Untukmu yang Aku Rindukan, Aku Kini Memilih Untuk Merelakanmu

"mencintaimu bukan inginku, namun hati berkata lain"

Advertisement

Ruang kecil bernama hati yang diciptakan Tuhan bernaung namamu di sana. Aku pernah berteriak saat bertemu denganmu, bahwa aku tak tahan dengan perasaan ini.

Namun itu hanyalah batinku yang mampu berteriak lantang. Jika air mata ini jumlahnya terbatas mungkin sudah habis karenamu. Berkompromi dengan hati terkadang sulit sekali saat orang itu adalah dirimu. Lelah langkah kakiku ini menujumu. Bahkan sebenarnya aku belum melakukan apa-apa selain hanya mengagumimu dari jarak yang selalu jauh, walau pada dasarnya kita berada di atap yang sama. Dan kau tak akan tahu, saat kau tahu aku menangis sejujurnya adalah aku menangisimu walau jawaban yang aku lontarkan padamu adalah bukan dirimu.

Ya…sedalam itu perasaanku terhadapmu. Kau ini bukan apa-apaku, lalu untuk apa aku bersedih, senang, cemburu dan khawatir karenamu?

Advertisement

"Kau hanya takut jika aku pergi,entah itu sungguh dari hatimu atau karena sekedar kasihan padaku"

Setelah itu…

Advertisement

Kau membuatku tersenyum walau aku tahu kau sedang ingin menghiburku.

Sebelumnya kau sempat bertanya padaku,

"Siapakah orang yang bisa membuatmu bertahan disini?

di sini saja.. tak perlu pergi"

Kata-kata itu yang membuatku ingin bertahan, jauh di dalam lubuk hatiku aku menjawab,

"orang itu adalah dirimu, benar jika kau menyuruhku untuk bertahan aku akan tetap di sini"

Lalu aku berfikir, apakah saat aku benar-benar pergi kau akan mengkhawatirkanku?

Sepertinya tidak.

Kesimpulan yang aku ambil saat aku mulai menyerahkan hatiku lebih baik pada-Nya.

Pada pemilik hati yang sesungguhnya.

Hanya kepada-Nya aku meminta agar menjaga hatiku untuk orang yang benar-benar tulus menerimaku.

Kau hiduplah dengan baik. Berbahagialah bersama yang kau pilih. Kelak kau hanya akan menjadi cerita terindahku di masa depan. Namun, aku tak pernah menyesal bertemu denganmu. Ini sudah lebih dari cukup.

Kini aku tak mampu menggenggam benang dengan erat, saat sang layangan terbang tinggi dan sulit untuk aku raih. Aku memilih merelakanmu mengikuti angin.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Menulis adalah bagian dari hidupku.Dan dari situlah aku tahu ada banyak hal yang harus aku tulis.

16 Comments

  1. Aba Quds DjokTar berkata:

    #Salam SEMANGAT PEMBURU (Pasangan) SYURGA

    Jlebbb Pake banged…. MasyAlloh

  2. Desy Fatmawati berkata:

    Q yg telah ikhlaa merelakan.mu…untuk kebaikan semua//Semoga yg terbaik lah yg akan qm dapatkan

  3. Eci Ajalah berkata:

    Izin share y

  4. Indriyani berkata:

    Sama halnya seperti yg ku alami

  5. wah serasa saya mudah lagi membaca artikelmu ini. Indahnya berkata2 sehalus orangnya. suka suka suka…terus menulis diri, dia dan mereka… pasti banyak yg suka karena potretnya dibingkai indah di rajutan tanganmu, Novianti Kusumawardini

  6. terima kasih Pak Kurtubi Zaenuddin,hehehe