padamu untuk memberiku 1 kali lagi kesempatan. Mungkin kamu berpikir aku tak pernah merasa bersalah. Karena dengan mudahnya aku meminta maaf setelah apa yang sudah aku lakukan padamu. Lantas apa yang harus perbuat ? Berdiam diri, lalu membiarkanmu pergi?
Saat ini aku memang lebih banyak berdiam diri, hanya sekedar untuk menyembunyikan rasa pilu didalam hati. Sialnya pikiranku tak pernah bisa jauh darimu, ia terus menerawang ke belakang memutar kembali cerita yang telah lama aku simpan.
Wajahmu masih tercetak jelas dihatiku sehingga aku masih begitu mudah untuk memikirkanmu. Melupakanmu adalah hal yang mustahil bagiku. Jadi meski ragamu nan jauh disana, aku masih bisa merasakan kehadiranmu karena nyatanya hatiku masih dipenuhi oleh kenanganku bersamamu dimasa lalu.
Seringkali aku harus menerima kenyataan bahwa logika dan hatiku berdebat karena dirimu. Logikaku memintaku untuk mengabaikanmu, mengubur dalam-dalam keinginanku untuk bersamamu lagi tapi hatiku ia menangis memintaku untuk terus berjuang mengajakmu kembali menyambung lagi memori yang dulu pernah kita rajut bersama hingga aku merasa aku tak sanggup untuk menghapusnya. Entah mana yang harus aku turuti, karena keduanya memiliki alasannya masing-masing.
Kita yang dulu bersatu, sering menghabiskan waktu dibawah alunan lagu yang syahdu, kini harus berpisah mencoba untuk melupakan sejarah bahwa kita dahulu pernah bergandengan tangan, berjanji untuk bersama menyongsong masa depan yang cerah.
Aku tak akan mengatakan niatku untuk membuatmu kembali padaku karena aku tak bisa hidup tanpamu, karena nyatanya jika suatu hari kita memang terpaksa harus saling melepas rasa, aku masih bisa melanjutkan hidupku meski dengan hati yang harus aku tata ulang. Jujur saja aku menginginkanmu kembali karena alasan untuk bersamamu lebih besar dari alasan untuk melepasmu.
Bukannya aku tak terbiasa berada didalam sepi, sepi kini telah menjadi sahabatku hingga ia tak lagi berniat untuk menyiksa. Sayangnya ditengah sepi itu datang rasa rindu, ia seakan ingin mengadu bahwa ada bagian yang hilang dalam ragaku.
Jadi aku mohon untuk kesekian kalinya, beri aku kesempatan sekali lagi untuk yang terakhir, sebelum kita memutuskan untuk benar-benar berpisah untuk saling melupakan.Â
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”