Sebelumnya aku tak pernah menyadari, membahas tentang profesi, kemapanan, ataupun keuangan. Bagiku melalui hari-hari bersamamu sudah begitu menentramkan dan membuat hari-hari yang ku lalui diliputi kebahagiaan.
Kau membuatku menjadi seseorang yang begitu dipentingkan, karena waktumu selalu ada untukku.
Hingga suatu ketika, aku mulai memberanikan diri bercerita tentangmu. Bahwa kau adalah laki-laki baik yang telah menghiburku dengan sikap yang begitu manis. Namun, aku terhenyak seketika itu, yang mereka tanyakan ternyata tentang profesi, bagaimana kesibukan dan keadaanmu.
Aku terdiam dan mulai berfikir untuk segera mengutarakannya padamu. Bagiku memang bukan masalah, karena pribadimu sudah cukup membuatku bahagia, tapi tidak dengan orang tua, mereka yang telah memperjuangkan hidupku dengan segala jerih payahnya, mengaharapkan pasangan yang bisa menjamin kelayakan hidup putrinya.
Akhirnya ku putuskan untuk mulai merangkai kata, dan menyiapkannya sedemikian rupa agar tidak sampai menyinggung kehormatanmu sebagai laki-laki. karena ku tahu kau belum memiliki
profesi.
Ada secercah harapan yang berpendar saat kau ternyata memutuskan untuk memperjuangkanku dan akan melawan segala terpaan yang mungkin menghujam.
Hatiku memang berbunga, sebelum kau memutuskan untuk pergi dan tidak ingin menghubungiku sebelum menuai kesuksesan.
Aku mengiyakan, dan melalui hari-hari yang begitu menyesakkan.
Kadang aku tak percaya, kau benar-benar telah pergi, entah kemana, namun aku yakin kau sedang memperjuangkanku disana.
Kadang aku memaki pada waktu, aku telah menyerah dalam rengkuhanmu, kau membuatku menunggu, merasakan detik-detik yang terasa begitu panjang untukku. Tak jarang, aku meyakinkan diri, bahwa ini akan menjadi hari terakhir kalinya aku merengek agar kau segera hadir. seharusnya aku bisa menahan, seberapa lamanya, tapi detik demi detik terasa lambat dan hanya membuatku tersengal diterpa kesunyian.
Kepercayaan ini mungkin begitu penuh padamu, sehingga aku tidak menyisakan ruang untuk berfikir berhenti menunggu, kecuali kau hadir dengan sebuah keputusan, senyum atau diam terpaku.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Inilah cara Allah mencintai hambanya yg saling cinta mencintai karenaNya. Allah tak memberi sedikitpun celah kepada hambanya yg saling mencintai karena Allah untuk melakukan hal hal yg akan mengotori cinta hambanya. Sehingga Allah putuskan agar hambaNya yg saling cinta mencintai karena Allah namun belum saatnya disatukan maka Allah berikan mereka kesempatan untuk memperbaiki diri mungkin dengan cara memisahkan mereka untuk waktu yg telah ditentukan, meski mungkin dalam masa memperbaiki diri selalu datang rindu yg begitu besar… tapi lagi lagi Allah menanamkan dalam hati hambanya yg saling cinta mencintai karena Allah bahwa inilah salah satu cara Allah nencintai hambanya dengan sabar dalam menanti… Sabarlah wahai hati yakinlah dengan janji Allah, selama kita masih tetap memperbaiki diri yakinlah jodoh kita juga sedang memperbaiki diri… tetaplah berbaik sangka… tetaplah tenang menjalankan kehendakNya..
Dan untukmu wahai pemuda sholeh semoga perjuanganmu adalah perjuangan Cinta karena Allah….