Untukmu Wanitaku, Aku Hanya Minta Kau Bersabar Atas yang Kuupayakan Saat Ini

Untuk mengawali apa yang akan aku ungkapkan ini, pertama-tama aku ingin meminta maaf bahkan beribu maaf karena mungkin aku tidak sesuai ekspetasimu, mungkin juga aku tak seperti kebanyakan pria di luaran sana yang mungkin sudah mapan pada usia yang sama denganku saat ini, atau bahkan mungkin aku tak seperti kekasih teman-teman mu yang selalu memuja kekasihnya atau memberikan sebuah janji-janji manis, tapi inilah aku, ijinkan aku mencintai dan menyayangimu dengan caraku.

Advertisement

Aku sadar, mungkin di usiamu yang kini telah memasuki kepala dua mungkin begitu besar keinginanmu untuk segera menikah, mungkin juga ditambah faktor lingkunganmu yang mayoritas menikah di usia muda, atau bahkan karena begitu banyak pertanyaan “KAPAN NIKAH” dari lingkungan dan teman yang begitu deras mengalir, walaupun begitu lembut nadanya namun begitu tajam menghujam hatimu, maafkan aku…

Namun perlu engkau ketahui, menikah itu bukan hanya tentang kesiapan menghadapi akad dan resepsi, tetapi kesiapan menghadapi masa depan dalam menjalani suka dan duka dalam rumah tangga. Tidak hanya itu, menikah juga tentang mempersatukan dua pikiran yang mungkin berbeda dan juga mempersatukan dua keluarga menjadi satu keluarga besar. Tidakkah kau lihat begitu banyak contoh para remaja yang begitu menggebu melangsungkan pernikahan tanpa adanya sebuah persiapan yang matang, dan akhirnya hanya menjadi beban pikiran keluarga dan orang tua, apa engkau mau seperti itu? Tentu tidak 'kan?

Tetapi coba kau lihat orang-orang yang menikah di usia yang cukup dengan persiapan yang matang, tentu lebih membahagiakan bukan? Karena masa depan tidak dapat diprediksi, jadi kita harus mempersiapkan segala kemungkinannya, bahkan yang terburuk sekalipun.

Advertisement

Bersabarlah sayang…. Ya hanya itu yang saat ini dapat aku katakan, dikarenakan aku seorang anak laki-laki dan aku bukan berasal dari keluarga yang kaya, dan sudah tentu bukan hanya engkau yang aku pikirkan, aku juga bertanggung jawab memikirkan keluarga terutama ibuku. Karena aku bukan hanya ingin membahagiakan engkau, tetapi aku juga ingin membahagiakan mereka.

Saat ini aku tidak dapat menjanjikan apapun kepadamu, namun ketahuilah kekasihku, saat ini aku sedang mengupayakan masa depan yang lebih baik untuk kita dan keluarga. Aku tahu di luaran sana begitu banyak komentator yang berkomentar tentang hidupmu, hidupku ataupun hidup kita. Saranku, abaikan lah komentar mereka yang menjatuhkan mental kita, karena bagaimanapun keadaan kita mereka tidak akan berhenti berkomentar. Hidup kita adalah tanggung jawab kita sendiri, mereka hanya mengetahui secuil cerita dari kehidupan kita, bahkan mereka hanya mengetahui nama kita, tapi mereka tidak mengetahui banyak tentang kehidupan kita.

Advertisement

Jadi, abaikanlah…..

Tetapi untuk mewujudkan mimpi kita saat ini aku membutuhkan bantuanmu bukan hanya bentuk dukungan namun bantuan pikiran dan materi, paling tidak hanya sampai terlaksananya impian kita, yaitu menikah. Setelahnya biarkan aku yang sepenuhnya bertanggung jawab mencari nafkah.

Tenanglah kekasihku, sikap ku seperti ini bukan karena pria malas yang tak mau bekerja keras, hanya saja aku sadar dengan kemampuanku ,aku pun tidak bersantai ria ataupun berpangku tangan saat ini, lihatlah apa yang sudah kucapai saat ini, itu untuk masa depan kita, bahkan tempat berteduh yang mungil nan sederhana ini kupersembahkan untuk kita dan ibuku.

Bersabar lah sayang, kita akan sampai…..kita hanya tinggal menunggu keputusan sang pencipta untuk meng-IYA-kan keinginan kita. Tugas kita saat ini hanya berusaha semaksimal mungkin memperbaiki diri dan perekonomian kita. KITA LAKUKAN BAGIAN KITA, DAN BIARKAN TUHAN MELAKUKAN BAGIANNYA.

Terima kasih telah menjadi bagian dari hidupku,telah bersabar menghadapi sifat dan kekuranganku, dan juga telah setia mendampingiku dari mulai keterpurukanku, hingga sampai aku bisa menjadi seperti sekarang ini.

KITA BUKTIKAN PADA DUNIA DAN PADA KOMENTATOR-KOMENTATOR ITU BAHWA KITA TIDAK SEPERTI APA YANG MEREKA PIKIRKAN SAAT INI,KITA BUNGKAM MULUT MEREKA DENGAN BUKTI,BUKAN SPEKULASI,KITA BUAT MEREKA PENSIUN DINI MENJADI KOMENTATOR….

Hanya itu yang ingin aku sampaikan,semoga engkau memahaminya..

Dari aku yang sedang mengupayakanmu….10 NOVEMBER 2012.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Saya seorang anak laki-laki yang bukan berasal dari keluarga kaya namun selalu berusaha membuat orang tua bangga. Hoby saya memotret,dengan memotret saya dapat bercerita dan bahagia karena dengan memotret juga saya bisa mengabadikan moment spesial orang-orang di sekitar saya.Memotret juga memberikan saya begitu banyak pelajaran kehidupan.