Untukmu, yang menanti dengan sabar meski berujung ambyar…
Ada kalanya kamu mengalami masa-masa dimana kamu kehilangan bahkan sebelum mendapatkan. Kamu telah menaruh kepercayaan pada sebuah rasa yang kamu yakini akan membawamu pada sebuah masa depan yang kamu dambakan. Kamu setia, dan kamu berdoa. Kamu merasa sudah berusaha melakukan yang terbaik untuk mempertahankan sebuah hubungan. Kamu cukup optimis, bahagia dan menaruh harapanmu setinggi-tingginya pada sosok yang kamu sayang. Kamu menanti dengan sabar serta diselingi doa yang tak pernah putus berharap sang Pencipta merestui dengan cara-Nya. Berharap semesta mempertemukan dua insan yang berjauhan.
Namun, tanpa kamu duga dia berlalu begitu saja, tanpa kata, tanpa pamit. Dan kamu hanya terdiam ditemani air mata yang sulit untuk berhenti meski kamu paksa. Kamu mencoba tegar namun ringkih hatimu tak mampu membuatmu tegak berdiri. Janji-janji manis kalian berdua selama ini ternyata hanya buaian semata. Namun percayalah, rasa sakitmu saat ini akan menjadi leluconmu pada teman-temanmu kelak. Menangislah jika ingin menangis. Agar nanti, kamu bisa menceritakan betapa bodohnya kamu pernah menangisi seseorang yang telah menyia-nyiakan kamu.
Ketahuilah, rasa sakitlah yang membuatmu justru lebih kuat, lebih tegar dan lebih berani menghadapi kehidupan yang bisa saja tak berpihak padamu. Rasa sakit hatimu bukan musuhmu, tetapi ia gurumu. Belajarlah darinya. Meski berujung ambyar, namun sabarmu tak akan sia-sia. Jika bukan dia orangnya, percayalah Tuhan akan memberikan seseorang yang akan menghargai rasa sabarmu, membalas rasa cintamu yang tulus, dan membahagiakanmu kelak. Tetaplah rengkuh dalam doamu. Tuhan setia mendengarmu.
Perbaikilah dirimu, tingkatkan kualitas dirimu, kualitas hidupmu. Bercerminlah, dan belajarlah mencintai orang yang ada dicermin itu. Kelak, ketika kamu sudah mencintai dirimu dengan sepenuh hati, maka akan datang orang yang penuh cinta pula dan kalian akan berbagi cinta yang sama. Mungkin kamu masih merasa sakit, seperti ada benda tajam menghunjam jantungmu, tapi ketahuilah, itu hanya sementara. Mungkin kau juga masih menangis merindukannya, ingat masa-masa bahagianya, namun percayalah, waktu perlahan akan mengikis semua kenangan itu.
Kamu tidak perlu menyangkal diri, kamu tidak perlu berusaha keras untuk melupakan. Akuilah pada dirimu bahwa kamu rapuh dan patah. Tak ada yang akan menghujatmu ketika air matamu membasahi pipimu. Itu wajar terjadi. Namun jangan terjebak di situasi itu. Belajarlah melangkah kembali meski tertatih, berusahalah bangkit meski hatimu masih letih, dan tata lah hidupmu kembali meski mungkin butuh waktu yang lama. Lama bukan berarti kau tak bisa sampai di penghujung patah hatimu. Untuk segala sesuatu ada waktunya kok. Jadi akan ada waktunya dimana kamu bisa merebut kebahagiaanmu kembali.
Ikhlaslah menerima bahwa patah hati juga merupakan bagian dari perjalanan hidup. Hal tersebut terjadi semata-mata supaya kamu mengerti bahwa kamu bisa kehilangan orang yang kamu kasihi kapanpun diwaktu yang tidak pernah kamu duga. Dan kamu harus bersiap untuk segala kemungkinan yang terjadi. Teruntuk para pejuang move on, tetap semangat ya….
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”