Kamu tidak dengan seharum mie instan yang sering kali mampu membuatku tergoda. Sampai hari ini, kita lebih sering duduk berhadapan dan membicarakan banyak hal, mulai bagaimana hariku hingga hal besar yang terjadi di hidupmu.
Sejak awal kamu memang tidak pernah menawarkan banyak hal. Tidak ada janji yang muluk-muluk yang kau katakan atau sikap yang mengumbar. Tidak ada juga pengakuan berlebih atas dirimu, seperti hal-hal apa yang bisa kau taklukkan. Namun kesederhanaan itu yang membuat dirimu menarik, kamu tak memperlakukanku seperti seseorang yang manja, alih-alih kau justru mengajakku berjuang bersama.
Kita sama-sama berniat memapankan nasib terlebih dahulu/ Sejak kecil mungkin kita terdidik supaya mempunyai bekal dulu sebelum memberanikan diri melangkah lebih jauh ke masa depan. Karena memang kita tak ingin banyak merepotkan dan mengandalkan orang tua. Di umur yang sekarang, tentu saja kita belum bisa dikatakan sukses dan mapan, karena masih banyak hal yang memang harus diupayakan.
Bersamamu mengililingi kota tanpa tujuan sudah membuatku begitu bahagia sembari membicarakan hal hal yang tidak masuk akal sekalipun. Aah saat usia kita nanti sudah matang, ini akan jadi semanis manisnya kenangan. Ketika sudah ada anak anak kecil yang berlarian di rumah, memegang kaki kita dan tertawa, kamu dan aku tahu inilah kita yang sudah sampai pada tahap bahagia, tapi untuk sekarang kita masih harus berjuang bersama–sama.
Sekarang kita masih sama-sama berjuang, supaya kebaikan di masa depan lekas datang, terima kasih untuk tidak meremehkan kemampuanku untuk berjuang di sisimu, terima kasih untuk tidak mencoba membuai dengan janji kau akan memperjuangkan semuanya untukku. Terima kasih, kamu juga telah menghargai usahaku.
Dan perdebatan …
Hal yang sering kali kita alami, kita sudah melewati bermacam-macam perdebatan tapi kita masih bisa bertahan dalam satu hubungan. Karna hubungan ini bukan lelucon yang bisa kita mainkan sesaat, sebesar apapun perbedaan yang begitu sering kita lalui tapi kita selalu meyakini, bahwa di ujung jalan sana kita memiliki satu tujuan. Kita menyadari ego yang besar dan tak mau mengalah akan membawa kita jauh dari tujuan itu.
Cinta tak sebercanda itu
Cinta tak semudah itu
Tidak bisa kita pungkiri bahwa perbedaan dan ego akan selalu hadir walau kita sudah menua bersama. Namun tergantung bagaimana kita bisa menyikapi hal itu bersama.
Tentu saja ini masih dalam perjuangan, tentu saja masa depan yang membahagiakan tidak seinstan indomie goreng, tapi selalu ada cara supaya kebaikan itu datang di waktu yang tepat.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”