Jangan salah paham.
Aku menjauh bukan karena aku tidak menyukaimu. Justru karena aku nyaman di dekatmu, aku jadi takut keterusan dan terjebak di hubungan yang tidak jelas. Sudah bukan waktuku untuk main-main dalam hubungan perempuan dan laki-laki. Aku pun merasa tidak nyaman dengan pacaran atau sejenisnya. Aku tahu perkenalan kita tak diawali oleh sesuatu yang baik. Tapi semakin lama mengenalmu, aku paham kalau kamu lebih baik dari yang sebelumnya aku tahu. Aku mengagumi tegas agamamu dan lengkung mata dalam senyummu. Aku merindukan perhatianmu, Aku pun mulai menggebu dengan kehadiranmu. Tapi kita harus menahan diri sebelum makin "jauh".
Aku pun ingin menjaga hati, agar sebenar-benar perasaanku hanya untuk laki-laki yang niat menjadi pemimpinku.
Kalau kamu berpikir : "ah pasti ngga pernah pacaran, makanya sok begini". Kamu keliru. Justru karena aku pernah, makanya aku tak ingin mengulangi. Kalau kamu sebegitu perhatiannya, hanya masalah waktu untuk hatiku bisa kamu miliki. Begitu hatiku kamu genggam, selesai sudah. Aku tak ingin lagi memikirkan laki-laki yang tak jelas bagaimana perasaannya padaku. Tak ingin baper-baperan juga. Karena sekali aku jatuh hati, aku tak bisa berhenti. Dan kenapa aku menjelaskan ini?
Karena kamu laki-laki pertama yang membuatku jatuh hati, tanpa membutakan mata hati. Aku ingin kamu miliki, namun dengan memperbaiki diri. Aku berharap dekat denganmu, melalui pendekatan dengan Penciptamu.
Memang terlihat klise dan masih jauh, tergantung dari perspektif mana kamu melihatnya. Bila kamu paham dan punya pandangan sama, Alhamdulillah. Bila tidak, ya mungkin kita tak sepaham. Perempuan itu butuh kepastian. Aku pun tak ingin jadi PHP ke orang.
Prinsipku, kalau suka ya bilang, kalau nggak ya lupakan. Kalu serius ya datangi, kalau nggak ya tinggalkan. Laki-laki yang di pegang itu perbuatannya, bukan hanya perkataannya.
Sejujurnya aku malu untuk menghubungimu lebih dulu. Karena sepertinya image-ku sudah buruk di matamu. Tapi kamu pernah mengungkapkan kalau kamu tidak berpikir seperti itu padaku, Kamu ingin aku selalu ada di dekatmu.
Ah, kamu buat aku merona.
Sayangnya, aku harus menyudahi perasaan semu macam itu. Dan kembali ke dunia nyata.
Bagi perempuan sepertiku, yang mudah baper namun tidak ingin terjebak pada hubungan tanpa status, mungkin inilah jalan terbaik. Aku bukannya mudah jatuh cinta, namun ketika ada kenyamanan dan perhatian yang stabil diberikan, siapa yang tidak merasa istimewa? Daripada ada dalam hubungan kasih sayang namun tidak ada kepastian, lebih baik ada kepastian baru berkasih sayang kan?
Caranya agar diberi kepastian? Nah, memperbaiki diri. Beribadah. Ikhlas dengan rencana yang sudah digariskan Allah SWT. Ikhlas bukan berarti kita perempuan hanya duduk manis dan menunggu, namun berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Kalau berhijrah terasa berat, mulailah dengan hal-hal yang ringan. Perbaiki penampilan menjadi lebih sopan. Perbanyak hal-hal positif dalam pergaulan. Selalu filter apa yang kita ungkapkan menjadi bahasa yang lebih halus. Bersikaplah sewajarnya sesuai usia dan kewajiban. Perbaiki studi dan pekerjaan. Selain itu, perbaiki hubungan dengan keluarga. Bukankah doa terbaik adalah doa orangtua?
Ingatlah, jodoh dan rezeki sudah digariskan oleh Allah. Tergantung manusianya mau berusaha atau tidak. Kalau kamu memang jodohku, Alhamdulillah. Namun bila bukan, tidak apa. Aku akan menerima. Aku percaya tidak ada doa yang sia-sia dan Allah sudah menyiapkan yang terbaik untukku.
Maafkan aku bila ada salah ya. Aku hanya berusaha menjadi perempuan yang lebih baik. Dan aku harap kamu juga. Penantian memang menyesakkan. Tak mengungkapkan memang menyakitkan. Tapi bukan berarti kita pasrah kan? Selama aku dan kamu belum menjadi kita, ada jarak yang harus dipatuhi untuk menjaga kejernihan hati dan pikiran. Serta memberi ruang untuk memperbaiki diri.
Apapun, jaga diri disana, jaga kesehatan, semoga setiap aktivitas dan pekerjaanmu diberi kelancaran dan keberkahan. Aamiin. Semangat ya, ka! Ade disini kok. Bismillah, InsyaAllah.. :)
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”