Hei, kamu yang di sana, dengarlah sejenak percikan hatiku.
Kamu adalah seorang insan di antara sekitaran tujuh miliar lebih penduduk bumi yang ditakdirkan bertemu dan bersahabat denganku. Tidak ada kepura-puraaan dalam kisah kita. Seolah semesta mendukung, hampir selalu kau isi hari-hariku dengan tawa, senyum, tangis dan kemarahan. Ingatkah kamu? Sewaktu menyapaku dengan senyum yang menawan di suatu pagi atau ingatkah kamu? Sewaktu kau menangis sesegukan di hadapanku yang mana membuatku ingin selalu menjagamu. Lambat laun, setelah banyak episode terlewati, aku mulai merasa berbeda.
Aku tak mengerti rasa macam apa ini, yang aku tahu, aku merasa nyaman dan bahagia di sampingmu. Kamu seperti roler coaster, kadang di suatu pagi aku mendapatimu cerah layaknya mentari, kadang di pagi yang lain aku mendapatimu mendung layaknya langit hendak gerimis. Aku pun kadang bertingkah layaknya badut di depanmu, hanya untuk melihatmu tertawa renyah, aku mulai berharap waktu berjalan lambat ketika di sampingmu dan hei aku bahagia.
Bahkan kata-kata tak mampu mewakili apa yang aku rasa, kamu mempesona. ada rasa nyeri ketika melihatmu kepayahan. Ada rasa senang menyusup ketika melihatmu riang.
Tak bisa kupungkiri aku telah jatuh. jatuh sejatuh jatuhnya, aku mengaku, aku jatuh hati padamu. Demi kau, aku rela melakukan hal-hal remah yang manis bahkan belum pernah kulakukan sebelumnya.
Yau changed my life without even trying.
Baru kali ini aku merasa perasaan mengubahku, aku rela datang lebih awal ke kampus dari jadwal rutinku untuk sekedar bisa bercanda denganmu karena aku tahu kau selalu datang di awal pagi. Bahkan aku tahu ketika kau berada dalam kondisi yang kurang sehat tanpa harus diberitahu terlebih dahulu.
Dekat denganmu seolah mampu membuat indraku bekerja berkali-kali lipat. Satu saja perubahan kecil darimu aku tahu.
Bak sinetron, kisah ini dibumbui oleh kisah kau dan dia.
Sesungguhnya sebelum aku mulai dekat denganmu, aku telah terlebih dahulu tahu dari teman-temanmu bahwa kamu telah mempunyai seorang kekasih, aku tak ambil pusing, toh aku tak bisa memilih kemana hatiku harus berlabuh, aku terperangkap rasa nyaman yang tercipta antara kita berdua.
Aku memilih tetap berada di sampingmu. walau kutau ada kemungkinan berakhir buruk buatku.
Kau tenang saja, jangan khawatirkan aku. aku akan baik-baik saja. Walau aku sempat kalut akan kehilangan kenangan bersamamu, tapi sekarang aku mulai tenang. aku tetap menyanyangimu tapi aku tak mengharapkanmu lebih, malah aku akan marah kalo tiba-tiba kau berpaling karena aku bukan pilihan.
Bersenang-senanglah toh kalau pun kau jodohku kita tetap berakhir bersama.
Bukannya aku tak ingin mengupayakanmu, aku masih menghargai pilihanmu saat ini. Apa yang bisa aku lakukan selain mendoakanmu? Mencintaimu dengan hebat membuat aku belajar hal positif dan hal negatif. tidak baik bagiku untuk terus-terus mencintaimu dengan hebat di saat belum ada ikatan antara kita, aku harus mundur sejenak dan mengatur langkah. Karena aku seorang pria yang diajari harus mempunyai prinsip dalam hidup. Positifnya aku jadi belajar dan menemukan orientasi cinta seperti apa yang akan ku mainkan kelak. Satu hal yang aku yakini. Jika ditakdirkan bersama, aku yakin mampu membuatmu jatuh cinta dengan telak kepadaku.
Untukmu sahabat wanitaku.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.