Hari itu aku sambut hadirmu sepenuh hati. Caramu memperlakukan aku berhasil membuat luluh, aku yang semula mati rasa karena luka di masa lalu. Perlahan-lahan aku membuka telapak tanganku yang masih menggenggam erat luka-luka lalu dan melepaskannya. Bekas luka yang ada pun pelan-pelan juga tertutupi oleh kehadiranmu. Hari itu aku merasa sangat bersyukur, aku kembali terang setelah sekian lama meredup.
Dalam hatiku berjanji, aku akan menjaga ini dengan sebaik-baiknya. Aku juga memohon semoga kamu adalah yang terakhir dan menetap disisiku di dalam setiap doaku. Aku begitu yakin kamu adalah jawaban dari doa-doaku. Kamu bisa membuatku kembali percaya bahwa cinta dan lelaki sejati itu ada.
Tetapi mungkin harapanku berlebihan, sehingga Tuhan mematahkan aku kembali. Aku kembali merasakan patah hati, patah hati keduaku. Ternyata selama ini hadirku tak pernah berarti untukmu. Aku selalu menganggapmu ada tetapi kamu sebaliknya. Aku tak pernah ada di hatimu. Hadirmu ternyata hanya untuk main-main. Hanya untuk membunuh rasa penasaranmu. Kamu tak pernah menginginkan untuk menjalani hubungan serius denganku.
Lalu untuk apa kamu hadir dengan begitu ramah? Jika hanya karena rasa penasaran tak seharusnya kamu berlaku semanis itu seolah-olah aku adalah pilihanmu. Seakan-akan aku menjadi satu-satunya dan hanya aku di hidupmu. Yang kenyataannya aku hanya menjadi salah satunya. Seharusnya kamu katakan dari awal tujuanmu yang sebenarnya agar aku bisa memposisikan diri.
Sekarang semua sudah terjadi dan tinggallah luka yang harus aku sembuhkan sendiri. Aku kembali luruh karena harapan dari seseorang yang hatinya entah dimana. Dia di sana bisa tertawa lepas sedangkan aku menangis perih di sudut ruang tamu dan sesekali menyalahkan diri. Aku kembali runtuh dan harus kembali merapikannya.
Setelah ini apakah aku bisa kembali utuh? Kembali pulih dan menemukan diriku sendiri? Apakah aku bisa kembali percaya? Aku rasa pertanyaan-pertanyaan itu tidak untuk dijawab sekarang. Aku serahkan saja kepada sang waktu. Biar waktu yang menjawab.
Untuk saat ini aku hanya bisa memohon diberi kelapangan hati menerima, agar pelan-pelan nanti aku bisa mengikhlaskan apa yang sudah terjadi ini. Juga meminta agar dijatuhcintakan kepada seseorang yang memang benar-benar menjadi takdir. Sepenuhnya aku berserah kepada siapapun nanti yang menjadi akhir aku percaya dia adalah pilihan terbaik dari Tuhan.
Untukmu yang hadir hanya untuk singgah dan main-main, terima kasih semoga hidupmu baik-baik saja.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”