Keajaiban diantara doa dan harapan di dalam bayangan cinta yang berubah menjadi kenyataan. Tanpa memandangmu aku mampu merasakan kehangatan balur naluri yang merasuk dalam. Lewat sendi-sendi nafas doa yang menguatkanku.
Karena tak kerap diriku memandangmu. Karena aku melihatmu dari hatiku. Karena aku mengenalmu dari hatiku. Karena aku menghiasi impian lewat mata hatiku.
Coretan hati yang terdalam. Coretan hati yang tak nampak sudah tertulis di dalam hatiku. Sejak dirimu singgah membuka kembali pintu hati ini. Lantas, kemana dirimu saat ini? Benarkah kau berlari dan membawa kunci hati ini?
Logikaku mulai berjalan menghiasi semua nalarku. Terlalu dalam kah rasa percaya yang sudah kuberikan padamu? Terlalu sadiskah asa yang menenggelamkannya?
Saat hatiku meraung dengan cara mengikhlaskanmu. Saat aku bersahabat dengan kegetiran, kebahagiaan di atas pilihanmu. Lalu bersama naluri angin yang mengempasnya aku tertunduk.
Biarlah aku tetap menata hatiku walau tanpamu di sisi yang menemaniku lagi. Biarlah aku bebas merdeka saat aku menyendiri. Meskipun berat melepaskanmu. Aku berteman pada bayangmu hanya di dalam hati.
Hati yang telah dirimu bawa pergi. Kunci hati ini telah dirimu bawa pergi. Lantas aku pun tak ingin membukanya untuk seseorang yang baru. Karena dirimu masih sangat berarti di dalam hati ini. Dan tak mampu lagi aku untuk menepisnya.
Hingga raga tak berdenyut nadi. Sebelum daun kering itu berguguran. Sebelum aku pulang. Pintaku hanya satu, izinkan aku untuk bisa kembali dan bertemu. Untuk saat ini saja. Karena kamu adalah pilar hatiku. Karena kamu adalah pilihan hatiku.
Sesekali aku menoleh ke arahmu. Membiaskan rindu di atas rindu. Entah sampai kapan aku mampu memendam segalanya. Bersama angin ditemani bayangku hanya diam dan terdiam.
Kasih di atas cinta yang menjadi fitrahnya. Yang tak mampu ditepis pun ditolak dengan seketika. Membawa berjuta kenangan hangat pun indah di dalam romansa dilema yang ada. Tuhan menjadikan segalanya akan indah pada waktunya. Saat di mana hati bersama hati bertemu dan bertumbuh menjadi satu di dalam naungan kasih. Entahlah, mungkinkah itu hanya sekadar mimpiku saja atau mungkin itu akan menjadi kenyataan di dalam sebuah harapan yang aku pasrahkan di dalam teduhnya doa.
Yang ku mengerti saat ini, di antara harapan serta doa akan menjadi keajaiban tepat di waktu yang semesta aminkan nantinya. Entah besok, lusa, atau beberapa tahun mendatang. Semua romansa garis yang terlewati yang menjelaskan tentang kehadiranmu nantinya. Aku tak memintamu menjelaskan perihal kepergian yang kamu pilih. Membungkam seolah berdalih. Namun, hati tak mampu memungkiri bahwa kamu masih sangat jelas dan belum terhapus oleh masanya, yaitu apa yang menjadi kisah kita. Kamu pun masih mengingat dan menyimpannya di sudut hati yang terjaga. Begitu pun aku yang mengikhlaskan untuk segala rasa.
Melukis coretan keindahan yang mewarnai hiasan bayang mimpi. Semua keindahan itu bisa dilakukan dan akan nampak nyata jika kamu meniatkan di dalam hati yang terdalam untuk bisa melakukan membersamai apa yang kamu pilih agar menjadi lebih berarti. Buktikan dengan pembuktianmu di dalam ibadah. Bukan dengan menghalalkan segala cara.
Kamu yang telah menjadi pilar hatiku, tapi tenggelam bersama derasnya impian. Gapailah apa yang kamu idamkan. Dengan restu Tuhan. Jemputlah apa yang menjadi pilihan hatimu. Karena suara hatimu tidak mampu berkata dusta. Dan hanya hatimu yang memahami itu.
Kamu yang menjadi pilar hatiku. Aku selalu mendukungmu. Karena ketulusan dan keikhlasan sajalah yang mampu meredam rasa di atas mahligai mazbah yang akan membawa keberkahan di dalam naungan kasih pencipta-Nya. Petunjuk hatimu yang kan membawamu menunjukkan segala yang belum terbaca dalam nalar.
Kamu pilar hatiku. Pada saatnya nanti,kamu pasti akan mengerti dan kembali tanpa mencari. Karena kamu yang membawa kunci hati dari pemilik hati.
Â
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”