Berhentilah berlari, karena aku sudah berhenti. Tak perlu lagi kamu menghindariku, aku sudah memutar arahku dan mulai meninggalkanmu. Bukan karena tak ada lagi cinta, tapi karena aku sadar bahwa tidak semua yang ku mau harus dengan mati-matian ku perjuangkan. Mungkin kamu merasa paling dibutuhkan sampai kamu lupa aku juga tak mungkin selamanya bertahan.
Saat aku jadikan kamu satu-satunya, kamu malah jadikan aku bagian kecil dari rentetan pilihan yang hadir dalam hidupmu. Saat aku masih merasa semuanya baik-baik saja kamu justru seolah memaksaku sadar bahwa cintamu sudah tak lagi sama. Entah karena apa. Seingatku, selama kita bersama aku selalu mengikuti apa yang kamu mau. Tak kusangka itu justru yang membuatmu tak ingin lagi merangkai cerita denganku.
Masih ingatkah bagaimana dulu kamu memintaku menjadi sosok yang kamu bilang 'melengkapimu'? Kenapa tak kamu coba mengusirku dengan cara manis seperti itu? Kenapa kamu justru seolah membuangku seperti pakaian lusuh yang tak ingin kamu kenakan kembali? Tak kusangka dalam kisah ini akulah yang pada akhirnya kalah, sebelum aku sendiri sadar bahwa permainan telah dimulai.
Bonekakah aku dimatamu? Yang menurutmu keberadaanku punya musimnya sendiri? Kamu sungguh terlalu! Kini kuucapkan terimakasih padamu yang dengan tega merusak boneka yang dulu selalu berhasil kamu buat tertawa tanpa jeda. Yang dulu kabarnya selalu paling kamu rindu. Yang dekapnya selalu kamu bilang sanggup meredakan kegelisahanmu.
Boneka ini akan pergi sekalipun dengan langkah yang tertatih, karena kamu tak pernah mengajarkannya berdiri sendiri. Kamu membuatnya bergantung dalam genggamanmu sebelum akhirnya menyeret dia pergi dari tempat tinggalnya selama ini. Entah akan ku temukan pemilik baru atau aku hanya akan tergeletak ditrotoar, aku rasa kamu sendiripun tak akan pernah perduli. Tapi percayalah, aku tak akan pernah mengganggumu lagi.
Masalah cinta kurasa kamu tak perlu tanya apa-apa. Ya! aku sangat cinta. Tapi bukankah memperjuangkan cinta hanya dengan dua tangan dan satu hati sangat menyakitkan? Kamu tak perlu mencari jutaan cara untuk menghindar, karena aku benar-benar sudah berhenti darimu dan melangkah meninggalkan cerita yang dulu selalu aku baca berkali-kali.
Sejujurnya, merasa tertolak jauh lebih baik daripada dicari hanya saat kamu membutuhkan. Akulah pelengkap penderita dalam cerita yang kamu buat sendiri. Harusnya kamu tahu sayang.. dengan aku selalu berusaha ada untukmu bukan berarti aku akan tetap seperti itu. Bila dulu kamu yang membuatku selalu merasa jadi satu-satunya, kenapa kini aku yang paling ingin kamu singkirkan?
Pergilah kalau kamu memang ingin. Aku juga tak akan berhenti disini. Semoga kelak kamu bahagia dengan semua pilihanmu. Tak perlu berfikir aku tak akan bahagia tanpa kamu. Bila dulu saat bersamamu aku punya segudang alasan menangis sepanjang malam, kini aku hanya perlu berusaha mencari alasan untuk tertawa bahagia. Paling tidak aku sadar karena kamu yang selalu melukai aku dengan keangkuhamu tak lagi ada dalam cerita hidupku.
Selamat jalan sayang.. Semoga kamu tak akan kembali ketempat itu. Tempat dimana aku pernah menunggumu sendiri dalam gelap, saat kamu lebih memilih tertawa bersama mereka yang menurutmu tak semerepotkan aku.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Suka banget sama artikelnya. Hampir sama ceritanya sm gue tapi beda nasib hahaha :’)
Terlalu suka 🙂 sama kayak situasiku sekarang ;(
🙁