Untukmu yang Aku Sebut Sebagai Sahabat

Awalnya kita tak saling mengenal tapi kemudian bertemu untuk saling sapa dan berbagi cerita. Kita datang dari tempat yang berbeda, dari kehidupan yang berbeda, keluarga yang berbeda. Kita punya sifat yang berbeda, karakter yang sangat berbeda. Tapi kemudian pertemukan itu menyatukan kita dalam sebuah hubungan, kita sebut itu dengan nama sahabat.

Kita saling berbagi di sini, kutemukan kebahagiaan dan kenyamananku di sini. Di tempat yang paling nyaman sedunia, dihati kalian para sahabatku. Aku tahu aku tak sempurna tapi kalian menyempurnakan hidupku. Di sini kita mulai perjuangan kita untuk sama-sama bangkit meraih cita-cita yang tertanam dalam diri kita.

Ini begitu indah bagiku, bahkan aku tak bisa melupakan keindahan itu. Hari-hari dimana kita membuat kekonyolan, lelucon, hari dimana kita saling memaki bahkan menangis bersama. Kini kau berada di tempat yang berbeda, sibuk dengan duniamu sendiri bahkan terkadang kita terlalu sibuk untuk saling menyapa.

Dulu kita sering berjanji untuk selalu bersama, sukses bersama, dan besar bersama-sama. Aku tahu, sahabat itu saling mendukung, saling menarik untuk sukses bersama, selalu berusaha di jalur sama. Tapi kemudian kita terpisah oleh jarak dan waktu yang menjadi tembok penghalang yang besar untuk kita bertemu. Ah! Terkadang kita terlalu egois menyalahkan jarak dan waktu yang tidak pernah bersalah dalam hal ini.

Sekarang kita sibuk dengan dunia kita sendiri, bukan jarak dan waktu yang salah tapi keadaan kita yang menjadi penghalang itu. Tak apa kalian sibuk di sana, kenangan kita masih tetap tersimpan dalam memoriku ini. Semoga kita selalu bahagia walau tak bersama lagi, semoga kau temukan pengganti diriku yang menjadi tempat yang nyaman bagiku.

Tapi, tahukah kalian? Di sini aku merindukan kehadiran kalian, merindukan masa-masa yang kita habiskan bersama. Aku tau waktu tak dapat diputar kembali. Tapi di sini selalu menjadi tempat yang hangat buat kalian para sahabatku.

Semoga kita dalam lindungan Allah selalu, amin.