Untukmu, Seseorang yang Hadir dalam Hidupku Seperti Mimpi

Aku tahu, mungkin cerita ini akan sedikit gila karena cinta ini hadir lalu berakhir begitu cepat seperti FTV. Namun, memang inilah yang benar terjadi.. Hanya 15 hari kebersamaan kita.

Advertisement

Di tengah rutinitasku yang padat dan membosankan, tiba-tiba kamu hadir. Kamu menyapaku dengan tutur bahasamu yang selalu mampu membuat lengkungan senyum pada bibirku. Percakapan sederhana kita pada chat facebook rasanya tak pernah terasa membosankan. Kadang ada perasaan ragu, kala tiba-tiba rindu itu datang saat kamu tak kunjung membalas. Karena aku pernah terluka sebelumnya, dengan kisah cinta yang hampir sama, namun tlah kandas tak bersisa.

Pertemanan kita pun terus berlanjut dan semakin dekat. Kita saling bertukar nomer telepon, kemudian di susul dengan cerita-cerita seputar mimpi dan makanan favorit masing-masing. Kamu suka makan mie ayam dan menonton film anime. Tapi aku tidak tahu apakah kamu suka melakukan hal itu bersamaan. Kamu suka pemandangan pantai yang biru, tapi kamu tidak bisa berenang.

Kecintaanmu pada lukisan, membuatku tak lagi heran mengapa akhirnya kamu bisa langsung diterima dengan mudah di perguruan negeri fakultas seni itu. Namun sayangnya, itu terlalu jauh buatku. Aku hanyalah sebuah gadis biasa yang tinggal di sebuah kota kecil dengan rutinitas pekerjaan "menyapa orang" yang sangat padat.

Advertisement

Ya, aku memang selalu disapa balik oleh puluhan orang setiap harinya. Namun entah mengapa, sebuah pesan darimu yang hanya berucap,

"Pagi^^"

Advertisement

Mampu membuat dadaku seperti meledak karena kegirangan. Itu seperti sebuah semangat yang aku dapatkan setiap pagi darimu. Dan malam harinya, kamu menutup segala aktifitasku dengan ucapan,

"Good night^^" .

Kamu tahu? pesanmu itu seperti mengantarkan aku ke dalam mimpi indah yang selama ini hampir tidak pernah aku dapatkan lagi.

Lalu pertemuan pertama kita pun terjadi. Malam itu, jantungku berdegup seribu kali lebih cepat dari biasanya. Karena rencana pertemuan kita memang sangat mendadak. Aku bahkan tidak ada persiapan apapun, dan aku tahu, kamu juga pasti sama.

Kamu datang menjemputku seusai aku pulang kerja. Aku ingat kamu hanya mengenakan kaos hitam berlengan panjang dan tidak memakai jaket. Waktu itu aku yang sedang tidak enak badan, tapi aku justru lebih mengkhawatirkanmu. Dan malam itu adalah malam pertamaku melihat senyummu yang sampai sekarang masih bisa membuatku tersenyum juga tiap kali mengingatnya.

Percakapan kita hanyalah percakapan biasa yang terasa begitu ringan, namun justru disitulah entah mengapa aku bisa melihat satu hal yang begitu ajaib. Ya, aku seperti melihat diriku sendiri saat melihatmu berbicara, tertawa, dan meledekku. Itu seperti aku, saat aku menjadi diriku sendiri dan berada di depan sahabat-sahabatku.

Namun aku tak pernah menyangka, bahwa pertemuan kita di stasiun keesokan harinya adalah yang terakhir untuk kita. Kamu menungguku di depan stasiun dengan membawa beberapa tas lumayan besar, karena kamu akan kembali ke kota besar itu untuk kembali menuntut ilmu.

Kamu tahu aku tidak akan bisa berbuat banyak, apalagi harus mampu untuk menahan kepergiaanmu agar tidak kembali kesana. Jadi, aku memutuskan untuk memberimu kenang-kenangan. Sebuah kenang-kenangan yang sekaligus membuat peutmu kenyang.

Ya, sekotak makanan berisi nasi goreng yang bumbunya hanya menggunakan bumbu cepat saji plus telur dadar berisi sosis buatanku sendiri, dan kamu bilang rasanya enak. Hatiku sangat berbunga-bunga saat kamu membicarakannya berulang-ulang. Sungguh, kamu mau memakannya saja aku sudah sangat berterima kasih.

Dan beberapa hari kemudian, kita berencana akan menghabiskan waktu bersama dengan makan mie ayam dan es krim karena kamu akan pulang beberapa hari lagi. Tapi kamu tidak mau memberitahuku kapan. Sepertinya kamu mau memberi kejutan.

Dan benar saja, tiba-tiba kamu bilang kamu sudah dalam perjalanan pulang ke kota kecil ini. Hatiku sangat senang, dan tidak sabar menunggu janji itu bisa terealisasikan. Namun malam harinya, entah apa yang terjadi padamu, sebuah pertanyaanmu sungguh mengejutkanku.

"Sebenernya, apa kamu suka sama aku?"

Rasanya seperti tercekat saat membaca pesan singkat itu darimu. Kamu tahu? Dulu aku sudah pernah ditanyai seperti itu oleh salah satu lelaki yang penting juga untukku. Dan kisah itu berakhir tidak bagus. Maka dari itu, aku sangat-sangat takut saat mendapati kalimat itu lagi.

Seperti teka-teki yang pernah salah mengisi, Jika sebelumnya aku menyanggah dan bilang,

"Tidak mungkin, karena kita hanya berteman."

Dan kini, ku jawab padamu, "Aku nggak tahu. Kamu orangnya baik, dan asik. Aku nyaman sama kamu.."

Dan.., aku tetap saja salah dengan teka-teki itu.

Kamu menjawab, "Maaf, tapi aku hanya menganggapmu sahabat.."

Kamu ingin tahu rasanya seperti apa? Ya, rasanya seperti menggoreskan sebilah belati di atas luka yang belum jua kering. Perih, dan amat teramat sakit. Aku berniat untuk segera angkat kaki dari kisah ini dan meninggalkanmu. Tapi pada malam itu juga, kamu malah yang berlaku aneh. Kamu bilang selamat malam disertai dengan emotikon ungkapan rasa sayang. Aku juga tidak mengerti apa maksud dan maumu. Jadi sungguh, aku abaikan saja. Karena hatiku sudah terkadung sakit.

Dan keesokannya, kamu masih terus menghubungiku malah mengajakku untuk melaksanakan rencana kita yang tertuda itu :') Tapi bagaimana? semuanya sudah hancur kan? Sepertinya aku sudah jatuh hati padamu, namun dengan sengaja kamu menggerus-gerus ulu hatiku. Setidaknya, jangan memberiku harapan, agar aku tidak seperti ini.

Aku menolak ajakanmu itu. Dan karena kau terlihat sangat kecewa atas sikapku yang berubah menjadi dingin, akhirnya aku bertanya,

"Kamu suka aku atau enggak?"

Aku ingat sekali, itu baru hari ke tiga belas kita dekat satu sama lain. Lalu kamu jawab,

"Aku suka"

Dan hatiku seperti meleleh. Meskipun dilingkupi perasaan tak percaya, keraguan, dan semua hal buruk yang mungkin saja bisa terjadi diantara kita, namun akhirnya seluruh benteng pertahananku runtuh. Aku pun mengaku, jua menyukai dirimu.

Tapi kita tetap tidak jadi bertemu, dan kita sepakat tak menamakan hubungan ini apa-apa. Aku berfikir, kalau pun kita sudah mengaku memiliki perasaan yang sama, bukankah untuk bertemu itu adalah sebuah perkara yang mudah? Aku masih tidak enak badan, dan malam itu juga kamu memaksaku untuk makan.

Kamu bilang, kamu menyayangiku, maka dari itu aku harus makan. Dan seperti diberi tatih oleh sang raja, tanpa syarat, aku menurut begitu saja, padahal selama ini aku selalu menolak. Dan saat itu pula aku yakin, bahwa kamu sudah menjelma menjadi sosok yang sangat berarti bagiku, karena kata-katamu sangat berpengaruh besar untukku. Singkat cerita, aku sudah benar-benar menjatuhkan hatiku padamu. Aku merasa seperti memberi kesempatan kedua untukmu.

Tapi, dua hari kemudian,

Aku seperti terbangun dari sebuah mimpi yang indah dan mimpi itu telah berakhir. Karena saat membuka mata pagi itu, tidak ada lagi pesan,

"Pagi^^"

dan seharian penuh, tak ada kabar apapun darimu. Kamu seperti hilang begitu saja. Nyaris tak berbekas. Aku menebak, mungkinkah ini hanyalah akal-akalanmu untuk menjajal seberapa besar perasaanku? Kalau benar, maka kamu berhasil. Aku kalang kabut mencarimu. Aku seperti orang linglung dan bodoh karena kamu menghilang begitu saja tanpa mengatakan apa-apa, tanpa pamit padaku,

Aku menduga, kamu telah kembali ke kota besar, dan entah mengapa dengan tega tak menghubungiku selama berhari-hari. Aku memberanikan diri untuk mengusikmu lebih jauh sampai kamu bisa memberiku kabar. Dan ternyata, kamu sedang sakit. Sakit yang cukup parah, dan pulsamu habis, kamu bahkan memundurkan keberangkatanmu untuk kembali ke kota besar.

Kamu tahu? Aku sangat sangat mengkhawatirkan keadaanmu, aku pun dapat memahami bahwa kondisimu sepertinya begitu lemah dan hanya mampu membalas pesanku ala kadarnya. Tapi kenapa? Saat aku memberimu perhatian, kamu malah hanya membaca pesanku saja. Tanpa membalasnya. Apa salahku? Apakah sulit untuk mengatakan terima kasih?

Hari berlalu, dan kamu masih tidak menghubungiku.

Belakangan akhirnya aku tahu, status bbmmu adalah nama wanita lain- yang ternyata adalah masa lalumu. Kamu belum sempat menggantinya, dan karena memang kita juga baru dekat dan aku tahu namaku tidak akan mungkin bisa secepat itu menggantikan namanya.

Akhirnya aku bertanya,

"Apakah ada wanita lain yang kamu suka dan itu bukan aku?"

Kamu jawab, "Tidak ada yang aku suka."

…

"Waktu itu kamu pernah bilang sama aku, kalau kamu suka sama aku. Apa itu masih?"

"Masih, knp? Aku nggak mau membahas tentang perasaan lagi. Kita jalani dulu saja."

Ya, kamu benar. Aku juga ingin menjalani saja. Semuanya. Sama seperti dulu. Aku ingin semuanya mengalir begitu saja seperti air. Tapi apa?

Air mungkin sekarang sudah berubah menjadi keruh. Aku memberi perhatian padamu saja, lagi-lagi kamu hanya melihatnya saja. Tanpa memberi balasan apa-apa. Bagaimana bisa menjalani ini? Dan akhirnya aku sadar. Kamu memang mengacuhkan aku. Tak ingin membalas pesanku lagi, karena sampai detik ini pula kamu sama sekali tidak menghubungi aku.

Aku frustasi.

Kutanyai apakah ada wanita yang kamu suka, kamu jawab, tidak ada.

Kutanyai, apakah kamu masih menyukaiku, kamu jawab, masih..

Lalu mengapa aku memberi perhatian, kamu malah pergi?

Sungguh ini membuatku gila.

Kamu masih ada. Aku tahu kamu sudah lebih baik dari sakitmu. Meskipun sibuk karena aktivitas kuliah, tapi apakah kamu benar-benar tidak ada waktu untuk gadis yang pernah kamu billang sayang ini? Kamu bahkan seperti orang lain buatku.

Dan sekarang, semuanya terasa benar-benar terjadi seperti mimpi dalam tidurku semalam. Karena kamu sama sekali tidak menghubungiku lagi. Tapi rasa sakit ini terasa begitu nyata, dan itu membuktikan bahwa kamu dan cerita itu memang pernah ada.

Aku seperti orang bodoh selama berhari-hari. Merasa seperti kehilangan tanpa tahu apa yang telah dimiliki.

Aku tidak tahu dengan pasti alasanmu pergi, mungkin memang karena kesalahanku yang tidak kuketahui, atau mungkin kamu sudah menemukan pengganti yang menemanimu meraih mimpi dan lebih baik dari diri ini.

Aku hanya ingin kamu tahu, saat aku membuat tulisan ini, aku sedang sangat-sangat merindukanmu. Meskipun dalam hati aku telah berjanji tak akan mencoba menghubungimu lagi.

Perkenalan kita begitu cepat, kita jatuh cinta dalam waktu yang singkat pula. Dan hubungan ini pun, berakhir begitu saja, tanpa ucapan selamat tinggal.

Kini akan kuakhiri semuanya dari tulisan ini. Mungkin kita dapat berjumpa lagi di waktu yang lebih tepat, dan mungkin suatu saat nanti kita mampu mencoba lagi saat kita sudah sama-sama kuat.

Semua cerita yang pernah terjadi, biarlah menjadi mimpi indah untuk kita berdua simpan di dalam hati 🙂

Artikel aslinya di : http://miaveranika14040336.blogspot.co.id/2015/09/untukmu-seseorang-yang-hadir-dalam.html

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mari bercerita :)

17 Comments

  1. Miuw Mpie berkata:

    Mba,, yang sebenarnya adalah bahwa pria itu sama sekali tidak punya perasaan lebih ke anda. menurut saya jangan buang waktu untuk menyayangi orang yang tidak sayang sama kita. 🙂

  2. MiaVe berkata:

    wah.. mba baik sekali.. terima kasih untuk nasihatnya ^_^

  3. Miaa keren…. artikel nya bisa di unggah ke hipwee.. 🙂

  4. Amirudin berkata:

    mantap mbae ceritanya, hampir sama dengan cerita saya tapi lebih 1 hari tepatnya 2 minggu
    cuma tempat nya aja yg beda 😀

  5. MiaVe berkata:

    kalo di pas’in sama ceritaku kamu jadi yang cewe atau yg cowo nih? 😀

  6. MiaVe berkata:

    Makasih 😀

  7. Dina Dwi berkata:

    Mia , anda sgt berbakat…
    Cerita di atas sgt menarik…
    Saya sampai meneteskan air liur … krna tersentuh oleh ceritanya…
    Saya suka karya anda

  8. Amirudin berkata:

    Mia Veranika jadi apa aja deh 😀