Untukmu yang Belum Bisa Ku Relakan, Terima Kasih Karena Telah Hadir Dalam Hidupku

Aku tidak pernah menulis bagian ini dalam hidupku, membayangkan saja rasanya aku tidak ingin. Namun, siapa aku dibandingkan ia yang telah menghadirkan aku dan kamu di dunia ini.

Advertisement


Ya.. tiba-tiba saja matamu yang selalu melihat dunia dengan cara berbeda kini telah terpejam, aku pikir kamu tertidur nyanyak sekali, hingga aku tak sanggup membangunkanmu lagi.


Awalnya terasa begitu berat, kamu yang selalu ku lihat secara nyata, yang bisa ku peluk dan ku cium. Namun sekarang, semua terasa berbeda, sepi dan kosong.

Tempat dudukmu yang selalu tercium aroma kopi kala sore menjelang, kini terlihat kusam dan berdebu, tetapi perasaanku tetap sama seolah kamu sedang duduk di sana, menyeruput kopimu palan-pelan sambil melihatku dan tersenyum manis.

Advertisement


Begitu susah aku melepasmu, walau ragamu telah tertutup oleh tanah dan tawamu sudah tak lagi mengisi ruang kosong ini, namun aku merasa seolah kamu masih hadir di sini.


Aku tau, semakin aku menahanmu untuk tetap tinggal, semakin aku akan terluka, semakin aku akan terpuruk dengan kekosongan yang ku buat sendiri. Perlahan aku mulai melapaskanmu, menyimpan senyum dan tawamu di dalam ingatanku yang paling dalam agar tak pernah lagi terbesit kata rindu.

Advertisement

Namun, itu hanya benar-benar harapanku. Sangat sulit, jelas tak akan pernah bisa, siapa yang bisa merelakan orang yang paling ia cinta? yang selalu memberikan semangat di kala lelah, yang selalu menghadirkan tawa di saat duka. Tapi kamu telah bahagia, tak seharusnya aku hanya duduk diam dan menangisi kepergianmu.


Setidaknya Tuhan begitu baik karena telah menciptakan seseorang yang begitu baik dan selalu rendah hati, entah sesakit apa aku karena kehilanganmu, tetapi aku tetap berterimakasih karena aku telah diberi kesempatan untuk bersamamu.


Kini hanya benar-benar namamu yang selalu ada, perlahan suara tawamu yang terdengar renyah kian lama kian redup dan aku tau saatnya aku harus benar-benar melepaskan, merelakan, dan mengenangmu sebagai hal terindah dalam hidupku.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Tidak lebih dari serpihan roti yang terbuang dikala ibu menikmati teh di pagi hari

24 Comments

  1. Erica Tjahjadi berkata:

    hai kamu, kunjungi dewa168.com untuk mendapatkan hadiah sampai jutaan rupiah, kapan lagi~ harus kemana lagi .. gabung di sini.. 🙂

  2. Livi Olivia berkata:

    Ehheemmm Lana Karunia

  3. Holide Kurnia berkata:

    Aduh kok sama sih, jadi sedih