Sebenarnya bingung juga mau mulai dari mana, tetapi melihat semua yang telah kita lalui bersama, berterima kasih adalah pilihan yang cukup bijaksana. Percayalah bahwa kita adalah sepasang manusia yang sama-sama saling menyakiti dan rasanya sama. Tidak lebih sakit di kamu pun tidak lebih sakit di aku.
Hidup memang pertarungan antara harapan, ekspektasi, dan realitas yang kadang tidak berjalan dengan baik, atau mungkin bahkan sering tidak berjalan dengan baik. Berharapnya begini dan ternyata tidak terjadi, punya ekspektasi begitu dan ternyata keadaan menipu. Bukan hanya kamu yang kecewa dengan ekspektasi, aku juga pernah dan mungkin masih.
Lepas dari kekecewaan yang kamu alami saat ini percayalah aku mengerti perasaanmu, bahkan sangat mengerti. Cinta yang tidak bisa dilihat bentuknya itu membuat kita melakukan banyak hal bodoh, tapi juga indah. Aku mengerti rasanya begitu mencintai, memberikan apa yang kita miliki bahkan terkadang berlebihan, tetapi dia masih bisa melihat ke arah yang lain bahkan berpaling dengan yang lain. Aku juga pernah merasakannya.
Ini bukan tentang balas dendam, ini murni tentang hati yang tak mudah dimengerti. Hati punya aturannya sendiri yang sering kali tak sama dengan isi kepala yang namanya otak itu. Pikiran mencoba melogikakan, tetapi hati kadang mengalahkannya dan menjadi dominan. Sepertinya itu yang terjadi dengan kita masing-masing.
Lagi-lagi aku harus mengucapkan terima kasih atas cerita yang baik, juga cerita yang buruk. Atas pengalaman yang indah maupun yang jelek. Atas hari-hari yang menyenangkan tapi juga kadang menyedihkan sampai-sampai harus menitikan air mata.
Maaf untuk hal-hal buruk yang terjadi, karena aku tidak bisa mengontrol suasana hati orang lain, diri sendiri saja sulit. Akan tetapi ini bukan surat permintaan maaf. Anggaplah aku egois dan ini hanyalah caraku menyembuhkan diri. Aku tahu kamu juga akan punya caranya sendiri, semoga itu tidak terlalu lama.
Mengakhiri perjalanan ini aku tersadar, kita adalah dua orang yang sangat saling mencintai, sayangnya di waktu yang berbeda sehingga pada akhirnya tidak bisa bersama-sama. Untuk kita berdua, sulit memang melewati masa-masa ini, sulit memang kembali melakukan semuanya sendiri. Akan tetapi seperti banyak perkataanku yang sudah bosan kamu baca bahkan dengarkan, Tidak ada yang sia-sia selama pengalamannya jadi pelajaran kan?
Ingatlah kita sama-sama punya hak untuk bahagia dan kembali seperti semula, seperti saat kita belum berjumpa, belum saling mencintai, dan belum saling menyakiti. Terima kasih.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”