Angkuh dan sombong perkataanmu dulu yang meremdahkanku, apakah hari ini masih tetap sama? Hidup ini seperti roda, teman, terkadang kita berada di atas, terkadang berada di bawah. Maka baiknya jangan sekali-kali kita memandang remeh orang lain, terlebih lagi pada seseorang yang kau panggil "teman".
Kita berteman sejak lama, namun dari dulu kau selalu meremehkan kemampuanku dan selalu memandagku sebelah mata. Kau akan berbaik hati dan selalu datang menujuku jika ada maunya, saat kau membutuhkan bantuanku dan saat kau sendiri, tidak ada teman bicara. Namun kau akan pergi menghilang kala aku sedih dan tertimpa masalah. Itukah yang disebut teman?
Masih ingatkah? Kala aku sakit tertimpa masalah, aku sendiri. Bukannya kau berdiri di sampingku seperti yang selalu kulakukan padamu, namun kau pergi meninggalkanku. Sulit sekali kala itu aku melewati masa-masa suram sendiri, kau malah mencaciku dan melontarkan kata-kata yang sampai saat ini sangat menyakitkan jika aku mengingatnya. Namun saat semua telah berlalu, aku berhasil melalui masalah itu, kau datang lagi seolah tidak pernah terjadi apa-apa.
"Teman yang baik tidak akan percaya pada rumor, dia akan percaya pada temannya sendiri."
Ya, harusnya kau ingat kutipan itu. Tapi tak mengapa, kata-kata yang dulu kau tujukan padaku telah meluncur keluar dari mulutmu, seperti anak panah yang telah dilepaskan, tidak bisa kau tarik kembali. Semoga kau sekarang atau kelak akan tahu bagaimana berada di posisiku kala itu, dan semoga kau kini bisa menemukan teman yang lebih baik dariku.
Kini saat kita sudah mulai dengan kehidupan masing-masing dan aku lebih bersinar dalam hal karir dan hidup, kau tiba-tiba menyapaku lagi. Bahkan kau bertanya padaku "enak ya kamu sekarang, masih ingat aku kan?", tanyamu saat menyapaku lewat jejaring sosial. Aku hanya bisa tersenyum dan menjawab, "tentu saja aku mengingatmu, kamu teman yang dulu meninggalkanku saat aku susah bukan? Lalu mecaciku dengan kata-kata yang tidak kamu pikirkan apakah menyakitkan atau tidak. Apa kabar kamu sekarang?"
Manusia di dunia ini tidak ada yang sempurna, Tuhan Maha Adil menciptakan semua dengan segala kelebihan dan kekurangan masing-masing. Maka seharusnya sebagai manusia tidak seharusnya kita mencela manusia lain. Setiap orang itu akan tumbuh, belajar, akan maju. Mungkin dulu kita bisa menghina orang lain, tapi siapa tahu di masa depan kita yang akan merangkak dalam lumpur menatap keberhasilan yang dulu kita hina.
Inilah hidup.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.